Fitra Riyanto yang akrab disapa Kak Fitra merupakan seorang Pemuda Pelopor asal Provinsi Banten yang memiliki pandangan unik tentang pendidikan. Kak Fitra menyebut pendidikan sebagai “weapon” atau senjata yang dapat mengubah mindset. Bagi Kak Fitra, mindset yang tepat akan membawa seseorang mencapai tujuan mulia.
Dalam hal ini dibuktikan dengan berdirinya sebuah forum edukasi, yaitu Alang Institute yang berhasil membawa Kak Fitra hingga menjadi Pemuda Pelopor tingkat nasional mewakili Provinsi Banten.
Motivasi Kak Fitra dalam mendirikan ‘Alang Institute’ berawal dari pengalaman pribadinya. Sebagai siswa SMA, Kak Fitra merasa kesulitan mengakses informasi tentang kuliah dan beasiswa. Hal ini berlanjut saat Kak Fitra hampir putus kuliah karena keterbatasan dana. “Saya tidak ingin pengalaman ini terulang pada anak-anak muda lainnya”, ungkapnya. Pengalaman tersebut membuat Kak Fitra memutuskan untuk membangun forum edukasi pada tahun 2021.
Faktor eksternal, seperti rendahnya sumber daya manusia di Pandeglang dan tingginya angka pengangguran, juga mendorongnya untuk bertindak. Kak Fitra mendirikan Alang Institute sebagai wadah untuk membantu generasi muda mendapatkan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan informasi yang sebelumnya sulit dijangkau.
Dalam menjalankan forum ini Kak Fitra menawarkan berbagai program yang dirancang untuk membangun kompetensi anak muda. Dari pelatihan soft skill seperti public speaking hingga pelatihan hard skill seperti editing dan kepemimpinan, komunitas ini hadir untuk mempersiapkan pemuda menjadi individu yang berdaya saing. Selain itu, dalam forum ini Kak Fitra menyediakan program beasiswa, pelatihan keagamaan, dan relasi antar-anggota yang kuat. “Kami ingin menciptakan lingkungan dimana anak-anak muda merasa dihargai, didukung, dan termotivasi untuk berkembang”, jelas Kak Fitra.
Di era digital seperti sekarang tentu ada tantangan tersendiri. Kak Fitra mengakui bahwa pendekatan digital memiliki kelemahan. “Setiap minggu, kami mengadakan pelatihan yang 80% berbasis digital melalui Zoom dan Google Meet. ini memungkinkan kami menjangkau teman-teman di seluruh Indonesia”, ungkapnya.
Namun, Kak Fitra juga mengakui bahwa penggunaan platform digital memiliki kelemahan, seperti kurangnya interaksi langsung dan minimnya “feel” dalam pelatihan virtual menjadi tantangan yang harus dihadapi. Meski begitu, Kak Fitra optimis bahwa teknologi tetap menjadi alat yang efektif untuk memperluas jangkauan program edukasi.
"Hari ini kita sebagai pemuda, jangan sampai diam, jangan jadi generasi yang useless, tapi kita harus menyelesaikan sebanyak mungkin persoalan di lingkungan kita. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama", ujarnya penuh semangat.