Mohon tunggu...
Bambang Irawan
Bambang Irawan Mohon Tunggu... -

Lahir di Tuban, Jawa Timur Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna " Ojo Lali, Ojo Dumeh, Ojo Ngoyo" dalam Filosofi Jawa

31 Mei 2014   22:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 18252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya membaca di media online VIVAnews.com ( Sabtu, 30 Mei 2014 ) yang dalam berita tersebut tertulis kalimat "Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo” dan menurut saya kurang pas dalam penjabaran makna dan arti dari kalimat tersebut menurut filosofi jawa.

Mohon ma’af sebelumnya dan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada VIVAnews apabila kami memuat ulang berita tersebut sebagai referensi agar tidak timbul salah persepsi dan fitnah.


VIVAnews - Calon presiden Prabowo Subianto mengatakan uang bukan segalanya dalam perjuangan. Baginya banyak pesan dari orang tua yang sangat berharga dan membuatnya menjadi seperti saat ini.

"Salah satu yang membesarkan saya adalah amanat dari mertua saya almarhum Pak Harto (Mantan Presiden Soeharto)," katanya di Solo, Jawa Tengah, Kamis 29 Mei 2014.

Parabowo mengisahkan ketika itu ia berpangkat Mayor dan memimpin sebuah batalion Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat yang akan menjalankan operasi di suatu wilayah.

"Pak Harto memanggil saya. Beliau tahu saya akan bertugas. Saya senang, di pikiran saya, saya akan dikasih sangu (bekal berupa uang). Perwira muda lain di batalion juga berharap saya dapat sangu untuk tugas operasi," ujarnya.

Setelah mendapat panggilan, Prabowo segera menemui Pak Harto di kediamannya. "Bapak sedang ada di dekat TV. Saya disuruh duduk di dekatnya. Sebagai seorang purnawirawan militer, dia memahami betul tugas operasi," jelasnya.

Setelah lama bercerita tentang tugas operasi dan tugas negara, Pak Harto menitipkan tiga amanat. "Ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo. Setelah itu, bapak langsung nyuruh saya kembali ke batalion," ungkapnya.

Ia mengaku sempat bingung dengan tiga pesan itu, apalagi harapannya untuk mendapat uang saku tambahan tidak tercapai. "Sampai batalion, para perwira langsung tanya dapat sangu apa. Saya bilang cuma dapat amanat," katanya.

Amanat itu kemudian disampaikan Prabowo kepada rekan sebatalion. "Awalnya saya tidak mengerti, tapi ada teman saya yang paham dan menjelaskan amanat itu. Setelah saya paham amanat itu, saya pasang di peta operasi. Hasilnya batalion kami menjadi batalion terbaik," ujarnya.

Prabowo selalu mengingat pesan Soeharto. Ia berharap pesan itu bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi masyarakat. Pesan justru menjadi lebih bernilai daripada uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun