Mohon tunggu...
DUTA INOVATIF INDONESIA
DUTA INOVATIF INDONESIA Mohon Tunggu... Editor - By Youth Idea Community (YIC) Indonesia

Duta Inovatif Indonesia adalah Program dari Youth Idea Community (YIC) Indonesia yang dibuat bertujuan untuk menjadi tempat anak muda dalam Berkolaborasi dan Berinovasi melalui Pembuatan “Konten” di Media Sosial dan Pelaksanaan “Sosial Project”. Duta Inovatif Indonesia terpilih akan melaksanakan masa Penugasan 80% secara online dengan bertugas dalam membuat “Konten Digital” untuk Media Sosial serta akan berlangsung selama 3 Bulan. Adapun misi wajib dalam pembuatan “Konten Digital” ini terbagi kedalam 4 Program Utama Duta Inovatif Indonesia yaitu : Inovatif Berliterasi, Inovatif Sosial Media, Inovatif Digital Campaign, dan Inovatif Jurnalistik. Selain melaksanakan aktivitas online, Duta Inovatif Indonesia Terpilih juga akan melaksanakan 20% penugasan secara offline. Penugasan offline dilaksanakan menjelang periode akhir masa penugasan dalam bentuk aktivitas “Sosial Project” sebagai 1 Program Wajib Duta Inovatif Indonesia (Final Assigenment). Penugasan offline dilaksanakan di lingkungan masing-masing Duta Inovatif Indonesia Terpilih (tidak mobilisasi ke Provinsi/Daerah lain).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Literasi Digital : Harapan Dan Tantangan Di Era Globalisasi

22 Januari 2025   05:49 Diperbarui: 22 Januari 2025   05:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vika Oktaviani Seorang Pakar Dalam Bidang Literasi (Sumber : doc.1 arsip peribadi)

Dalam era globalisasi, literasi digital menjadi salah satu kemampuan yang sangat penting bagi masyarakat modern. Vika Oktaviani, seorang pakar dalam bidang literasi digital, menekankan pentingnya penguasaan kemampuan ini sebagai bagian dari menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang. Dalam wawancara eksklusif, Kak Vika membagikan pandangan, harapan, dan tantangan terkait literasi digital di Indonesia.

Menurut Kak Vika, literasi digital mencakup kemampuan mengolah informasi, memanfaatkan teknologi, serta melakukan evaluasi kritis terhadap media digital. "Literasi digital adalah tentang bagaimana kita dapat menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab", ujarnya. Kemampuan ini memungkinkan individu untuk menyaring informasi, memahami sumber data yang valid, dan menghindari jebakan informasi palsu atau hoax.

Kak Vika melihat perkembangan literasi digital di Indonesia mengalami kemajuan pesat. "Teknologi semakin maju dan globalisasi semakin terasa. Masyarakat kini lebih mudah mengakses informasi terbaru setiap harinya", katanya. Namun, Kak Vika menekankan bahwa kemajuan ini harus diiringi dengan edukasi yang memadai agar teknologi dapat digunakan secara bijak dan bertanggung jawab.

Pendidikan memegang peran penting dalam meningkatkan literasi digital. Kak Vika menekankan bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer ilmu, tetapi juga sebagai media untuk membangun kesadaran tentang pentingnya literasi digital. "Kita perlu memastikan bahwa sistem pendidikan kita mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam menggunakan teknologi. Hal ini meliputi pengajaran tentang bagaimana menyaring informasi, memahami etika digital, dan memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif", tambahnya.

Kak Vika juga menyebutkan pentingnya integrasi literasi digital dalam kurikulum pendidikan formal dan nonformal. Dengan demikian, siswa tidak hanya diajarkan cara menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga cara berpikir kritis dalam mengolah informasi yang mereka temui di dunia maya.

Vika Oktaviani Seorang Pakar Dalam Bidang Literasi (Sumber : doc.2 arsip peribadi)
Vika Oktaviani Seorang Pakar Dalam Bidang Literasi (Sumber : doc.2 arsip peribadi)

Literasi digital yang baik dapat memberikan dampak positif yang besar. Contohnya, individu yang memiliki kemampuan literasi digital mampu menggunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti membuat konten edukatif, mempromosikan usaha kecil, atau membangun jaringan profesional. "Media sosial dapat menjadi alat yang sangat kuat jika digunakan dengan benar. Banyak peluang yang bisa diraih", katanya.

Namun, Kak Vika juga mengingatkan akan dampak negatif bagi mereka yang kurang literasi digital. "Orang yang tidak memiliki kemampuan ini cenderung mudah terpengaruh oleh informasi hoaks dan sering kali menggunakan media sosial untuk hal-hal yang tidak produktif. Ini adalah salah satu tantangan besar yang harus kita atasi", ujarnya. Dalam konteks ini, Kak Vika menekankan pentingnya edukasi yang berkelanjutan.

Salah satu tantangan terbesar dalam meningkatkan literasi digital adalah memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang cara memanfaatkan teknologi secara bijak. "Masih banyak orang yang menelan mentah-mentah informasi dari internet tanpa memverifikasi kebenarannya. Hoax dan informasi palsu menyebar dengan cepat karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menyaring informasi", jelasnya.

Kak Vika juga menegaskan bahaya lain yang muncul, seperti maraknya situs judi online dan konten yang tidak sesuai. "Ini adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian semua pihak, mulai dari pemerintah, sektor pendidikan, hingga masyarakat itu sendiri", tambahnya. Untuk menghadapi tantangan ini Kak Vika menyarankan beberapa langkah yang dapat diambil, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memverifikasi sumber informasi, menggunakan teknologi untuk edukasi, dan menciptakan regulasi yang mendukung literasi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun