Sepertinya ini bukan rahasia lagi. Semua orang sepertinya sudah mengetahui bahwa mereka yang menamakan dirinya anggota dewan yang terhormat tidak mencerminkan kepribadian yang layak ditiru. Tidur saat sidang, itu sih sudah biasa. Bahkan sudah menjadi kritikan dalam lagi Iwan Fals. Bolos sidang atau istilah anak sekarang TA (titip absen) pun sempat mencuat. Bahkan polemik pakai absen jari pun mencuat di media massa. Sekarang muncul hal baru di gedung rakyat tersebut. Anggota Dewan menonton video porno. Dan ternyata bukan hanya itu kerjaan para wakil rakyat ini. Dari foto yang ditampilkan di TV ada banyak sekali ulah unik para anggota dewan tersebut. Ada yang bergaya narsis, asik memotret dirinya sendiri, ada yang asik membaca majalah, ada yang melihat-lihat situs otomotif. wuih banyak sekali deh ulahnya. Belum lagi tuntutan-tuntutan mereka demi 'kesejahteraan rakyat'. Gedung baru, staf ahli, kunker dan sebagainya yang pasti bukan dinikmati rakyat, tapi mereka. Padahal sebagai orang yang 'dibayar' rakyat untuk mewakili suara mereka, rasanya kerja keras mereka sudah dinilai amat tinggi. Selain uang gaji, segala fasilitas dibayari. Rumah diberi, mobil dikasih, belanja dapur ada, uang rekreasi apalagi. Belum lagi uang-uang sampingan yang tidak terhitung. Coba bandingkan dengan rakyat yang membayar mereka. Mobil pribadi? ada tapi desak-desakan, rumah ada tapi tipenya RSSSSSS, rumah sangat sederhana sampai susah selonjor sekali :P, mau makan? dapat hari ini untuk hari ini. Rasanya memalukan sekali jika mereka yang digaji rakyat malah tidak peduli dengan nasib 'bos'nya. Apa yang sudah dibuat mereka selama ini? Saya yakin banyak, tapi apa imbasnya? saya yakin banyak yang akan menjawab tidak ada. Karena untuk duduk disana, di kursi empuk di senayan, mereka harus mengeluarkan banyak sekali uang. Membeli 'kapal' yang akan membawa mereka ketujuan. membayar jurkam, bahkan suara rakyat pemilihnya. Setelah duduk disana? Ya tujuan utama membalikkan kembali modal yang ada. Memang bukan me-generalisasi tapi itulah pandangan kebanyakan masyarakat sekarang. Entah benar entah tidak, yang dipandang rakyat adalah apa yang mereka tampilkan. @anggrainilubis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H