Mohon tunggu...
Durrotun Nafisah
Durrotun Nafisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa s1 universitas negeri surabaya

belajar berkarya melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Rational Emotive Behavior Therapy untuk Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

22 Desember 2022   22:54 Diperbarui: 22 Desember 2022   22:59 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut sejarah perkembangan teori klasik, pata tahun 1955-an Albert Ellis menciptakan dan mengembangkan pendekatan yang bernama Rational Therapy  atau biasa disingkat dengan RT, karna beliau ingin menekankan aspek rasional dan fitur kognitif. Beberapa tahun kemudian, ditahun 1961 Ellis merubah Rational Therapy (RT) menjadi Rational Emotive Therapy (RET),  guna menunjukan bahwa pendekatan tersebut  tidak mengabaikan emosi. Dan akhirnya ditahun 1993, Ellis kembali mengubah nama pendekatan ini menjadi Rational Emotive Behavioral, guna menunjukan bahwa pendekan ini tidak mengabaikan aspek perilaku juga. Dalam news leetr yang telah dikeluarkan oleh institute rational emotive therapy, ellis menyatakan bahwa Rational Emotive Therapy (RET) akan dirubah nama menjadi Rational Emotive Behavioral Therapy(REBT).  Dalam pendekatan menggunakan metode REBT ini sangat ditekankan mengenai bahwa fikiran memegang peranan penting pada tingkah laku manusia. (Klasik & Kontemporer, n.d.)
REBT adalah sebuah pendekatan atau terapi dengan tujuan menghilangkan pemikiran pemikiran yang tidak logis dan tidak rasional dengan menggati pemikiran tersebut menjadi pemikiran yang logis dan rasional dengan cara mengonfrontasikan pemikiran irasional konseli. Serta menyerang, menentang, sekaligus mempertanyakan mengenai keyaninan-keyakinan terhadap pemikiran irasionalnya(Marlina et al., 2021). Ciri-ciri REBT adalah sebagai berikut:
a)Konselor berperan lebih aktif daripada konseli dalam mengidentifikasi serta menganalis masalah konseli
b)Dalam REBT proses hubungan konseli harus dicipatakan dengan baik
c)Konselor tidak terlalu banyak membahas masa lalu konseli
d)Konselor menentang kepercayaan konseli yang irasional
e)Menantang konseli menggunakan pemikiran rasionalnya
f)Konselor berusaha membimbing konseli agar konseli memiliki pemahaman bahwa keyakinan irasional yang dimiliki konseli dapat menjadi penyebab ia tekena masalah
Ellis mengemukakan konsep kunci dalam pendekatan ini yaitu ABC motode diantaranya:
a)Activating Event (A) adalah kejadian atau peristiwa nyata yang pernah dialami individu sehingga dapat menimbulkan kepercayaan (belief-B). Kejadian yang merupakan penilaian, kejadian nyata, dapat berasal dari internal maupun eksternal, dari masa lalu maupun masa depan.
b)Belief (B) adalah keyakinan, pandangan, nilai, atau verbarisasi diri individu terhadap suatu kejadian A. Keyakinan / belief memiliki 2 jenis, yaitu pertama keyakinan irasional adalah keyakinan keyakinan yang tidak benar, tidak masuk akal, serta emosinal tidak produktif. Kedua, keyakinan rasional adalah keyakinan yang benar, masuk akal dan produktif. Keyakinan ini bisa berasal dari diri individu maupun dari luar.
c)Consequence of Belief (C) adalah konsekuensi yang merupakan akibat atau reaksi bagi individu dalam hubungan dengan belief (B) dan activating event (A). Contoh : bahagia, sedih, maupun marah
d)Disputing Irational Belief (D) adalah sebuah tindakan terapi untuk mengubah fikiran irasional konseli menjadi fikiran yang rasional
e)Effective (E) adalah hasil dari ABCD=E(Effective)  dari emotif, behavior, maupun kognitif. Jika ABCD dalam proses berfikir rasional dan logis, maka hasil akan positif, begitupun jika sebaliknya terjadi.

Dalam penerapan terapi REBT di konseli, REBT sendiri terdiri dari 3 tehnik yakni :
a)Tehnik kognitif, yang bertujuan melatih berfikir rasional dengan cara:
-disputing cognitif yaitu dengan menganti pemikiran irasional konseli dengan mempertanyakan, menganalisis dan merubah keyakinan.
-Mempresisi semantik
b)Tehnik emosional, yang bertujuan memperkuat intervensi kognitif dengan mengubah fokus perhatian dari mengidentifikasi keyakinan irasional(Ibs) mengarah pada memfasilitasi lebih lanjut dan perubahan positif dalam berfikir. Tehnik emosional dapat dilakukan dengan cara :
-Rational emotive imagery
-Role playing
c)Tehnik perilaku, yang bertujuan untuk memperkuat dan membuktikan pengetahuan konseli dalam pola pikiran. Tehnik perilaku dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
-Pekerjaan rumah
-Self control
-Modeling
Terapi REBT ini dapat dilakukan secara bertahap agar konseli dapat secara bertahap pula melakukan hal positif agar menunjang proses perubahan dari semua berfikir irasional menjadi berfikir secara rasional.(Miftachudin, 2019)Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dapat diterapkan dalam sesi konseling pada anak berkebutuhan khusus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Purwaningrum & Pamungkas, 2018) dengan melibatkan 10 siswa yang memiliki nilai bulyying paling tinggi, setelah dianalisis konseling menggunakan pendekatan menggunakan metode REBT terbukti menjadi  solusi yang efektif dalam menurunkan tingkat bullying pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, penerapan REBT dalam kasus bulying ini menggunakan tehnik konseling kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hardani, 2016) Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) yang diterapkan dalam konseling individual pada siswa kelas VI di SDN 1 Rekso Binangun, Kec. Rumbia Lamteng dimana pada awalnya konseli memiliki masalah tidak percaya diri, namun setelah diterapkanya REBT dapat meningkatkan self confidance anak berlainan fisik. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dapat diterapkan pada konseling bagi anak berkebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, Y. (2016). Pelaksanaan Konseling Individu Menggunakan Teknik Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Untuk Meningkatkan Self Confidence Anak Berkelainan Fisik Di SDN 1 Rekso Binangun Rumbia Lampung Tengah (Studi Kasus Terhadap Konseli x). Skripsi, 1--144.
Klasik, T., & Kontemporer, D. A. N. (n.d.). | Lailul Ilham dan Ach. Farid. 04, 151--166.
Marlina, Tria Ningsih, Y., Fikri, Z., & Resti Fransiska, D. (2021). panduan pelaksanaan REBT berbasis Bisindo.
Miftachudin, A. (2019). Konseling Ratinal Emotive Behavior Therapy (REBT) untik Mengatasi Inferiority pada Seorang Anggota Komunitas Keluarga Mahasiswa Blitar di Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel SurabYA.
Purwaningrum, S., & Pamungkas, B. (2018). Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY ( REBT ) UNTUK MENGURANGI. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Ar-Rahman, 4, 35--39.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun