Mohon tunggu...
durroh nafisah
durroh nafisah Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia - Universitas Airlangga

Mahasiswi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia di Universitas Airlangga Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Hambatan: Menguak Alasan Surabaya Sulit Menjadi Kota Kreatif

11 Desember 2023   13:18 Diperbarui: 11 Desember 2023   13:35 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Surabaya adalah kota ke-2 terbesar di Indonesia yang menjadi ibu kota provinsi Jawa Timur, dan wilayahnya memiliki banyak kegiatan Perekonomian. Surabaya adalah salah satu daerah yang di tuju masyarakat dari kota lain untuk mengadu nasib. Kota Surabaya saat ini diusulkan untuk menjadi kota kreatif dan diakui oleh UNESCO. Banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Surabaya untuk mengembangkan Surabaya sebagai Kota Kreatif di Indonesia. Indonesia sendiri tentunya memiliki beberapa kota kreatif yang sudah diakui oleh UNESCO. Beberapa kota nya yaitu, Pekalongan sebagai kota kriya, Kota Ambon sebagai kota musik, Kota Jakarta sebagai kota literasi dan juga Kota Bandung sebagai kota Desain.

Hal ini membuat kota Surabaya ingin mengembangkan budaya yang ada di Surabaya untuk dapat bisa menjadi sebuah kota kreatif. Namun ada beberapa hal yang menyebabkan kota Surabaya sulit untuk dijadikan sebagai kota kreatif. Budaya yang masuk ke dalam kota Surabaya kebanyakan sudah mendominasi dari budaya-budaya asli kota.

Banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah Surabaya dalam mewujudkan Surabaya menjadi Kota Kreatif. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menginovasi dan mewadahi kreatifitas anak-anak muda, salah satunya dengan mengadakan acara Geekfest yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-21 Mei 2017 di Gedung Siola Lt.1 dan Lt.3. Acara ini sekaligus menandai Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724 dan memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Acara Geekfest 2017 pihaknya akan mengkolaborasikan pelaku kreatif nasional dari tujuh bidang yaitu teknologi, seni, kuliner, fashion, game, film, musik, desain, dan toys yang kemudian dituangkan dalam empat acara antara lain, seminar, booth eksperimental, pertunjukan kolaboratif dan aktivitas interaktif (Pemerintah Kota Surabaya, 2017). Acara ini diikuti oleh 16 orang yang dari eksperimen (pelaku industri kreatif) dan 20 pembicara. Sedangkan target yang ingin dicapai pada tahun 2017 sekitar 20.000 orang. Namun sayangnya, acara geekfest ini hanya berjalan selama 2 hari dan tidak ada keberlanjutan dari acara tersebut. Ketidakberlangsungan acara tersebut yang membuat sulitnya mencapai sustainable dalam sebuah kegiatan yang mendukung untuk menjadi kota kreatif.

Ada beberapa alasan yang mungkin menjadi faktor yang membatasi potensi Surabaya untuk menjadi kota kreatif. Galaby dan Abdrabo (2020) menjelaskan bahwa elemen kota kreatif yang penting yaitu terdiri dari 3 elemen yaitu Suber Daya Manusia, Pemerintah dan juga adanya Teknologi. Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur yang terbatas dan kurangnya sumber daya seperti ruang publik, studio seni, dan fasilitas kreatif dapat menjadi hambatan bagi perkembangan kreativitas. Ruang publik merupakan salah satu komponen atau penting dalam penjelasan terkait kota kreatif. Tidak adanya ruang publik membuat pendatang dari luar maupun dalam kota tidak ada tempat untuk menggunakan fasilitas publik. Ruang publik yang dimiliki oleh Kota Surabaya hanya sebatas pemanfaatan ruangan tanpa ada unsur seni dan budaya dari Kota Surabaya. Ruang kreatif seperti galeri seni, teater bahkan ludruk yang menjadi budaya dari Kota Surabaya sudah mulai menurun.

Kurangnya Dukungan Pemerintah Surabaya dan Kebijakan yang Mendukung dalam bentuk insentif, dana, atau kebijakan yang menguntungkan bagi komunitas seni dan budaya, hal ini dapat membatasi pertumbuhan terkait industri kreatif. Kurangnya penghargaan kepada seniman atau pelaku budaya yang saat ini masih minim terkait adanya insentif atau dana yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini yang menyebabkan menurunnya minat dan juga kesulitan dalam mengembangkan budaya atau kesenian yang dilakukan oleh pelaku kreatif.

 Alasan lainnya yaitu terkait identitas Budaya yang melemah. Minimnya kesadaran masyarakat akan seni ludruk, gedung-gedung pertunjukan ludruk yang sudah beralih fungsi karena sepinya pertunjukkan serta grup-grup ludruk yang sudah sangat sedikit sekali di Surabaya semakin membuat kesenian ludruk semakin menurun dan jarang ditemukan jika tidak ada event event tertentu saja. Banyak nya budaya yang masuk ke dalam

Kota Surabaya dalam hal ini untuk menciptakan sebagai kota kreatif perlu meningkatkan dan memfasilitasi perkembangan kota sebagai pusat kreativitas. Langkah-langkah ini akan membantu mengubah kota menjadi lingkungan yang merangsang kreativitas, inovasi, dan ekspresi budaya. Dari penjelasan diatas, Kota Surabaya berupaya dalam hal ingin menjadikan sebagai kota kreatif, namun dari analisis kota Surabaya lebih dikenal sebagai kota industri. Menurut BPS Statistik tercatat pada tahun 2020 sebanyak 578 lebih industri yang terletak di Surabaya. Surabaya sebagai Kota Industri terbukti juga dari meningkatnya kegiatan perdagangan baik dari skala kecil maupun besar. Tingkat perekonomian di Surabaya juga tergolong tinggi dikarenakan merupakan kota metropolitan kedua dari kota Jakarta. Hal ini yang menyebabkan pergeseran antara budaya lokal dengan kemajuan perekonomian yang seharusnya berjalan seimbang. Pada masalah ini pihak pemerintah Kota Surabaya perlu menjaga, meningkatkan dan juga memberikan reward bagi pelaku budaya dan juga menfasilitas adanya ruang publik yang didalamnya di manfaatkan dengan adanya unsur seni dan budaya. Hal ini agar membuat Kota Surabaya nantinya akan memperoleh keseimbangan dari segi kreatif dan juga perekonomian sebagai kota Industri. Secara singkat dalam hal ini, Kota Surabaya masih layak untuk dijadikan sebagai kota kreatif namun perlu diperhatikan seperti identitas asli budaya Surabaya untuk dikembangkan lebih dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun