Mohon tunggu...
Samira Samir
Samira Samir Mohon Tunggu... -

kadal yang tidak mudah dikadalin

Selanjutnya

Tutup

Politik

1 Kapal Vs 3 Helikopter, Kereen…

13 April 2011   07:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak kecil, kita sering didongengi nenek dan kakek tentang keberanian pemuda-pemudi Indonesia melawan penjajah. Hanya bersenjatakan bambu runcing, para pejuang berani menyerang tentara Jepang. VOC pun bangkrut gara-gara membiayai peperangan melawan tentara Pangeran Diponegoro yang selalu berpindah-pindah tempat. Meski harus ditandu, Jendral Soedirman tetap memimpin perang gerilya mengusir penjajah, wow benar-benar kisah patriotic yang tak akan lekang oleh zaman.

Bagi bangsa-bangsa lain, mereka pasti tak akan mudah mempercayai kisah-kisah itu, massa seh senapan dilawan bambu runcing, serangan pesawat dan tank tempur bisa kalah dengan perang gerilya, apalagi bangsa-bangsa yang tak pernah merasakan perang seperti emm.. tetangga sebelah.

Tapi insiden Kapal KKP vs 3 Helikopter Malaysia di selat Malaka, adalah satu bukti bahwa kisah-kisah keberanian bangsa Indonesia bukanlah isapan jempol. 1 kapal patroli Hiu yang sedang menarik 2 kapal Malaysia pencuri ikan tiba-tiba dihadang 3 helikopter, salah satunya helicopter tentara Malaysia. 1 Kapal RI VS 3 Helikopter + (2 kapal nelayan) Malaysia, tapi hebatnya awak kapal Hiu tetap bergeming untuk menegakkan hukum RI, kereeen ooy...

Media Malaysia menyatakan aparat KKP menodongkan senjata kearah helicopter sehingga mereka terpaksa mundur untuk menghindari konfrontasi. Tapi dari rekaman video kru kapal Hiu, justru helicopter tentara Malaysia yang memprovokasi dengan terbang rendah hingga menyebabkan air laut bergejolak dan memercik ke kapal Hiu. Helikopter itu juga membawa tentara yang menodongkan senjata kearah kapal Hiu. Well, media Malaysia menyatakan, tentara Malaysia menahan diri agar tidak terjadi konfrontasi dengan Indonesia dan akhirnya membiarkan kapal Hiu meneruskan perjalanan. Sedang kapten kapal Hiu menyatakan, helicopter tentara Malaysia sengaja memprovokasi agar kapal Hiu memulai tembakan.Kru kapal hiu membalas provokasi dengan membuka selubung senjata di kapal dan memposisikan siap tembak. Menurut kapten kapal Hiu, 3 helikopter Malaysia pergi karena telah memasuki landas kontinen RI dan bahan bakarnya hampir habis karena telah terbang 1 jam.

Di media Malaysia, salah satu menteri Malaysia berkata 2 kapal yang ditahan akan segera dibebaskan pihak RI, setelah melalui upaya diplomatic dengan pemerintah RI. Mereka juga berwacana untuk menyelesaikan permasalah perbatasan laut dengan RI melalui perundingan dengan pihak ke-3.

Sementara menteri Keluatan dan Perikanan RI, Fadel Muhammad menegaskan2 kapal Malaysia itu tetap akan diproses hukum, selain karena menangkap ikan di wilayah RI secara tidak sah juga melakukan “dosa besar” yakni menggunakan pukat harimau atau trawl dalam menangkap ikan yang dilarang hukum RI karena merusak terumbu karang. Fadel berujar “Sangat disesalkan, bangsa kita berupaya keras melestarikan keanekaragaman hayati di perairan kita, tapi ada bangsa lain yang seenaknya merusak terumbu karang yang menjadi tempat perkembangbiakan ikan”. Fadel juga mengeluhkan pemerintah Malaysia selalu saja menolak jika diajak menyelesaikan masalah perbatasan. Pemerintah Malaysia terkesan selalu mengulur-ulur waktu untuk menyelesaikan masalah perbatasan.

Malaysia lagi, Malaysia lagi, sepertinya hanya Negara satu ini deh yang jadi biang kerok di ASEAN. Indonesia tak hanya memiliki wilayah perbatasan dengan Malaysia tetapi dengan banyak negara seperti Singapura, Fillipina, Australia, Thailand, China, Papua Nugini, Timor Leste tapi hanya dengan Malaysia saja yang selalu kisruh. Bahkan Singapura yang notabene lebih dekat dibanding Malaysia pun tak pernah terjadi keributan.

Kesimpulannya: jangan macam-macam sama bangsa Indonesia, karena bangsa yang mewarisi ratusan ribu pulau dengan ratusan gunung berapi terlahir sebagai bangsa pemberani. Jika bangsa ini marah, wuih… rasakan akibatnya.

NB: buat pemerintah, Briptu Norman aja dapat banyak penghargaan, seharusnya petugas DKP di kapal hiu juga dapat penghargaan dong. Tapi bagaimanapun mereka memang kereeeen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun