"Buta mata tidak nampak dunia. Buta hati tidak nampak kebeneran Buta Hati lebih Berbahaya" (Jalaludin Rumi)
Kesempatan memiliki panca indera penglihatan yang sempurna adalah anugerah luar biasa yang diberikan oleh Sang Maha Melihat bahkan dapat melihat jauh di dalam hati yang terdalam manusia.Â
Normalnya manusia sudah pasti mampu untuk melihat keindahan dunia dan se-isinya atau sesuatu yang tak kasat mata. Bukan sesuatu makhluk yang berada di dimensi lain, namun sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh mata hati yaitu keyakinan. Bahwa esensi Tuhan itu nyata dengan adanya alam semesta, tentu ada bukan hanya tiba-tiba.
Kendati demikian yang nampak di hadapan kita ialah banyak diantaranya memiliki mata yang terang namun gelap untuk menilai suatu makna kehidupan. Juga banyak diantaranya memiliki mata yang gelap namun terang untuk menilai suatu makna kehidupan.
Itulah Dunia, tempat dimana Manusia belajar satu dengan yang lain, belajar saling memahami, belajar saling menasehati, belajar saling memberi, belajar tidak membenci apalagi mencaci serta belajar tidak hanya membelai hingga membuatnya lalai tapi, menampar hingga membuatnya sadar. Yang melihat mampu menuntun yang buta itulah hakikatnya.Â
Belajar dari sebuah sejarah hidup manusia yang menjadi mayoritas dari tatanan dunia saat ini, bahwa dahulu sudah banyak sebuah kisah dan pelajaran hidup yang masih relevan hingga saat ini.Â
Benar adanya jika kita memaknai sebuah sejarah adalah suatu peristiwa atau kejadian dimasa lampau dan akan terulang kembali di masa yang akan datang (Masa kini). Namun berbeda tokoh, waktu dan tempatnya. Yang tidak ada ubahnya ialah Alur sejarah itu.Â
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah semakin diperas, yang menang akan menulis sejarah, yang kalah akan pasrah ada atau lenyap dalam sejarah. SEDERHANANYA, hal ini dapat kita pastikan dengan menjadi bagian dalam sejarah, menjadi PEMENANG atau PECUNDANG.
HATI-HATI BUTA HATI!!. Menjalani kehidupan yang bermakna perlu mata yang mampu mengambil pelajaran dari sejarah yang telah lalu. Perlu mata yang mampu menyaksikan nasib akhir dari orang zalim sepanjang sejarah peradaban dunia. Sebab dunia saat ini sudah tidak baik-baik saja. Berhijabkan kebodohan, fanatisme dan cinta dunia yang merusak.Â
Jika menjalani hidup adalah pilihan, maka mau jadi seperti apa diri kita? Sebab apa yang menjadi kemauan diri terbentuk dari apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita yakini serta apa yang kita pikirkan.Â
Maka mulailah! Selaraskan antara Mata, telinga, pikiran dan Hati. Jangan menunggu nanti karena kita tidak tahu kapan dan dimana kita mati.Â
"hidup didunia tanpa menyadari arti dunia adalah seperti berkeliaran di perpustakaan besar tanpa menyentuh buku-bukunya" (Manly P. Hall)
SADAR! ini Hanya Narasi, Mari Ekspresikan dengan amal bakti hingga kau dapat Menuai arti, makna dan maksud yang tersembunyi.Â
Hatur Thankyou sudah membaca para duta edu masa kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H