Penyebab baby blues syndrome adalah perubahan hormon pada tubuh ibu pasca melahirkan dan paling sering diperberat karena kelelahan dan kecemasan berlebih tidak bisa mengasuh anak dengan baik.
Bisa terjadi pada kehamilan anak pertama, menurut penelitian di India, 60%-80% ibu melahirkan akan mengalami baby blues syndrome. Menarik karena saat diskusi di TV tadi, psikiater menyatakan bahwa kecenderungan untuk terjadi baby blues syndrome adalah pada ibu dengan kelahiran anak kedua.
Saya sendiri merasa sangat keletihan pasca melahirkan anak kedua. Ditambah dengan perasaan cemas dan khawatir bahwa kakak tidak akan mendapatkan porsi kasih sayang yang sama lagi seperti sebelumnya.
Jadi wajar saja bila kemudian ibu pasca melahirkan akan mengalami baby blues syndrome. Gejala-gejala ini bila tidak segera diatasi dengan penanganan yang tepat akan masuk kepada fase depresi sesungguhnya.
Postnatal Depresion
Untuk postnatal depresion terjadi bila keadaan baby blues syndrome menetap lebih dari 10 hari. Sebanyak 20% dari ibu yang mengalami baby blues syndrome akan berlanjut menjadi postnatal depresion.
Bedanya apa? Pada fase ini ibu sudah pada tahap adanya gagasan untuk bunuh diri, berpikir akan kematian.
Kenapa bisa terjadi? Selain karena faktor biologi-perubahan hormon dan kelelahan tadi. Faktor psikososial. Support system yang dibangun dengan orang serumah akan mencegah keadaan baby blues syndrome menjadi sebuah postnatal depresion.
Mulut-mulut nyinyir, komentar yang tidak diharapkan diterima secara terus menerus juga menjadi bagian penyebabnya.
Pernah baca di sebuah laman Facebook, seorang karyawan leasing resign demi menjaga istrinya yang menderita postnatal depresion. Penyebabnya satu, merasa disalahkan karena melahirkan secara sesar.
Pilihan cara melahirkan ini masih menjadi "aib" bagi sebagian pikiran masyarakat kita. Belum menjadi ibu bila belum lahiran normal. Lahir sesar hanya bagi mereka yang lemah. Stop kita berdebat soal ini. Melahirkan dengan cara apapun akan ada risiko dan memilih salah satu diantaranya tentulah dengan timbangan risiko yang kita ambil, demi ibu dan janin.