Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Keluarga Cemara dalam Kenangan Anak 90-an

7 Januari 2019   12:03 Diperbarui: 8 Januari 2019   09:50 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Formasi Keluarga Cemara yang Paling diingat

Pertama kali diberitakan bahwa akan ada film Keluarga Cemara yang akan tayang di awal tahun 2019, ingatan saya langsung terbang ke masa tahun 90an. Duduk depan tv bersama ayuk dan adek menunggu serial tv ini tayang, di minggu pagi.

Serial yang sangat lekat dengan sosok Abah, berprofesi sebagai penarik becak, ini juga diangkat dari cerita bersambung dan novel yang berjudul sama. Ditulis oleh Arswendo Atmowiloto, Keluarga Cemara berhasil membangun imajinasi ideal saya, yang belum lulus SD itu, mengenai keluarga. 

Seorang Ayah dengan segala semua usahanya menjalankan peran sebagai kepala rumah tangga. Emak, yang awalnya diperankan oleh Lia Waroka lantas diganti oleh Novia Kolopaking, terakhir diperankan oleh Anneke Putri, juga memberikan saya kecil, ini loh emak yang ideal, ada di rumah, mengurus anak-anaknya, tetap berkontribusi ekonomi kepada keluarga dengan membuat opak. Juga tiga sosok anak-anak yang patuh kepada orangtuanya.

Euis, sebagai anak pertama berhasil memerankan sebagai sosok teteh yang mengayomi adik-adiknya, meskipun namanya adik, pasti lebih usil. 

Sosok Ara dan Agil yang memang hidup sebagai anak-anak yang tumbuh polos, ceria namun tetap bisa diandalkan.

Kelima sosok dalam film ini hidup lebih dari 20 tahun dalam kenangan masa kecil saya. Pun rumah Abah yang asri banget. Kalau ditanya rumah impian saya, adalah rumah seperti rumah Abah. Rumah kayu, kolam dan kebun.

Kenangan-kenangan ini seketika menyeruak hanya dengan mendengar lagu pembuka Film Keluarga Cemara yang kami tonton kemarin.

www.imdb.com
www.imdb.com
dokpri
dokpri
Harta yang paling berharga adalah keluarga

Istana yang paling indah adalah keluarga

.

.

.

Bunga Citra Lestari dengan suara lembutnya berhasil mengaduk-ngaduk emosi saya. Belum apa-apa saya sudah banyak menelan ludah, dan berdehem untuk menahan diri agar airmata tidak keluar. Ya, saya se-mellow itu memang.

Bahkan untuk adegan Emak hamil dan Ara langsung bilang bahwa itu karena doa Ara, saya pun harus berusaha keras agar airmata gak mengalir. Euis yang tanya ke Abah, "Abah tanggung jawab siapa?" Sukses membuat saya mengelap ujung mata saya.

Yah, seorang Ayah hanya berpikir bahwa keluarganya adalah tanggungjawabnya, sedang dia sendiri harus "kuat" sendiri. Salah, salah besar. Dalam Keluarga Cemara ini, Emak mengambil perannya sebagai seorang istri dan ibu yang berdiri dan mengambil porsi hampir sama dalam tanggung jawab kepada keluarga.

Dalam film Keluarga Cemara versi baru ini, konflik anak ke orangtua diangkat. Euis sebagai generasi milenial yang keras kepala sebenarnya hanya butuh didengar, diajak diskusi. Inilah yang terjadi jamak, bahwa orangtua kebanyakan memutuskan sendiri, mengangap apa yang baik bagi anak-anak namun ternyata tidak seperti itu maunya anak-anak. 

Euis memang rindu teman-temannya di Ibu Kota, tapi dia juga nyaman di tempat barunya. Terlebih Ara. Adegan mereka merebut sertifikat rumah karena tidak mau pindah puncaknya.

Pemeran Ara, Widuri, benar-benar berhasil melakoni perannya, ibarat Ara adalah Widuri dalam dunia nyata.

Saya otomatis ikut bernyanyi saat Ara seleksi pentas, tapi saya benar-benar lupa ini lagu siapa. Ada yang inget?

Terlepas dari agak ganggu saat adegan debt collector menyita rumah,  yang gak ada perlawanan sama sekali dan motor yang dipake sama Abah berganti-ganti, film ini cukup berhasil buat saya. Ditengah menjamurnya film cinta remaja, film ini memberi warna sendiri. Cinta remaja yang diangkat memang laiknya remaja, yang malu-malu, seperti yang dilakukan oleh Deni kepada Euis.

Indonesia memang harus memperbanyak film genre keluarga terlebih saat momen liburan seperti ini.

kompasianer palembang
kompasianer palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun