Film ini baru saja tayang tanggal 27 kemarin. Kami memutuskan menontonnya hari ini. Mengambil jadwal pukul 16.50, kami keluar rumah setengah jam sebelumnya. Mall selemparan kolor sini juga. Eh!
Tidak ada ekspektasi apa-apa selain mengajak anak-anak refreshing setelah lama tidak mengajak mereka keluar. Maka berangkatlah kami, saya dan anak-anak, berharap film ini mampu menghibur.
Spoiler alert.
Film ini diangkat dari buku cerita anak yang terbit tahun 1938 dan animasi berjudul sama pada tahun 1941. Maka tidak heran bila setting film diambil pada tahun 1900an.
Diawal, anak-anak sudah mulai bertanya tentang sirkus karena memang film ini berkisah tentang kehidupan dan serba-serbi dunia sirkus. Wakar sih karena mereka belum pernah sekalipun saya ajak nonton sirkus. Dua kali pernah diadakan di Palembang, dua kali pula saya sedang di luar kota, sepanjang ingatan saya.
Kisah dibuka dengan kota-kota yang Max Medici dan kawan-kawan lewati sebagai sebuah kelompok sirkus Medici Bros Circus. Lalu dua orang anak yang besar dalam arena sirkus, Milly dan Joe, mendapati ayah mereka yang pulang perang dalam keadaan tangan kirinya harus teramputasi. Besar di tangan seorang ibu, yang lebih dulu meninggalkan mereka, menjadikan kedekatan emosional ayah dan dua orang anak ini tidak begitu baik.
Holt, sang ayah, tidak mampu membangun rasa saling percaya diantara mereka bertiga. Holt tidak tahu bagaimana kehidupan Milly dan Joe selama Holt tinggalkan. Milly seorang anak pintar dan pemerhati dianggap tidak punya tempat oleh Holt yang dulu dikenal sebagai penunggang kuda sirkus handal. Holt mau anak-anaknya menjadi pemain sirkus seperti orangtua mereka.
Konflik awal bermula saat Jumbo melahirkan seorang bayi gajah yang lahir dengan keunikan, kedua daun telinganya lebar. Keunikan yang tidak bisa diterima oleh siapapun kecuali Milly dan Joe.
Milly dan Joe akhirnya melihat Dumbo bisa terbang karena telinganya berfungsi seperti sayap. Ayah mereka tidak percaya. Milly, terutama, lalu semakin menjadi antipati kepada ayahnya. Walau kemudian Dumbo terbukti mampu terbang dan menjadi komoditi berharga bagi sirkus Medici Bros yang hampir bangkrut.