Kemajuan teknologi dan internet merupakan keniscayaan yang tak dapat dihindari. Pasalnya internet memiliki peran penting terhadap kehidupan manusia.
Perkembangan jaringan internet pun turut diimbangi dengan berbagai inovasi yang melahirkan bermacam-macam aplikasi seperti YouTube, Instagram, Email, Twitter, dan lainnya. Semakin ke sini, beragam aplikasi tersebut tentu semakin akrab digunakan oleh masyarakat.
Keakraban tersebut tidak terlepas dari beragam manfaat yang dirasakan oleh para penggunanya. Ada pengguna yang memanfaatkan beragam aplikasi tersebut untuk bekerja, untuk mencari hiburan, atau juga belajar hal-hal baru yang tidak didapatkan di bangku sekolah.
Meskipun menghadirkan segudang manfaat, namun jika dilihat dari sisi lain, beragam aplikasi tersebut juga memiliki sisi negatifnya. Instagram misalnya, aplikasi yang begitu popular untuk berbagai foto dan video ini sering dimanfaatkan oleh buzzer untuk menggiring opini publik.
Kemunculan buzzer ini tentu menghadirkan keresahan tersendiri di tengah jagat media sosial. Sebab tidak jarang, posting-an atau komen yang dilempar buzzer sering menghadirkan diskusi tidak sehat atau bisa dikatakan bukan melahirkan solusi justru malah membuat polarisasi di tengah masyarakat semakin kuat. Tak jarang, keberadaan buzzer justru bisa menimbulkan konflik tersendiri di jagat dunia maya.
Begitu juga dengan aplikasi seperti YouTube, banyak content creator yang kebelet trending dengan menghasilkan video-video sampah atau tidak mendidik.
Seakan terhipnotis, beragam konten yang disajikan sukses membuat setiap pengguna internet betah berselancar di jagat dunia maya.
Saking candunya terhadap beragam aplikasi tersebut, banyak para pengguna yang merasa kesal atau bahkan marah ketika jaringan internet mengalami gangguan. Saya pun juga begitu ketika jaringan internet mengalami gangguan.
Namun, setelah dua minggu lebih berada di lokasi dengan jaringan internet yang tidak stabil, saya menyadari masih ada sisi positif yang bisa dipetik.
Misalnya ketika jaringan internet sedang down parah memaksa smartphone tidak dapat berjalan maksimal. Boro-boro untuk YouTube, sekedar mengirim chat via Whatsapp aja pending. Meskipun merasa sebal, namun peristiwa tersebut tetap menghadirkan sisi positif yakni melatih seseorang untuk tidak terlalu kecanduan dalam menggunakan smartphone.Â