Akhir-akhir ini para beritamania diperangahkan oleh aksi 2 kelompok teroris, kelompok teroris berbulu dan kelompok teroris pengecut. Penampakan 2 jenis teroris yang selama berhari-hari bahkan hingga beberapa hari ke depanakan selalu nongol di halaman depan media cetak, on line, layar televisi dan gossip antartetangga ini, benar-benar berhasil menyandera perasaan kita. Rasa bergidik, cemas, takut, geram, jijik bercampur jadi satu setiap melihat 2 kelompok teroris ini beraksi. Meneror hampir semua sendi kehidupan kita. Lalu mana yang lebih bengis? Teroris Berbulu atau Teroris Pengecut.
Teroris Berbulu
Teroris satu ini memulai aksinya dengan meneror beberapa desa di Probolinggo, Jawa Timur, tapi dalam waktu singkat mengembangkan aksinya ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, DIY bahkan hingga ke pulau Bali. Dibantu pemberitaan gencar media massa kepanikan pun mulai menjalar menasional.
Tidak ada sistem mekanis, tidak ada black powder, tanpa TNT, tak mengandung Sulfur dan tanpa perantara kurir, teroris satu ini datang begitu saja menebar ketakutan. Dia bahkan tak berkaki, berjalan merambat, vegetarian, dan ukurannya imut. Tapi dia memiliki detonator alami disekujur tubuhnya yang meledakkan rasa ketakutan hingga membuat bulu kuduk meremang, meskipun dia hanyalah bayi, bayi kupu-kupu dan ngengat. Secara umum, teroris berbulu ini dijuluki sang ulat berbulu.
Sebenarnya bentuk makhluk ini amat imut, so cute. Gendut, kenyal mentul-mentul, gilig, berwarna-warni dengan bulu-bulu berdiri menantang langit. Tapi bulu-bulu jagoan yang berani menantang gravitasi ini yang bikin semua ketakutan. Di ujung bulu-bulu itu terdapat racun yang jika mengenai kulit manusia akan menimbulkan rasa gatal tak terkira yang hanya bisa dinetralisir dengan garam.
Teroris Berbulu adalah para pelaku lama, saking lamanya hingga menimbulkan trauma, rasa takut yang ditimbulkan menempel kuat di alam bawah sadar manusia. Akibatnya hanya dengan melihat gambarnya di media cetak dan televisi saja sudah mampu membuat orang garuk-garuk kegatalan.
Sebenarnya teroris ini dapat mudah dihancurkan, diijak pakai kaki pun mati dia. Tapi karena mereka bergerombol dengan jumlah ribuan bahkan mungkin jutaan, sangat susah ditaklukan. Mungkin para ulat itu berkumpul sambil meneriakkan “Ulat Bersatu Tak Mudah dikalahkan”.
Teroris Pengecut
Wah teroris satu ini, sebenarnya tak layak diperbincangkan, karena tak ada satu hal baik pun yang melekat padanya. Berbeda dengan teroris berbulu yang secara terang-terangan berani menampakkan keberadaannya, teroris pengecut adalah kelompok teroris penakut yang sukanya ngumpet dibalik punggung orang-orang. Sama sekali tak punya sikap kesatria, beraninya menusuk dari belakang. Salah satu contoh teroris pengecut adalah pelaku bom bunuh diri di Mapolres Cirebon.
Teroris jenis ini beraninya cuma mengumpankan(mengorbankan) temannya dalam aksi untuk menebar teror di masyarakat. Mereka membujuk/mengintimidasi temannya agar meledakkan diri di dekat orang-orang yang sama sekali tak memiliki permusuhan dengan si pelaku pemboman. Dan kini kelompok teroris pengecut telah menyerang orang-orang yang tengah khusyuk melaksanakan Shalat Jum’at.
Entah saking bodohnya atau keblingernya, teroris itu sengaja menimbulkan kerusakan di rumah Tuhan. Dia memang berhasil melukai 20-an orang dan membunuh 1 orang (dirinya sendiri), tapi tak lebih dari itu karena Gusti Allah tidak pernah tidur.
Terserah Anda percaya atau tidak, tapi saya yakin 100 %, ada campur tangan Allah yang membuat serangan Teroris itu tak mampu membuat kerusakan lebih parah. Bom yang bercampur dengan paku dan sekrup dapat saja membunuh seketika orang-orang di sekitarnya, seperti menancap di batok kepala, menembus leher atau menembus punggung dan mengenai jantung. Tapi Allah masih memberi rezeki pada orang-orang di sekitarnya, mereka memang terluka tapi tidak terbunuh.
Kegagalan serangan itu membuktikan bahwa Allah pun tak suka dengan aksi brutalistis para teroris pengecut. Bom di masjid Mapolres Cirebon sekaligus membuka topeng para teroris pengecut, klaim bahwa aksi mereka adalah jihad untuk membela agama Islam runtuh sudah. Mereka tak layak lagi menyebut dirinya mujahid. Tuduhan bahwa polisi dan pemerintah adalah thoghut pun tak bisa dibuktikan. Siapa yang mengikuti thoghut?, orang-orang yang khusyuk berdoa kepada Allah atau orang yang menghalang-halangi para muslim yang hendak beribadah. Sebab, aksi peledakan disaat rakaat pertama Shalat Jum’at pastilah menggagalkan shalat jum’at itu dilaksanakan. Para jamaah dan imam pastilah terpaksa membatalkan shalatnya untuk membantu korban-korban yang terluka.
Menurutku sebenarnya para teroris pengecut ini bukanlah kelompok yang membela Islam tapi justru pihak-pihak yang menodai image Islam sebagai rahmat bagi semua manusia dan alam semesta.
Bagaimana pun juga, teroris berbulu lebih gentle daripada teroris pengecut. Sekalipun ulat bulu telah menghabiskan dedaunan di pohon dan bulunya bikin gatal-gatal, setelah memasuki masa kepompong, dia akan menjadi kupu-kupu/ngengat yang membantu penyerbukan bunga-bunga, dan pohon yang telah diulati akan subur kembali dengan daun yang lebih lebat sehingga buahnya pun lebih banyak.
Tapi teroris pengecut hanya membuat kerusakan di mana-mana, dasar pengecut yang menyebalkaaaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H