Mohon tunggu...
Durjono Wisonggeni
Durjono Wisonggeni Mohon Tunggu... -

Melawan Durjono

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terbongkar, Petral Punya Bisnis Haram

18 Desember 2014   17:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:03 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_341824" align="alignnone" width="595" caption="Kantor Petral di Singapura (Dok Rakyat Merdeka Online)"][/caption]

Komite Reformasi Tata Kelola Migas telah menghasilkan beberapa hasil temuan yang mengejutkan terkait mafia migas.

Saat pertama kali, tim yang dipimpin Faisal Basri ini menemukan awal pendirinya Pertamina Energy Trading Limited atau Petral sahamnya dimiliki keluarga Cendana yaitu Tommy Soeharto dan Bob Hasan.

Kajian ini terus berlanjut terutama mafia migas yang diduga bermain di Petral. Dan sungguh mengejutkan, Petral bukan mengimpor langsung dari negara pengghasil minyak tetapi lewat perusahaan lain. Baca di sini

Jika Petral membeli dari sebuah perusahaan, berarti menambah beban biaya dan ini merugikan negara dan hanya menguntungkan kelompok tertentu terutama mafia.

Ternyata berdasarkan kajian, Petral itu tidak membeli dari NOC (national oil company) tetapi lewat pedagang.

Misalnya, Petral membeli minyak tidak langsung ke Perusahaam Minyak Saudi tetapi melalui perusahaan lain yang juga membeli dari Minyak Saudi. Kegiatan ini sudah berlangsung puluhan tahun sejak rezim Soeharto sampai SBY. Inilah yang akan dibasmi oleh Presiden Jokowi melalui Komite Reformasi Tata Kelola Migas.

Faisal yang terkenal dengan blak-blakan mengungkapkan hasil kajian bahwa Petral sengaja bermain dengan pedagang minyak yang notabene mafia untuk mencari keuntungan pribadi dan golongan.

Selain itu, Faisal mengungkapkan mafia berjalan di migas karena diperkuat dengan aturan salah satunya Petral bisa membeli minyak dari pedagang alias tidak langsung ke negara pengghasil minyak. Biasanya mafia ini menyogok para pembuat undang-undang alias DPR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun