Menurut, Gubernur BI Perry Warjiyo, pada Kamis (20/2) lalu mengungkapkan, langkah tersebut dipilih guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya perbaikan prospek ekonomi global tahun 2020 akibat munculnya Covid-19.
"Kebijakan moneter tetap akomodatif dan persisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali, kondisi eksternal yang aman, serta sebagai langkah preemptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya perbaikan prospek ekonomi global tahun ini akibat munculnya virus Covid-19," kata Perry dikutip dari Kotan. Â
Sektor pariwisataÂ
Sebelum Covid-19 menyebar ke berbagai negara, melalui Kementerian Keuangan, Pemerintah Indonesia memiliki target terdapat pemasukan negara di sektor pariwisata tahun 2020.
Adapun target tersebut berupa, kunjungan wisatawan domestik yang ditargetkan 312 juta orang, wisatawan mancanegara 18,5 juta orang, tenaga kerja pariwisata 13 juta orang, devisa 21 miliar USD, dan pariwisata memberikan kontribusi PDB nasional sebanyak 4.8%.
Melihat kondisi saat ini, di mana wabah Covid-19 terus menyebar, rasanya Pemerintah Indonesia harus ekstra bekerja keras agar target tersebut dapat terpenuhi.
Bukan hanya itu, penutupan sementara penerbangan dari dan menuju Tiongkok juga memberikan dampak tersendiri bagi sektor pariwisata Tanah Air. Pasalnya wisatawan asal Tiongkok menjadi salah satu wisatawan mancanegara terbesar yang mengunjungi Indonesia. Atas hal tersebut, Indonesia terancam kehilangan devisa pariwisata hingga 4 miliar USD.
Selain menghantam sektor pariwisata, menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dampak turunan dari Covid-19 juga dirasakan pada lini Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama pada unit usaha makanan dan minuman.
Jangan panik
Meskipun Covid-19 sukses memberikan dampak negatif hampir berbagai lini kehidupan, masyarakat dihimbau untuk tidak panik dalam menghadapi wabah tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University per Selasa (3/3/2020) pukul 18.06 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai 91.113 kasus.
Dari jumlah kasus tersebut, tercatat 3.118 mengalami kematian dan 48.134 pasien dinyatakan sembuh. Sementara itu, sumber tersebut juga menyebutkan, presentase angka kesembuhan terhadap penyakit tersebut mencapai 52,7%.
Meskipun di atas 50%, sumber tersebut mengatakan ada di beberapa negara yang memiliki tingkat kesembuhan mencapai 100%.