Campak Jerman atau yang lebih dikenal dengan Rubella adalah penyakit akut yang sebenarnya bersifat ringan, yang disebabkan oleh togavirus jenis rubivirus. Meskipun ringan, penyakit ini menjadi masalah karena sifat teratogenik yang ditimbulkannya apabila menginfeksi ibu hamil pada usia kehamilan trimester pertama. Infeksi rubella pada masa awal konsepsi hingga usia kandungan trimester pertama dapat menyebabkan keguguran, kematian janin juga sindroma rubella kongenital (CRS).
Apa Itu Sindroma Rubella Kongenital?
Sindroma rubella kongenital adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan pada janin yang berakibat kecacatan baik pada jantung, sistem syaraf pusat, mata, pendengaran dan lain-lain.
Pada Jantung; bayi akan dilahirkan dengan kebocoran jantung baik itu jenis PDA, ASD atau VSD
Pada sistem syaraf pusat; bayi akan dilahirkan dengan mikrosefalia, meningoensefalitis dan retardasi mental.
Pada mata; bayi akan dilahirkan dengan katarak kongenital, glaukoma kongenital dan pigmentary retinopati.
Pada pendengaran; bayi akan dilahirkan dengan gangguan pendengaran atau tuli sensori.
Penyakit lain yang bisa ditimbulkan berupa radioluscent bone, kuning/ikterik yang muncul setelah 24 jam lahir juga splenomegali.
Angka Kejadian
Sebelum dilakukan imunisasi rubella, insidens CRS bervariasi antara 0,1-0,2/1000 kelahiran hidup pada periode endemik dan antara 0,8-4/1000 kelahiran hidup selama periode epidemi rubella.
Angka kejadian CRS pada negara yang belum mengintroduksi vaksin rubella diperkirakan cukup tinggi. Pada tahun 1996 diperkirakan sekitar 22.000 anak lahir dengan CRS di regio Afrika, sekitar 46.000 di regio Asia Tenggara dan 12.634 di regio Pasifik Barat.