Mohon tunggu...
Durota Nurul Aini
Durota Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNISSULA 2021

Yakinlah pada takdirmu, sekalipun kau tak suka karena Allah tau yang terbaik untuk Hamba-Nya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Observasi Pembelajaran Sastra Indonesia di SMAN 10 Semarang

26 Desember 2022   20:07 Diperbarui: 26 Desember 2022   20:16 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran merupakan usaha seorang guru untuk mampu membuat siswa memiliki kesadaran dalam belajar. Sehingga, terdapat perubahan tingkah laku dan kemampuan dari siswa sebagai hasil dari usaha sang guru. Dalam proses pembelajaran tentunya guru memiliki strategi maupun langkah-langkah mengajar terhadap siswa yang diajarnya, sehingga setiap guru memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan materi pembelajaran agar siswa menjadi lebih cepat mengerti dengan materi yang diajarkan.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Di dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat dua materi secara umum yang diajarkan yakni materi bahasa dan sastra. Dalam materi bahasa, sub materi yang dibahas atau diajarkan seputar tentang kaidah kebahasaan, struktur penulisan suatu teks dan segala teks yang bersifat faktual. Sementara untuk materi sastra yang akan dibahas ialah yang berhubungan dengan fiksi, budaya maupun pengalaman yang dituliskan dalam bentuk teks yang disebut karya sastra.

Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran sastra setiap guru memiliki metode serta media tersendiri. Oleh sebab itu, dilakukanlah observasi pembelajaran sastra Indonesia di salah satu SMA negeri di Semarang yakni SMAN 10 Semarang. Observasi dilakukan dengan wawancara pada salah satu guru bahasa Indonesia di SMAN 10 Semarang yaitu Ibu Kandida, M.Pd. Beliau telah mengajar  di SMAN 10 Semarang selama kurang lebih 20 tahun.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Kandida, beliau menyampaikan bahwa pembelajaran sastra di SMAN 10 Semarang khususnya kelas 11 sejauh ini menggunakan metode PBL dan PjBL. Metode PBL (Problem Based Learning) yaitu pembelajaran yang menggunakan pemecahan masalah sebagai stimulus kepada siswa agar lebih aktif dan paham terhadap materi yang diajarkan. Dalam metode ini para siswa akan diarahkan untuk memecahkan masalah pada suatu cerita dalam salah satu karya sastra yang disajikan.

Kemudian, metode PjBL (Project Based Learning) dalam metode ini siswa nantinya akan diminta untuk membuat projek sebagai luaran atau hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. Contohnya dalam materi cerita pendek, sebagai projek akhir materi tersebut siswa akan diminta untuk membuat cerpen kemudian dikumpulkan menjadi makalah ataupun bentuk buku sebagai hasil akhir pembelajaran. Kedua metode tersebut berorientasi pada guru dan siswa sehingga kedua saling aktif dalam pembelajaran.

Selain metode yang Ibu Kandida terapkan dalam pembelajaran sastra, terdapat juga beberapa media yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran yakni LCD Proyektor (audio-visual), buku paket sebagai media untuk mencari atau mempelajari materi sastra kemudian mencari referensi dan contoh teks yang masih seputar materi sastra di website atau blog yang mudah ditemukan di internet. Selanjutnya, untuk proses pembelajaran sastra berdasarkan hasil wawancara disebutkan bahwa proses pembelajaran pada materi sastra tentunya seperti mengajar pada umumnya yaitu, pertama menjelaskan tujuan dari pembelajaran materi sastra itu sendiri. 

Misal teks cerita sejarah berarti kan bertujuan untuk mengidentifikasi siapa dan apa isi cerita tersebut. Kemudian, kelas akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari empat orang lalu diperintahkan untuk tiap kelompok mencari contoh teks cerita sejarah. Setelahnya mereka akan diminta untuk menganalisis teks tersebut sebagai tujuan agar mereka memahami sistematika dan kesimpulan dari teks tersebut. Nah, hasil dari analisis tersebut mereka presentasikan didepan kelas yang nantinya akan mendapatkan feedback atau tanggapan dari kelompok lain. Lalu setelah mereka dapat dan memahami bagaimana bentuk teks cerita sejarah.

Lalu, dalam wawancara Ibu Kandida juga menyebutkan tentang kriteria keberhasilan dalam pembelajaran terletak pada kemampuan siswa dalam mempelajari teks-teks sastra baik menganalisis maupun menyimpulkan isi dalam sebuah karya sastra.

Menurut beliau juga, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari mata pelajaran bahasa Indonesia ialah 75. Selain itu, beliau juga menyampaikan terkait dengan kesulitan dalam proses pembelajaran sastra Indonesia antara lain yang utama ialah kesulitan pada siswa, karena zaman sekarang siswa itu jarang atau tidak pernah melakukan literasi jadi pengetahuannya juga terbatas belum lagi gawai mereka yang canggih itu hanya digunakan untuk hal-hal yang lain dan bukan untuk belajar. Belum lagi juga SMA 10 jika dibandingkan dengan SMA 3 yang punya semangat dan kesadaran tinggi untuk belajar, tentunya masih harus diarahkan misalnya untuk memahami materi seperti "ayo buka modul halaman sekian dibaca".

Jadi, berdasarkan hasil observasi pembelajaran sastra Indonesia di SMAN 10 Semarang dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode PBL dan PjBL yang keduanya berorientasi pada guru dan siswa untuk saling aktif di kelas, kemudian media pembelajaran yang digunakan berupa LCD Proyektor, buku paket dan referensi dari internet. 

Lalu, untuk proses pembelajaran yang dilakukan antara lain guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran kemudian membagi kelas menjadi kelompok dengan anggota maksimal empat orang guna mengefektifkan pembelajaran sehingga siswa aktif berfikir dan berdiskusi dengan tugas yang diberikan yang kemudian akan dipresentasikan di depan kelas serta saling memberi tanggapan antar kelompok. Kriteria penilaian yang diambil yaitu KKM sebesar 75. Sementara itu, untuk kesulitan dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa yang masih kurang literasi sehingga wawasan maupun pengetahuannya masih minim. Berdasarkan kesimpulan tersebut, diharapkan hasil observasi ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian maupun referensi untuk menunjang keberhasilan pembelajaran sastra Indonesia di SMA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun