Mohon tunggu...
Pemerhatidunia
Pemerhatidunia Mohon Tunggu... -

working, likes history and spiritual

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ajaran Isa Almasih (2): Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang

24 Agustus 2012   13:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:22 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel dari http://duniapemerhati.blogspot.com Baca rangkaian artikel mengenai ajaran Isa dan artikel lain dari blog itu, termasuk sumber-sumber tulisan sejarah alternatif mengenai Isa. Ajaran Isa Almasih yang pertama dan utama ada dalam perkataannya bahwa ia datang kemari diutus ke dalam dunia untuk mewahyukan siapa itu Tuhan yang mengutus dia. Tuhan itu macam apa, dari  perkataannya, sikapnya, dan perbuatannya. Sebab itu, perhatikan bukan saja perkataannya (sebab bisa saja muridnya salah mengerti dan salah tulis) tetapi bukti perbuatannya. Kalau hanya perkataan, tafsir menafsir itu sering menciptakan ajaran yang sesat. Bagaimana kita mengenal Tuhan?  Siapa di sini pernah melihat Allah?? Tidak pernah bukan? Kalau Tuhan itu pencipta matahari, maka Ia pasti jauh lebih hebat dari matahari. Di alam raya ini ada jutaan trilyun bintang yang masing-masing seukuran matahari. Tuhan kalau ada pasti lebih besar dari semua itu. Kecuali ada oknum yang datang dari Tuhan, lalu memberitakan dan menunjukkan dalam perbuatan seperti apa dan siapa itu Tuhan, mustahil kita tahu Tuhan itu seperti apa, dan mustahil kita percayai. Tanpa petunjuk Tuhan itu seperti apa, maka manusia akan cenderung menganggap Tuhan itu hanya mahakuasa, mahaadil, mahatinggi dan seterusnya, sehingga konsep agamanya akan menjadi berdasarkan teori, akidah, yang kemudian menjadi syariah atau hukum. Tuhan dianggap sebagai hakim dan majikan yang jauh dan mutlak tidak tersentuh. Manusia harus tunduk pada hukum agama beraneka ragam. Itulah konsep manusia dunia normal mengenai agama.

Beruntung bahwa Tuhan tidak tinggal diam. Datanglah ke planet kecil ini seorang bayi manusia dengan misi besar untuk mewahyukan sesuatu mengenai Tuhan alam semesta raya. Isa Almasih putra Maryam, dan injil (=kabar baik) yang ia bawa tidak lain tidak bukan hanyalah kalimat basmallah di atas, berita baik bahwa Allah itu pengasih dan penyayang!! Dengarkan perkataan Isa. Ia berkata "Aku dari atas" "aku dan Bapa adalah satu" "aku diutus oleh Bapa," dan seterusnya, menunjukkan bahwa Isa itu mengaku sebagai seorang Rasul Allah dan berasal dari Tuhan. Lihatlah perbuatan Isa. Isa demikian mencintai sesama manusia, itu ciri utama, demikian cinta hingga ia melupakan dirinya sendiri. Demi pelayanan dan pengabaran kabar baik bahwa Tuhan itu Pengasih dan Penyayang (itulah INJIL yang artinya kabar baik, dan Isa tidak pernah menulis kitab apapun), Isa rela tidak punya rumah, tidak punya istri, tidak punya pakaian berlebih. Ia hidup sangat sederhana. Waktunya ia habiskan bersama para muridnya berkeliling dan menolong orang banyak. Ia bukan orang kristen yang datang ke gereja tetapi ke sinagog yahudi, bukan pendeta kristen yang berdasi bertoga dan bekerja untuk gereja, bukan petapa miskin hindu buddha yang mencari kesempurnaan dan hidup dari sedekah, bukan ustads islam yang bersorban putih, bukan farisi yahudi karena ajarannya banyak bertentangan dengan mereka, ... Dari semua tokoh penyebar agama, hanya Isa yang menunjukkan dan mengajarkan dengan begitu aktif,  konsisten dan terbukti, dalam semua baik atau buruk kisah hidupnya, dalam hormat dan nista yang ia alami, di tengah kebaikan dan kejahatan yang mengelilinginya, bahwa Tuhan itu tetap Pengasih dan Penyayang! Ia tidak berniat duniawi harta kuasa atau wanita, meskipun untuk pekerjaan penginjilan itu ia perlu banyak uang. Banyak yang menyumbang. Bahkan untuk keperluan keluarga para muridnya, Isa menyediakannya, demikian cerita dari sebuah sumber bernama The Urantia Book, mengenai Nathaniel yang tugasnya adalah pergi mengirim uang untuk keluarga para murid Isa dan menjenguk mereka jika ada keperluan. Isa punya murid bernama Matius, tugasnya adalah mencari dana. Isa punya Judas Iskariot si bendahara. Isa sering berurusan dengan uang, tetapi ia tidak hidup untuk mencari uang. Ia menggunakan waktunya untuk menunjukkan siapa itu Tuhanmelalui perbuatannya pada sesama. Itulah makna Injil yang artinya kabar baik. Kabar baik apa?? karena Isa mengabarkan kabar bahwa Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, bukan tuhan serupa Yahweh yang cemburuan, minta tumbal sesaji darah kambing domba atau yang minta manusia taat hukum sampai sekecil-kecilnya, pemarah pemurka dan sebentar-sebentar mengancam dengan azab dan neraka. Injil = Kabar Baik bahwa Allah Itu Pengasih dan Penyayang Kesimpulan ini aku temukan setelah membaca perkataan dan perbuatan Isa dari berbagai sumber, bukan dogma atau ajaran gereja, sebab misalnya, ajaran Isa datang untuk menebus dosa umat manusia, itu tidak logis dan menjadi perdebatan karena Tuhan itu bukan pegadaian sehingga ada tebus menebus nyawa. Tuhan tidak sadis semacam itu. Ajaran Tuhan yang minta kurban itu melecehkan Tuhan yang Maha Pengampun. Tebusan kambing domba itu ajaran Yahweh yang sebenarnya adalah Iblis karena minta tumbal sajen seperti layaknya setan dan dukun santet dimana-mana. Tidak. Isa datang dengan misi utama mengabarkan tentang Tuhan Allahnya yang pengasih dan penyayang. Misi Isa yang kedua adalah menyelesaikan pemberontakan setan di planet ini, dan itu mungkin terpaksa dilakukannya dengan mati disalib untuk memenuhi tuntutan iblis. Kita tidak tahu persis transaksi apa yang terjadi antara Isa dan Iblis ketika mereka berhadapan di bukit pencobaan. Mungkin saja Iblis menuntut tumbal penderitaannya sebagai ganti planet ini? Di Taman Gethsemani, sebelum ia ditangkap, Isa bergumul dan berkeringat hebat karena sebenarnya ia tidak rela mati dianiaya demikian. Harga yang harus ia bayar untuk kelepasan planet ini dari cengkeraman iblis demikian besar. Isa juga tidak mempunyai motif duniawi. Satu kali, setelah mujizat memberi makan 5000 orang, orang banyak mendaulatnya sebagai Mesiah dan hendak melantiknya menjadi raja, sebuah kekuasaan yang sangat besar, tetapi Isa menolak. Jawabnya, kira-kira begini: kerajaanku bukan dari dunia ini, tetapi kerajaan spiritual yang tidak kelihatan, dimana Tuhan berkuasa atas jiwa manusia dari dalam, dan jika aku menjadi raja dunia, maka pengikutku harus membela aku. Isa menolak kekuasaan besar yang diberikan rakyat Israel secara demokrasi.  Isa juga tidak lemah karena perempuan. Isa tidak punya istri, sekalipun ada satu korps perempuan yang mengikutinya kemanapun pergi. Ia juga digosipkan dengan Maria Magdalena yang diselamatkannya dari hukum rajam para ulama Yahudi, oleh novel daVinci Code. Tidak ada satupun yang terbukti. Isa mengatakan bahwa misinya terlalu besar dan berbahaya, sehingga ia memutuskan tidak punya istri. Sekali lagi, Urantia Book menceritakan Isa adalah lelaki normal, dan ketika berusia duapuluhan pernah dilamar gadis bernama Ribka, tetapi ditolaknya dengan halus karena alasan diatas itu. Berkali-kali Isa mengampuni orang berdosa dan mengubah mereka. Ia melayani dan berbuat baik pada sesama hanya karena satu pendorong:belas kasihan atau rahmat. Isa sangat mencintai sesama. Ia berbelas kasihan pada mereka. Ia berbuat baik karena kasihan pada orang banyak yang perlu pertolongan secara rohaniah. Dengan demikian, jelas mengapa Isa mengajarkan doa semacam ini: Kalau kamu berdoa, demikianlah: BAPA kami yang di surga, dimuliakanlah namamu, datanglah kerajaanmu, dst. Tuhan adalah Bapak umat manusia. Tuhan itu baik seperti Bapak. Ia adalah Bapak alam semesta. Kita semua adalah sesama saudara. Semua statusnya yang percaya adalah anak-anak Tuhan. Konsep anak Tuhan itu diwahyukan Isa secara pasti. Sebelumnya tidak ada manusia berani mengatakan  itu. Memang tidak ada manusia berani. Isa yang datang dari Tuhan mengatakan dengan pasti: kalian yang percaya adalah statusnya anak-anak Tuhan. Ajaran manusia sebagai anak Tuhan ini sangat menonjol dalam semua kitab sahih yang ditulis oleh pihak yang mengaku tangan pertama: para sahabat, para malaikat dan oknum gaib, terawang perpustakaan kitab kehidupan, dan sebagainya. Hanya Muhammad yang datang entah darimana 700 tahun kemudian membantah hal itu tanpa sanad atau referensi tertulis yang bisa dipertanggung-jawabkan. Konsep Tuhan sebagai Bapak secara pribadi itu khas ajaran Isa. Dikatakan ratusan kali dalam semua sumber baik yang diakui maupun tidak diakui gereja, dari tulisan mula-mula hingga hari ini. Bahkan kalau ada pengalaman orang meninggal hidup lagi dan sempat bertemu Isa (lihat kesaksian mereka di Youtube), Isa selalu menyapa "anakku..." Belum pernah dalam sejarah ada manusia berani mengatakan bahwa Tuhan itu bapaknya. Manusia adalah Anak Allah. Manusia memang tidak mungkin mengatakannya. Anak tidak mungkin tahu siapa bapaknya kecuali ada yang memberitahu dia. Salah satu fakta paling konsisten antara perkataan dan seluruh perbuatan Isa adalah bahwa Tuhan itu Pengasih dan Penyayang, Bapak umat manusia. Itulah yang disebut Kabar Baik atau Injil itu. Sayang sekali Muhammad yang datang belakangan menurunkan lagi status manusia menjadi budak atau abdi Allah, tentu saja bisa dipahami karena ia hidup ratusan tahun setelahnya, dan ketidak-tahuannya pada ajaran Isa yang paling pokok ini.  Manusia normal seperti Muhammad yang tidak pernah kenal Injil Isa tentu wajar menganggap Tuhan adalah majikan dan manusia adalah budak, tetapi Tuhan mewahyukan diri melalui Isa bahwa Tuhan itu Bapak umat manusia dan status manusia itu anak. Tidak usah takut ancaman neraka kafir atau menyekutukan Allah atau ancaman sejenisnya. Ajaran ini dijamin oleh Yang Terkemuka di Bumi dan Akhirat, Jalan yang Lurus, Hakim atas Hari Kiamat, sang Kalimatullah dan Rohullah, yang masih hidup tidak mati sampai hari ini dan yang akan kalian jumpai baik sekarang maupun ketika kalian mati. Ajaran ini menjadi standar penghakiman pada hari kiamat kelak. Jadi, ciri khas Isa adalah kasih sayang, belas kasihan dan pengampunan, dan kebaikan pada sesama. Semangat untuk berkorban demi menolong sesama. Namun demikian jangan dikira Isa toleran pada dosa. Isa sangat benci ketidak-jujuran atau kemunafikan. Bahkan demikian ekstrim, Isa sering memaki-maki para ulama pemuka syariat Yahudi karena mereka munafik. Sama seperti ulama sekarang, ulama di masa Isa itu munafik juga. Mereka menimpakan aturan berbagai tatacara agama yang berat, sementara mereka sendiri berleha-leha mencari celah melanggar aturan. Sebagai pembuat peraturan agama, mereka bisa seenaknya mengeluarkan fatwa sementara mereka sendiri seperti kuburan dilabur putih, pura-pura, padahal hati mereka busuk. Isa demikian berani mengatakan hitam adalah hitam, putih adalah putih, di depan umum menunjuk hidung para ulama, sedemikian sehingga mereka marah dan berkomplot membunuh Isa. Berkali kali mereka mencari batu hendak merajam Isa, tetapi Isa lolos. Memang kali terakhir, Isa atas kehendak Bapanya menyerahkan dirinya tidak melawan dan mati disalib. Isa itu Tuhan atau Manusia? Mengenai dirinya sendiri, Isa Almasih tidak mengumumkan dirinya adalah Tuhan. Ia mengaku sebagai Anak Manusia. Tetapi perhatikan ini: ketika Petrus dan murid lain menyebut dia sebagai Anak Tuhan, Isa tidak menolaknya. Isa menerimanya! Jadi di sinilah misterinya. Gereja Kristen selama 4 abad pertama bertengkar mengenai Isa: apakah Ia Tuhan, atau manusia biasa?? Sampai hari ini manusia terus bertengkar mengenai siapa Isa, Anak Tuhan atau Anak Manusia, atau kedua-duanya? Jangan kira orang Islam menemukan rahasia siapa itu Isa. Itu bukan barang baru. Gereja kristen pengikut Isa sendiri selama 4 abad pecah belah karena perbedaan pandangan siapa Isa itu. Arius uskup agung Mesir mengatakan Isa itu Anak, manusia biasa, di bawah Bapa. Gereja di Syria dan Lebanon mengatakan Isa itu Tuhan sepenuhnya. Akibatnya setelah beratus-ratus tahun berdebat, tercapailah konsensus keputusan bersama di konsili Chalcedon dan Nicaea tentang dogma kristen yang dipakai hingga sekarang. Jadi ajaran tentang siapa itu Kristus itu adalah hasil konsensus dan keputusan gereja, jalan tengah, meskipun belum tentu benar-benar sesungguhnya pengakuan Isa sendiri. Isa belum mengklarifikasi sampai hari ini. Jadi Isa itu tetap misteri sampai hari ini. Orang Islam dan Kristen tidak usah sok pintar mengatakan Isa adalah ini atau itu. Aku menjumpai banyak ulama Islam sok tahu dan sok pintar mengenai Isa. Termasuk literatur Islam, bagaimana orang percaya, sedangkan hadis Isa dibuat orang yang sama sekali belum pernah bertemu Isa muka dengan muka, karena Isa hidup 700 tahun sebelumnya, dan di tanah yang yang 1000 kilometer dari lokasi kejadian. Logika sejarah mana yang percaya pendapat macam demikian??  Benar bukan kalau aku berpendapat bahwa agama adalah lahan subur penipuan?? Coba lihat ringkasan ini. Gereja Kristen bukan satu-satunya yang berbeda pandangan tentang Isa:
  • Kristen mayoritas berpendapat bahwa Yesus adalah Tuhan. Isa adalah Tuhan 100% manusia 100%.
  • Yahudi dan Islam menganggap Yesus adalah manusia biasa.
  • Beberapa aliran Kristen mengatakan Yesus adalah setengah Tuhan setengah manusia,
  • Hindu setelah memahami kisah hidup Isa mengatakan, Kristus adalah mirip seperti Krishna, yang adalah Avatar Vishnu, yaitu Tuhan menjelma atau berinkarnasi menjadi manusia, atau Isa adalah Tuhan --> manusia.
  • Buddhis dalam web-web mereka mengatakan, Yesus adalah Boddhisatva, manusia yang telah mencapai kesempurnaan, pencerahan dan keilahian, namun masih tinggal sementara atau berkunjung ke Bumi, untuk menolong sesama manusia yang lain. Menurut ajaran Buddha, Isa adalah manusia --> Tuhan,
  • The Urantia Book menyebut Yesus adalah God-man, Tuhan sekaligus manusia, atau Isa adalah Tuhan + manusia !

Semua anggapan, dan semua mengaku dari bukti, tetapi jelas semua hanyalah pendapat, opini, anggapan pribadi masing-masing. Sulit bukan misteri siapa Isa ini? Sebab itulah aku menghindari debat siapa itu Isa. Daripada kita berbusa-busa nanti keliru, merasa kita pintar dan sok tahu, padahal yang bersangkutan sendiri belum klarifikasi apapun, Dia yang Hidup itu belum klarifikasi siapa Dia, jadi lebih baik tidak usah berdebat siapa itu Isa atau Yesus, apalagi mengatakan yang bukan-bukan. Isa tidak pernah terbukti bersalah. Pengadilan Gubernur Pilatus Romawi tidak menemukan kesalahannya. Pengadilan agama Yahudi tidak menemukan salahnya, kecuali bahwa Isa mengaku satu dengan Allah, menyamakan atau menyekutukan diri dengan Allah. Ini masalah pengakuan pribadi, yang tidak ada manusia manapun yang bisa membuktikannya, sebab tidak ada ulama atau siapapun pernah pergi bertemu Allah atau pergi ke akhirat melihat siapa Isa di sana. Pengalaman orang yang nyaris mati mengatakan bahwa Isa adalah Yang Terkemuka di sana.  Tetapi kalau saja Isa hidup lagi hari ini, maka oleh pengadilan syariah ia pasti sudah dijatuhi hukum rajam, karena kesalahan yang sama: menyekutukan diri dengan Allah, mengaku berasal dari Allah, mengaku bahwa dirinya dan Allah adalah satu, mengaku dirinya adalah Anak Allah. Ini beda halnya jika kita mengatakan si A itu pembunuh atau perampok, karena positif terbukti membunuh dan merampok sampai ada surah ayat mengenai pembagian jarahannya. Ini kriminal, pelanggaran hak asasi manusia, bukan lagi pengakuan diri atau pernyataan tulus apa adanya, tetapi sebuah kejahatan. Siapa itu Isa kalau demikian? Dan kebijaksanaan bertahun-tahun aku mempelajari dunia mengatakan bahwa, kebenaran itu sering adalah total dari semua yang dipercayai manusia. Dan sering kebenaran itu suatu paradoks yang luar biasa. Mengapa suatu foto atau lukisan itu indah? karena ada kontras-kontras tetapi harmoni menurut sebuah pola. Kalau sebuah lukisan, maka lukisan kebenaran itu sering memuat di dalamnya ekstrim-ekstrim dan perbedaan yang dirangkai menjadi satu utuh harmonis. Sementara ini kita baru melihat bagian per bagian saja, dan nampaknya begitu kontras dan paradoks bertentangan satu sama lain. Ibarat kita sekelompok orang buta memegang seekor gajah, yang satu menganggapnya seperti pohon karena memegang kakinya, ular karena memegang ekornya, papan karena memegang telinganya, dan tembok karena memegang perutnya. Kita bertengkar satu sama dengan bukti masing-masing. Padahal memang gajah itu keseluruhannya, bahkan lebih lagi. Ini sama dengan pemahaman agama kita, yang satu persatu berbeda, dari sudut pandang yang terbatas, padahal obyeknya adalah total semuanya, bahkan lebih. Kebenaran mengenai Isa bisa saja adalah jumlah total semua yang dipercayai manusia. Ia mungkin sebuah paradoks. Harmoni diatas keindahan. Ia bisa jadi sekaligus adalah Tuhan, manusia biasa, setengah manusia, Tuhan jadi manusia, manusia jadi Tuhan, dan Tuhan + manusia ... atau bahkan lebih lagi ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun