Eksistensi manusia memunculkan dua sisi yaitu kelebihan dan kekurangan. Ketika pada bidang-bidang tertentu kita mampu melakukan lebih dari pada yang orang lakukan, ketika itulah orang menyebutnya sebuah kelebihan. Kelebihan terbentuk melalui proses yang panjang, kadang melalui proses yang sadar dan ada pula yang tidak disadari.
Terlepas bagaimana proses lahirnya sebuah kelebihan pada seorang manusia, kelebihan dapat berkorelasi positif pada diri sendiri maupun orang lain dan sebaliknya dapat pula berkorelasi negatif. Ketika kelebihan seseorang dapat menjadi manfaat bagi orang lain dan dapat membuat seseorang menjadi rendah hati dan senantiasa bersyukur, maka saat itulah kelebihan akan berbuah baik. Adapula saat-saat tertentu dimana kelebihan membuka peluang seseorang untuk sombong, meremehkan orang lain bahkan mengurangi motivasi nya untuk senantiasa belajar karena dia terlena dengan kelebihan yang dimilikinya. Maka saat itu kita memandang kelebihan dapat berbuah keburukan.
ujian sebuah kelebihan atau prestasi. Ketika kita berprestasi, maka berikutnya akan banyak ujian yang siap menghampiri kita dan bisa menghambat laju perkembangan kapasitas intelektual dan emosional kita. Banyaknya ujian tersebut tidaklah harus menyurutkan langkah kita untuk berprestasi dan melejitkan potensi diri, tapi ini sebagai instropeksi agar kita tak terlupa dengan Sang Maha Pemberi Hidayah dan Ilmu Pengetahuan. Dalam bingkai kita sebagai seorang muslim, ilmu akan semakin mendekatkan kita kepada Allah.
ItulahBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H