Mohon tunggu...
Putri Sarinande
Putri Sarinande Mohon Tunggu... Freelancer - terkadang~...

"i IQRA therefore i REBEL" ~ zodiak: LEO. ~ tinggi berat: Botol Selei.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Saya, Cabe, dan Terong

10 Januari 2017   20:04 Diperbarui: 10 Januari 2017   20:09 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua yang tua, pernah muda. Atau dalam kosa kata lain yang lebih syahdu, belia. Kosakata cabe dan terong, sebagaimana dinyatakan dalam judul, adalah merujuk pada "cabe-cabean" yaitu perempuan, dan "terong-terongan" yaitu laki-laki, dan terong balado sebagai (mungkin) varian hibridanya, yang masih belia. Remaja-remaja menuju dewasa tersebut, menurut boros saya, dengan merujuk pada kelompok usia perkembangan, termasuk kategori Remaja Akhir.

Sekitar sejak berapa hari sebelum pergantian tahun 2016 ke 2017, saat saya sering mulai diperbantukan jadi pelayan di Warung Nasi spesialis menu masakan Padang garapan Pak RT alias Ayah saya, seringkali saya perhatikan ada cabe dan terong ini seliweran dari kos-kosan dekat WarNasPad (Warung Nasi Padang). Mondar-mandir bolak-balik, membuat kegaduhan tidak menarik dan mengganggu estetika keindahan pemandangan. Harap dicatat estetika keindahan saya bermahzab sarkas dan terkadang menjurus sinis ketika alter ego saya mendominasi. Saya sedemikian berharap agar makhluk-makhluk sayuran ini ditertibkan.

Harapan tersebut mungkin tercapai ketika semalam, ada 3 sedan polisi muncul, menengok kos yang dijelaskan di paragraf sebelumnya, dan gentian membuat kegaduhan. Foto di tulisan ini saya ambil semalam dengan harapan, saya memiliki bahan tulisan (lagi).

Awalnya, saya bergumam satu kata andalan pak dosen berinisial IL: “puas!”, ya – lengkap dengan tanda seru. Namun, beberapa saat kemudian saya mulai khawatir pada diri sendiri: “kok gue kayak orang rumpik yang pada ghibah yak, macam ibu kos galak yang yang suaminya gak tau selingkuh di mana serta tanpa kasih uang belanja waduh, kok jadi seksis dan berbau patriarki – saya harus menulis.. alllllakh..”. Saya lantas mulai bertanya-tanya, mungkin setengah mencari pembenaran. Kenapa saya perlu menjadi diskriminatif dan merasa diri tinggi, tetapi sekaligus berharap makhluk-makhluk sayuran – sebagaimana dimaksudkan – ditertibkan.

Saat seorang teman merespon pesan Whatsapp saya terkait keadaan yang diulas sebelumnya, "mungkin ada yang bugil seperti bupati katingan kalteng", saya menolak kemungkinan itu. Razia lendir, menurut boros saya, adalah pilihan penertiban berlandaskan moral dan berstandar ganda, yang menerapkan hukum tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah. Thoh pelacuran saja sudah ada versi syari-AH. Misalnya kawin-kontrak. Kemudian sampailah saya pada cetusan jawaban lain. Mungkin sedang Razia Narkoba. Dan setelah jawaban lain tersebut, spontan saya bergumam lagi: 'puas!'

Siang tadi baru saya menyimak obrolan Pak RT, alias empunya WarNasPad, dengan beberapa pengunjung warung. Disinyalir, kunjungan para pulisi semalam itu berkenaan dengan dugaan BaLi Balapan Liar, terutama motor. Selain itu, razia tersebut dimaksudkan untuk mendata kejelasan identitas motor dan pemiliknya, STNK-SIM dan KTP.

Ternyata. Lantas, bagaimana dengan relasi saya dengan Cabe dan Terong pada judul. Rumit. Saya bersyukur frekuensi gangguan dari makhluk-makhluk sayuran ini telah berkurang. Namun, di sisi lain, saya ingin mengatakan apa yang orang-orang (sudah) tua sering lakukan: 'semoga lekas mendapat hidayah'. Bukan karena saya mendukung premis setiap yang (sudah) tua selalu benar, tetapi saya menganut paham bahwa orang (yang) sudah tua adakalanya perlu disimak dikarenakan sudah pernah melakukan kebodohan sebelum saya. Melanjutkan naluri ingin dianggap (sudah) tua, maka saya ingin menambahkan: “percayalah, mau labil mau alay mau bajingan sekalipun, lakukanlah dengan elegan.”

Cirebon.

Selasa, 10 Januari 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun