Aku membatu. Kata-kata itu, darimana dia mengetahuinya? Aku mendudukkan kembali tubuhku dan menatapnya. Ku putar memori enam tahun lalu yang samar-samar kuingat.
Senja itu, di bukit kupu-kupu. Aku melihat seorang lelaki yang melukis sebuah gambar aneh. Bukan pemandangan sekitar namun hanya goresan warna hitam yang mengelilingi daun berwarna putih. Tapi nama lelaki itu bukan Evan ... tunggu! Evan Prasastya. Lelaki ini Sastya?
"Kamu ... Sastya?" tanyaku. Dia mengangguk. Setetes air hangat meluncur kaku dipipiku. Siapa sangka aku bisa bertemu kembali dengan lelaki gila ini?
"Kemana saja kamu, hah? Menghilang tanpa kabar! Aku mencarimu. Aku ..."
"Kamu ... mencintaiku?" godanya. Pipiku memanas.
"Tidak untuk saat ini. Tapi aku ingin itu," aku balas menggodanya.
"I'll make it happen! Not just for you, but for us ...!"
-end-