Merebut daya tarik langganan dan relasi lainya dalam bisnis adalah sesuatu yang pasti terjadi dan memang wajar demikian. Merebut hati para pelanggan dan relasi itulah yang menimbulkan persaingan. Dalam hidup ini tidak ada kemajuan tanpa persaingan. Cuma persaingan itu bukan saling mematikan lawan saing.
Bersaing dengan saling membunuh lawan bukankah persaingan tetapi kejahatan. Bersaing itu adalah saling meningkatkan kwalitas. Siapa yang berkwalitas dialah yang akan menang. Kwalitas dalam hal ini dalam artian yang seluas-luasnya. Kalau dalam bisnis yang menyangkut kwalitas itu adalah meliputi kwalitas produksi, kemasan, pelayanan, sistem management pemasaran dan penjualan yang tepat.
Ada teori dalam bidang bisnis yang disebut "mistackes produktif". Maksudnya sukses itu dicapai dari belajar dari kesalahan yang pernah dialami. Konon banyak bisnis yang sampai berskala global mencapai sukses besar justru dengan mempelajari bebagai kesalahan yang pernah terjadi sampai ia kalah bersaing denagn rekan bisnisnya. Kalau kita kalah bukan karena kita dimatikan oleh rekan pesaing. Kita kalah karena memang memiliki kelemahan yang tidak disadari sebelumnya. Kelemahan-kelemahan tersebutlah yang wajib diteliti dengan cermat. Dalam mencermati berbagai kelemahan itulah kita akan menemukan kiat-kiat yang tepat untuk mencover kelemahan tersebut.
Kalah bersaing bukanlah akhir dari suatu perjuangan. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Demikian kata-kata bijak yang sering kita dengar. Kata-kata bijak yang berskala global inilah yang mungkin sebagai salah satu pijakan makanya timbul istilah "mistackes produktif" atau belajar dari kesalahan. Cuma kesalahan dalam ilmu management tidak termasuk kejahatan. Salah dan jahat tidaklah sama. Orang yang salah belum tentu jahat, tetapi orang jahat sudah pasti salah.
Semoga bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H