Mohon tunggu...
Durjono Wisonggeni
Durjono Wisonggeni Mohon Tunggu... -

Melawan Durjono

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ini Dia Rahasia PAN di Bawah Zulkifli tak Kritis ke Rezim Jokowi

31 Maret 2015   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:45 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427777712187404614

[caption id="attachment_358311" align="aligncenter" width="532" caption="Zulkifli Hasan (ANTARA)"][/caption]

Partai Amanat Nasional (PAN) di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan menunjukkan sikap akomodatif terhadap Rezim Jokowi.

Zulkifli Hasan pun memerintahkan anggota Fraksi PAN tidak menggunakan Hak Angket kepada Menkumham Yasonna Laoly. Baca di sini

Besan Amien Rais itu beralasan, Hak Angket jutru tidak menyelesaikan masalah tetapi memunculkan kegaduhan politik yang membuat rakyat makin bingung.

Bahkan saat PAN tidak ikut rapat di kediaman Djan Faridz untuk membahas tindakan Menkumham terhadap PPP dan Partai Golkar. Nampaknya Zulkifli Hasan sangat berhati-hati dan khawatir ketika PAN dan dirinya mengkritisi Jokowi bisa membuat buruk bagi partai dan dirinya.

Korupsi Zulkifli Hasan

Kabar yang beredar, pemerintah Jokowi mempunyai bukti keterlibatan Zulkifli Hasan dalam korupsi mantan Gubernur Riau Annas Maamun, dan korupsi Presiden Direktur PT Sentul City, Kwee Cahyadi Kumala (KCK).

Indikasi kentalnya keterlibatan Menhut Zulkifli Hasan kala itu yakni begitu cepatnya RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Riau disetujui hanya dalam waktu sepekan. Zulkifli Hasan yang ketika itu masa jabatannya akan habis diketahui sangat rajin datang ke Riau.

Zulkifli menyadari KPK sudah mengantongi data keterlibatan dirinya dalam kasus korupsi di Riau. Jika Zulkifli bersikap keras terhadap penguasa, maka tak lama lagi ia jadi tersangka.

Nampaknya, ketakutan Zulkifli ini sangat beralasan. Ada juga kabar, pihak Istana meminta Zulikifli untuk mengendalikan PAN. "Kalau tidak bisa akan segera jadi tersangka," ungkap sumber tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun