Mohon tunggu...
Dustin Dwi N
Dustin Dwi N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Dustin Dwi Novpriyo_41120010024_Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karismatik dari Mahatma Gandhi

15 Oktober 2022   23:30 Diperbarui: 15 Oktober 2022   23:47 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

_Quiz-7_

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Tidak lama lagi kita akan dihadapkan dengan hajatan negeri yang dihelat lima tahun sekali, Pilpres 2024 yang akan mendatang. Orang-orang yang memiliki kepentingan dan kekuasaan akan berlomba-lomba mencitrakan dirinya dan jagoannya sebagai pilihan terbaik menurut versi nya mereka.

 Di Era kemajuan teknologi dan sliwar-sliwer informasi ini, kita kerap dibuat kebingungan mana yang sejatinya baik atau hanya penampilan nya saja yang baik walaupun kata "baik" adalah nilai yang tidak bisa dipandang dari satu sisi saja. 

Orang baik bukanlah yang setiap detik, menit dan jam nya memberikan ceramah-ceramah, mengatur kebaikan bahkan mondar-mandir naik mimbar. Kebaikan sejatinya adalah laku kehidupan. 

Untuk itu, saya hendak memberikan secuil informasi mengenai kepemimpinan dan  gaya kepemimpinan dari salah seorang tokoh yang bijaksana, memiliki sifat,kharisma, kapasitas dan kapabilitas yang mempuni.

Kepemimpinan adalah tema klasik yang menarik karena perbincangan mengenai kepemimpinan akan musnah jika kehidupan yang kita jalani juga musnah. 

Kepemimpinan esensinya adalah pertanggung jawaban suatu proses memberi atau mempengaruhi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya untuk mencapai suatu tujuan.

Sejak lahir ke bumi manusia diciptakan sebagai pemimpin. Pemimpin untuk dirinya sendiri maupun orang lain, namun hanya beberapa manusia yang menjadi pilihan oleh banyak umat manusia yang layak memimpin dan mempengaruhi banyak orang. 

Seseorang yang akan saya bahas adalah pemimpin yang  terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India dengan mengusung Gerakan Kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai tanpa adanya kekerasan. 

Namanya, Mohandas Karamchand Gandhi lahir di  Porbandar, Gujarat, India, 2 Oktober 1869 - meninggal di New Delhi, India, 30 Januari 1948 pada usianya yang ke-48 tahun.

Orang-orang mengenalinya Mahatma Gandhi. "Mahatma" adalah gelar dalam bahasa India diartikan sebagai orang yang berjiwa besar dan luas. Beliau adalah guru agung dan pemimpin spiritual dari India.

Pada masa kehidupannya, banyak negara yang merupakan koloni Birtania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan negaranya agar memiliki pemerintahannya sendiri. 

Mahatma Gandhi menjadi panutan dan pahlawan bagi rakyat India karena kehidupan dan aktivitas nya yang fenomenal, segala pandangan hidup, ajaran sosial politiknya dan sisi kemanusiaan yang hebat membawa rakyat India terbebaskan dari penjajahan Inggris. 

Bukan maksud saya untuk mencoba menjelaskan Mahatma Gandhi dengan gamblang dan sebenarnya. Saya hanya ingin memberikan secuil informasi mengenai kisah kepemimpinan seorang guru agung Mahatma Gandhi dari  sekian banyak jumlah kisah-kisahnya.

BAB II PEMBAHASAN

Gandhi, yang berarti pedagang grosir, adalah pedagang berdasarkan kasta, mereka telah naik ke posisi politik yang sangat penting. Ayah Gandhi adalah kepala administrator dan termasuk ke dalam lingkungan istana Porbandar, dan kakeknya dari negara kecil di dekat Porbandar Junagadh.

Gandhi tumbuh dalam lingkungan  religius yang eklektik. Orang tuanya adalah pengikut kultus Hindu yang sebagian besar cendrung menyembah Wisnu (Vaishnavite). Ibunya dari sekte Pranami, yang menggabungkan keyakinan agama Hindu dan Muslim, memberikan penghormatan yang sama pada kitab suci para Vaisnavite dan al-Qur'an dan mengkhotbahkan kerukunan dalam beragama. 

Banyak Teman ayahnya adalah Jain yang menyuarakan doktrin ketat tentang non-kekerasan dan disiplin diri. Gandhi adalah seorang siswa yang pemalu dan biasa-biasa saja dan menyelesaikan sekolahnya dengan hasil yang rata-rata kemudian menikah dengan Kasturbai saat usia mereka 13 tahun, sebuah pengalaman yang mengubahnya menjadi musuh bubuyutan bagi pernikahan dini.

Gandhi selalu memberikan nilai-nilai kesederhanaan, berdasarkan ajaran Hindu, yaitu kebenaran dan keteguhan (Satya) dan non-kekerasan (Ahimsa). 

Penerapan Ahimsa mulai dipraktikan oleh Gandhi saat menjadi aktivis politik dengan melakukan gerakan perlawanan pasif-non kooperatif melawan hukum (penguasa Afrika Selatan).

Gerakan ini bertujuan untuk mengubah hukum-hukum
diskriminatif yang diberlakukan, dimulai dengan melarang warga kulit hitam Afrika, kulit berwarna, dan warga India untuk bepergian tanpa identitas. 

Disamping itu, Gandhi mampu menyatukan rakyat India yang memiliki latar belakang agama dan
suku yang berbeda, dengan cara mengambil sisi positif dari masing-masing agama. Gandhi mengajarkan kepada rakyat India untuk menghargai hak orang lain yang berbeda agama atau suku, serta mengajak rakyat untuk hidup bersama secara damai dalam satu negara.

Gandhi juga memimpin orang India untuk melakukan aksi "demonstrasi damai" dan mogok kerja, sehingga Gandhi mendapatkan simpati dari ribuan orang atas keberaniannya dalam menerapkan ajarannya. 

Gerakan tersebut didasarkan pada prinsip Satyagraha (jalan menuju kebenaran), yang dalam perkembangannya, prinsip Satyagraha tersebut mampu menginspirasi tokoh dunia lain, diantaranya Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. 

Berdasarkan fenomena tersebut, dapat dikatakan pengaruh kuat yang diberikan Gandhi kepada orang lain dengan cara menunjukkan aksi damai menuntut kemerdekaan tanpa kekerasan tersebut mampu menggerakkan rakyat India untuk menerapkan ajarannya serta menggerakkan hati nurani musuh (penjajah Inggris) untuk menghentikan kesewenangannya.

Perjuangan tersebut pun mampu membawa rakyat India pada kebebasan. Pada 30 Januari 1948, Mahatma Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu.

Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah Gautama, sang Buddha. Ketika diminta untuk mengomentari tentang Gandhi, Einstein mengatakan: 

"Pada saatnya akan banyak orang yang tak percaya dan
takjub bahwa pernah hidup seorang seperti Gandhi di muka bumi". Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris, menyebutnya 'Naked Fakir'.

--Gaya Kepemimpinan Mahatma Gandhi

Gaya kepemimpinan dapat dikatakan sebagai batasan atau norma perilaku pemimpin selama proses mempengaruhi orang lain (Robbins, 2003). Masing-masing pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan karakter pemimpin dan situasi dalam kelompoknya (konteks organisasional). 

Dalam hal ini, gaya kepemimpinan Mahatma Gandhi tersebut dapat dikatakan sebagai gaya kepemimpinan karismatik. 

Gaya "Kepemimpinan Karismatik" merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang mampu membuat suatu perubahan besar terhadap bawahannya didasarkan pada pengaruh yang dilakukannya (Qori, 2013; Yukl, 2005).

Yang mana pemimpin menciptakan atmosfer motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional terhadap visi, filosofi, dan gaya kepemimpinannya ke dalam diri bawahannya (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2008). 

Bahkan sebagian orang memandang pemimpin karismatik sebagai pahlawan atau sosok yang menginspirasi bawahannya (Weber, dalam Robbins, 2003; Weber, 1947), sekalipun dirinya sudah meninggal dunia. 

Dengan demikian, seorang pemimpin yang dianugerahi kekuatan karismatik dan kemampuan untuk memotivasi orang lain cenderung lebih mudah untuk menggerakkan bawahannya agar mencapai kinerja yang optimal. 

Pemimpin tersebut akan diterima dan dipercaya sebagai orang yang dihormati dan ditaati secara sukarela, sehingga bawahannya akan mematuhi dan meniru pandangan pemimpin tanpa atau dengan sedikit perubahan (Qori, 2013).

Berdasarkan penjelasan tersebut, gaya kepemimpinan karismatik Mahatma Gandhi ditunjukkan dengan adanya pengaruh ajaran Satya dan Ahimsa yang kuat terhadap rakyat India dan orang-orang di luar India, sehingga mampu memotivasi dan menginspirasi mereka untuk memperjuangkan kemerdekaannya dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah diajarkannya. 

Gandhi menyelipkan visi misi dan filosofi hidup ke dalam tujuan-tujuan ideologisnya dengan menggunakan daya tarik pribadinya (kekuatan karismatik), sehingga Gandhi mampu menghubungkan visi kelompok dengan nilai-nilai, cita-cita dan aspirasi rakyat India yang mengakar kuat ke dalam komitmen dan identitas emosional para pengikutnya.

Gandhi mengajukan visi yang mampu menginspirasi pengikut dan orang lain yang mengenalnya. Selama perjuangan kemerdekaan India, Gandhi memiliki visi "Menegakkan Kebenaran Tanpa Kekerasan" (Prinsip Satyagraha-Ahimsa).

Pada dasarnya, tipe pemimpin karismatik dibedakan menjadi dua tipe yaitu karismatik visioner dan karismatik di masa krisis (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2008). 

Berdasarkan visi tersebut, Mahatma Gandhi cenderung memiliki gaya kepemimpin karismatik visioner, dimana dirinya memiliki pandangan yang jauh ke depan untuk bangsanya dan mencapai tujuan tersebut melalui penerapan prinsip Satyagraha Ahimsa.

Bentuk komunikasi Gandhi memiliki daya tarik pribadi (kekuatan karismatik) tersendiri bagi orang yang dipimpinnya. 

Para pengikutnya memandang Gandhi berani mengekspresikan karakter pribadinya yang sangat inspiratif dan mampu menciptakan
pengaruh yang kuat saat mengajarkan prinsip-prinsip hidupnya kepada para pengikutnya. 

Gaya komunikasi tersebut pun mampu mengantarkan Gandhi mencapai visinya, misalnya saat Gandhi menulis surat kepada pemerintahan Inggris di Afrika Selatan dan menulis di surat kabar dengan menggunakan gaya bahasa yang komunikatif, sehingga para pembaca (penguasa) mampu tersentuh dengan tulisan Mahatma Gandhi.

Pengorbanan diri dan pengambilan resiko yang dilakukan Gandhi untuk mencapai visi ditunjukkan dengan keberanian untuk melawan penguasa melalui gerakan perlawanan pasif-nonkooperatif melawan hukum diskriminatif, serta melakukan aksi "demonstrasi damai" dan mogok kerja yang diikuti oleh ribuan rakyat India.

Dalam konteks Non violence of the weak dapat saya asumsikan sebagai suatu pola gerakan pantang kekerasan Gandhi dengan melakukan peneguhan diri dan pengendalian diri secara sadar melalui puasa atau mogok makan. Selain itu dibutuhkan keberanian untuk mengatasi rasa takut terhadap musuh, serta membalas kekerasan dengan cinta kasih agar dapat memaafkan para pelaku yang melakukan tindakan kekerasan.

Contoh kongkrit dari konsep tersebut, di mana Gandhi berupaya untuk menggugah hati nurani rakyatnya dengan berpuasa dari tanggal 13 sampai tanggal 18 Januari 1948, demi pensucian diri, pada tanggal 18 Januari Gandhi menghentikan puasanya dengan menerima segelas orange jus dari Maulan Kalam Azad. 

Puasa yang terakhir kali ini juga di maksudkan untuk menyadarkan rakyatnya yang sudah tidak sadarkan lagi dengan apa yang mereka lakukan karena kebencian dan keinginan membalas dendam. 

Aksi berpuasa Gandhi ini membuat segolongan orang semakin marah kepadanya. Karena menurut anggapan mereka Bapak Bangsa ini telah mempertaruhkan nyawanya untuk menciptakan kehidupan komunal yang searsi.

Konsep dan teknik-teknik yang dikembangkan serta dimatangkan Gandhi dengan bereksperimen selama bertahun-tahun berakar dalam jiwa dan pikiran massa rakyat, mereka tahu apa yang diinginkan Gandhi untuk mereka lakukan.

 Gandhi percaya bahwa para pemimpin dapat melalui suatu pergerakan, jika pemimpin tersebut menginterpretasiakan dengan tepat keinginan rakyat. Gandhi sendiri mengatakan bawah, dia tidak pernah menciptakan sebuah situasi. 

Gandhi hanya merasakan secara instintif apa yang sedang berkecamuk di hati massa rakyat dan baru kemudian Gandhi merumuskan sebuh program dan memberikan bentuk kepada apa yang sudah ada. 

Dalam pelaksanaan gerakan sosial pantang kekerasannya, Gandhi selalu menekankan kepada para pengikutnya bahwa, kolektifitas menjadi sesuatu yang penting. 

Maka, Gandhi menghimbau gerakan pantang kekerasan harus selalu hidup dalam sanubari setiap rakyat, baik itu, anak-anak, lak-laki dewasa maupun perempuan. 

Oleh karena itu, gerakan Gandhi tidak semata-mata direspon oleh kalangan terpelajar semata, tetapi menjadi kekuatan bagi seluruh rakyat India dalam upaya untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan Inggris. 

Dalam demikian, gerakan Non violence of the Cowards tersebut, dapat diasumsikan bahwa, Gandhi dalam pelaksanaan proyek gerakan pantang kekerasannya tidak bersifat terbatas pada satu golongan semata. 

Dimana, membutuhkan sikap kolektif, melakukan pendidikan politik, pelatihan serta memperdalam nilai gerakan secara konstruktif terkait dengan gerakannya mulai dari desa. Dan merangkul kaum perempuan dalam melakukan gerakan pantang kekerasan.

--Kesimpulan

Mahatma Gandhi memiliki gaya kepemimpinan kharismatik yang ditunjukkan dengan adanya pengaruh ajaran Satya dan Ahimsa yang kuat terhadap rakyat India dan orang-orang di luar India, sehingga mampu memotivasi dan menginspirasi mereka untuk memperjuangkan kemerdekaannya.

 Gandhi menyelipkan visi misi dan filosofi hidup ke dalam tujuan-tujuan ideologisnya dengan menggunakan daya tarik pribadinya (kekuatan karismatik).

Sehingga Gandhi mampu menghubungkan visi kelompok dengan nilai-nilai, cita-cita dan aspirasi rakyat India yang mengakar kuat ke dalam komitmen dan identitas emosional para pengikutnya. 

Gandhi  mengajarkan paham anti kekerasan, keadilan dan perdamaian yang telah menginspirasi bayak orang dalam kegiatan politik maupun bernegara. 

Mahatma Gandhi menggunakan suatu pola gerakan pantang kekerasan .

Akan tetapi, Mahatma Gandhi cenderung mengembangkan kombinasi hubungan pemimpinbawahan dengan menggunakan atribut-atribut yang disenangi bawahan, sehingga kurang terlihat memberikan delegasi atau wewenang kepada bawahan.

Tidak cocok jika diterapkan secara murni dalam dunia pemerintahan atau presiden, perlu dipadukan dengan gaya kepemimpinan transformasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun