Mohon tunggu...
DUTA INOVATIF INDONESIA
DUTA INOVATIF INDONESIA Mohon Tunggu... Editor - By Youth Idea Community (YIC) Indonesia

Duta Inovatif Indonesia adalah Program dari Youth Idea Community (YIC) Indonesia yang dibuat bertujuan untuk menjadi tempat anak muda dalam Berkolaborasi dan Berinovasi melalui Pembuatan “Konten” di Media Sosial dan Pelaksanaan “Sosial Project”. Duta Inovatif Indonesia terpilih akan melaksanakan masa Penugasan 80% secara online dengan bertugas dalam membuat “Konten Digital” untuk Media Sosial serta akan berlangsung selama 3 Bulan. Adapun misi wajib dalam pembuatan “Konten Digital” ini terbagi kedalam 4 Program Utama Duta Inovatif Indonesia yaitu : Inovatif Berliterasi, Inovatif Sosial Media, Inovatif Digital Campaign, dan Inovatif Jurnalistik. Selain melaksanakan aktivitas online, Duta Inovatif Indonesia Terpilih juga akan melaksanakan 20% penugasan secara offline. Penugasan offline dilaksanakan menjelang periode akhir masa penugasan dalam bentuk aktivitas “Sosial Project” sebagai 1 Program Wajib Duta Inovatif Indonesia (Final Assigenment). Penugasan offline dilaksanakan di lingkungan masing-masing Duta Inovatif Indonesia Terpilih (tidak mobilisasi ke Provinsi/Daerah lain).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Azzahra Putri Santi : "Membangun Karakter Generasi Melalui Pendidikan"

4 Januari 2025   06:53 Diperbarui: 4 Januari 2025   06:53 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Azzahra Putri Santi Seorang Aktivis Pendidikan (Sumber : doc.1 arsip pribadi)

Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun karakter generasi masa depan. Hal ini ditegaskan oleh Azzahra Putri Santi yang akrab disapa Kak Zahra, Presiden Yayasan Seribu Satu Cita, berbagi pandangannya tentang pendidikan.

Menurut Kak Zahra, pendidikan bukan hanya soal belajar mata pelajaran seperti matematika atau ilmu pengetahuan sosial. Lebih dari itu, pendidikan adalah sebuah alat atau tools untuk membentuk karakter individu. “Orang yang benar-benar berpendidikan pasti memiliki karakter”, ujarnya. Pendidikan menjadi fondasi penting dalam membangun generasi masa depan yang berkarakter.

Dalam hal ini terbukti dengan didirikannya Yayasan Seribu Satu Cita pada Tahun 2019, yang merupakan wujud keresahan Kak Zahra dan Timnya terhadap masalah pendidikan di Indonesia. Kak Zahra terinspirasi dari pengalaman pribadinya, di mana akses pendidikan yang layak menjadi tantangan besar setelah kehilangan ayahnya di usia muda. “Saya ingin membantu anak-anak yang mengalami situasi sulit agar mereka tidak merasa sendiri dan tetap memiliki harapan untuk masa depan”, ujarnya.

Azzahra Putri Santi Seorang Aktivis Pendidikan (Sumber : doc.1 arsip pribadi)
Azzahra Putri Santi Seorang Aktivis Pendidikan (Sumber : doc.1 arsip pribadi)

Melalui Yayasan ini Kak Zahra berfokus pada pemberdayaan anak-anak yang kurang beruntung. Salah satu program unggulan mereka adalah Rumah Cita, tempat anak-anak belajar, mengaji, dan mengerjakan tugas sekolah dengan bimbingan sukarelawan. Program ini menunjukkan pendekatan berbasis kebutuhan (human-centric) yang menempatkan penerima manfaat sebagai pusat perhatian.

Sebagai seorang mahasiswa dan presiden Yayasan, Kak Zahra menunjukkan bagaimana pentingnya manajemen waktu yang baik. “Manajemen waktu bukan soal metode, tapi soal kesadaran diri”, katanya. Menurut Kak Zahra, kunci untuk mengatur waktu adalah memahami prioritas dan memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik.

Sebagai seorang aktivis pendidikan tentu ada tantangan tersendiri. Kak Zahra mengungkapkan bahwa ketimpangan pendidikan antarwilayah masih menjadi masalah utama. Pulau Jawa memiliki akses pendidikan yang jauh lebih baik dibandingkan wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Kak Zahra juga menyoroti kurangnya fasilitas seperti laboratorium dan perpustakaan di sekolah-sekolah daerah.

Azzahra Putri Santi Seorang Aktivis Pendidikan (Sumber : doc.3 arsip pribadi)
Azzahra Putri Santi Seorang Aktivis Pendidikan (Sumber : doc.3 arsip pribadi)

Menurut Kak Zahra, walaupun teknologi dapat menjadi solusi untuk mengatasi beberapa tantangan ini. Namun, Kak Zahra menekankan bahwa digitalisasi pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi anak-anak di daerah terpencil. “Tidak semua anak memiliki akses ke perangkat digital atau internet. Kita perlu memastikan semua pihak mendapatkan kesempatan yang sama”, jelasnya.

Dalam mewujudkan rencananya tentu Kak Zahra perlu bantuan banyak orang, dalam hal inilah mahasiswa memiliki peran besar untuk mendukung pendidikan. Mereka dapat berkontribusi melalui kegiatan mengajar, membangun komunitas, atau menyuarakan gagasan mereka di media sosial. “Jangan takut untuk menyuarakan ide. Sebagai mahasiswa, kita memiliki peluang besar untuk memengaruhi kebijakan dan membawa perubahan”, katanya.

Kak Zahra berharap pendidikan wajib dua belas tahun benar-benar dapat direalisasikan di seluruh Indonesia. Kak Zahra juga mendorong semua pihak untuk melihat pendidikan sebagai investasi masa depan. “Pendidikan adalah kunci untuk membuka banyak pintu kesempatan. Jadilah hebat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar”, tutupnya dengan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun