Mohon tunggu...
Deni Danial Kesa
Deni Danial Kesa Mohon Tunggu... profesional -

Lebih mulia menjadi penonton yang kritis dan melakukan perubahan, daripada menjadi pemain yang lalim dan keras hati. Buka semua panca Indera kita, cerahkan nalar dengan hal positif dan kepakkan sayap kebajikan diantara warna-warni dunia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hari Bumi dan Isu Klise

18 April 2011   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:40 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa berjalannya rutinitas bertemakan lingkungan yang kadang masih menjadi isu yang marjinal, mungkin sebagian besar orang masih terfokus dengan hiruk pikuknya gejala lebaynya politik di negara kita dan segala warna yang menyertainya. Bahkan isu lingkungan tidak menjadi bahan yang menarik dan dibawakan oleh partai partai yang ada. Rupanya isu Indonesia makmur dan sejahtera serta menarsiskan partai masing masing lebih populis dibandingkan penanganan dini terhadap lingkungan kita. Ancaman terhadap keberlangsungan bumi kita rupanya hanya dijadikan sebagai bahan pemanis dan spanduk peringatan seperti acara acara seremonial lainnya, padahal sejahtera atau tidaknya umat manusia tergantung dari kondisi bumi yang kita pijak selama ini, karena banyak korelasi positif antara kondisi lingkungan dunia dengan sistem ekonomi yang dijalankan. SEJARAH HARI BUMI Sejarah hari bumi pertama di dunia jatuh pada tanggal 22 april 1970, pada saat itu sekitar 20 juta orang memperingati hari bumi dengan melakukan kampanye serentak dipimpin seorang senator setempat Gaylord nelson, pada awalnya kampanye ini hanya mengkampanyekan zero population, dan ledakan pertumbuhan penduduk (baby booming) selain pada saat itu juga Amerika mengalami berbagai bentuk efek negative dari industrialisasi pasca perang Vietnam dengan banyaknya limbah kimia berbahaya dan pencemaran yang merajalela.Seiiring berjalannya waktu maka peringatan hari bumi diapresiasi oleh PBB dan beberapa Negara didunia, meski PBB sejak tahun 1969 memperingati hari bumi berdasar perkiraan march equinox atau sekitar tanggal 20 maret, dimana posisi matahari berada diatas garis ekuator (Wikipedia,21 april2009). Tapi pada kenyataanya 22 April-lah yang lebih populer dan sering diperingati di berbagai belahan dunia dengan berbagai cara. KONDISI TERKINI Setelah banyak mengalami pasang surutnya kampanye kepedulian terhadap isu isu lingkungan dan walaupun banyak yang sudah berubah sejak tahun 1970, banyak upaya yang terus dilakukan baik oleh para aktivis lingkungan maupun akademisi untuk lebih melindungi bumi ini, tapi hal tersebut tidaklah cukup. Pada 100 tahun terakhir, Bumi kita sudah mengalami peningkatan suhu yang sangat signifikan, peningkatan tersebut berkisar 1 derajat celcius atau 1,8 derajat Fahrenheit (kompas,16 april 2009). Penyebab tertinggi dari perubahan kenaikan suhu itu lebih diakibatkan gas buangan karbon dioksida dunia tertinggi setelah 650.000 tahun atau mungkin 20 juta tahun. Bahkan tercatat Negara Negara yang dikenal dengan ornament es abadinya seperti Greenland, atau norwegia perlahan harus kehilangan kawasan esnya, dan berubah menjadi perairan, hal tersebut menjadikan tingginya permukaan laut dan diperkirakan akhir abad ini permukaan laut akan naik menjadi satu sampai setengah meter. Lalu kita, seberapa banyak kalangan kah yang akan berfikir tentang generasi berikutnya, begitu banyak hal yang kita tidak bisa pastikan bahwa kehidupan generasi mendatang kita terancam. Ironisnya hal ini ditanggapi biasa saja, dan mungkin hambar bagi sebagian besar kalangan politisi.Melihat kondisi yang semakin mendesak, memang tidak ada jalan lain semua pihak yang concern dalam masalah lingkungan dan bumi kita untuk bergerak dalam satu barisan pressure group. Pada kenyataannya semua pihak belum bisa berdiri bersama sama dengan banyaknya kepentingan yang melatar belakanginya. Alangkah indahnya apabila lembaga lembaga swadaya masyarakat, parpol, pemerintah dan para akademisi bahu membahu membuat gerakan gerakan yang massif mengubah wajah bumi kita, ada banyak cara untuk merubah hal tersebut dan itu masih merupakan PR yang tidak kunjung selesai. Bikin partai hijau di Indonesia sepertinya masih jauh panggang dari api, tapi tidak menutup kemungkinan dengan eskalasi politik yang berkembang sekarang ini ternyata masih banyak pihak yang hanya dipentingkan isu klise kesejahteraan yang sesaat. PERAN AKADEMISI Meski dalam kenyataannya beberapa konsep diatas sudah pernah dan bahkan tidak asing kedengarannya konsep ini sulit dilakukan dikarenakan itikad baik dan pemahaman mengolah disalah artikan menjadi libido sebagian penguasa dan pengusaha yang tidak tertahankan untuk menikmati semua kekayaan alam tanpa terkecuali dengan tidak mengindahkan konsep keberlanjutan. Dengan adanya Budget pendidikan APBN sampai 20 % diharapkan memaksimalkan pemberdayaan kurikulum tentang lingkungan dari sejak dini, dan diharapkan juga pemerintah dan akademisi memberikan sumbangsih dalam melakukan terus menerus berbagai prakarsa dan prakarya bidang teknologi serta penelitian yang akan mendukung secara sinergis percepatan dan alih teknologi untuk mendukung industry (science park). Dan pembentukan pusat pusat kerjasama institusi pendidikan dengan industry, sehingga tidak mungkin pembiayaan research dengan kerjasama lewat pihak industry dapat memberikan sumbangsih bagi pelayanan institusi pendidikan terhadap mahasiswa atau usur unsur pendidikan lain berperan aktif dalam menggerakan massifikasi peduli terhadap isu bumi dengan aplikasi pengetahuan dibidangnya masing masing. INDUSTRI YANG RAMAH LINGKUNGAN Untuk berubah memang memerlukan sebuah terobosan dan keberanian yang berdasar pengembangan teknologi tinggi dan aplikasi mata rantai ekonominya. Banyak karya anak bangsa yang hanya disimpan di perpustakaan universitas universitas atau bahkan di BPPT sekalipun. Dengan berbekal berbagai hasil karya anak bangsa yang ramah lingkungan Negara wajib hukumnya menciptakan pekerjaan diantaranya membuat industry yang prospektif, hal ini lebih bermanfaat daripada hanya sekedar membagikan BLT yang habis dalam hitungan minggu. Menciptakan kantong kantong industry di setiap daerah berdasarkan kearifan lokal yang ada, sudah saatnya kita memanfaatkan dana dana yang salah sasaran, membentuk satu industry yang bisa menyerap banyak tenaga kerja didaerah sehingga arus urbanisasi bisa dicegah, karena urbanisasi yang tidak terkendali dan masalah kependudukan menyumbang menurunnya kualitas hidup manusia perkotaan. Mengundang investor memang bukan perkara mudah, apabila belum ada investor yang berminat menanamkan modalnya di sector riil, tidak ada salahnya pemerintah membuat industry berskala kabupaten untuk produk yang ramah lingkungan atau industry penyangga produksi. Sedangkan masyarakat pedesaan bisa dibuat industry rumah tangga yang menjadikan industry ditingkat kabupaten yang menjadi patronnya. Seperti contoh kecil membuat industry biogas. Dari pembentukan satu industry saja akan membuat banyak lapangan pekerjaan mengurangi pemakaian Sumber daya alam yang tidak tergantikan adalah solusinya. Industry ini akan berkembang apabila mereka bisa memasok market pasar yang ramah lingkungan juga, sehingga nanti akan terbentuk pula pola polaseperti industry otomotif yang ramah lingkungan dan sector pendukung lainnya. Untuk itu perlu di buatkan kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor dalam keluarga, peremajaan semua jenis kendaraan yang ada di daerah perkotaan, mungkin bisa mengurai benang kusut kemacetan dan polusi udara, dengan syarat memperbaiki kualitas transportasi publik kita. Bersepeda atau menggunakan sepeda motor listrik menjadi pilihan, bersepeda adalah salah satu cara transportasi yang ada hari ini yang paling bersih, paling sehat, tenaga-efisien dan bersahabat dengan lingkungan. Green environment creates green jobs….

13031402492118372897
13031402492118372897
PEMANFAATAN ULANG DAMPAK EKSPLOITASI Selain Industri secara ekonomis, banyak hal yang bisa dilakukan dalam kaitannya dengan mendukung upaya peningkatan kualitas hidup manusia dalam kaitannya dengan keberlangsungan bumi kita. Seperti banyak sekali kawasan di daerah di Indonesia yang dulunya merupakan kawasan tambang yang terbengkalai tanpa ada upaya lebih lanjut untuk memanfaatkannya. Kawasan kawasan bekas tambang batu bara, nikel , timah, besi. Pemanfaatan lahan dan bekas galian tambang untuk membuat sentra perikanan, peternakan, perkebunan dan wisata merupakan alternative pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berorientasi pada lingkungan. Berbagai kawasan yang ada di daerah yang berpotensi menjadi sasaran wisata bisa dibentuk kelompok kelompok peduli lingkungan yang mempunyai usaha pemberdayaan masyarakat yang memanfaatkan kunjungan wisatawan untuk ecotourism dan culture tourisme. Pengendalian dampak penambangan atau pembabatan hutan rupanya banyak tidak disadari oleh sebagian kalangan pemerintah bahkan symbol kebanggan kita gunung carstenz pyramid saja sudah terancam pembuangan ampas biji timah dari Freeport (milist FMI, 2007). Sungguh ironis.
13031410321078475071
13031410321078475071
SEKARANG ATAU TIDAK SAMA SEKALI Semua hal diatas hanya sebagian kecil saja masalah dan kesempatan kesempatan yang ditimbulkan dari dimanfaatkan atau tidaknya teknologi yang ramah lingkungan. Jadi tidak ada salahnya kita mulai dari sekarang mengefisienkan penggunaan sumber daya alam, stop pembabatan hutan untuk perkebunan , moratorium hutan Indonesia sekarang juga, manfaatkan industry pertambangan kita oleh anak bangsa, dengan merasionalisasi dan menasionalisasi banyak perusahaan asing untuk kemakmuran masyarakat dan pengontrolan yang lebih bermartabat terhadap lingkungan. Lantas apa saja yang bisa kita lakukan untuk membantu gerakan penyadaran peduli bumi kita:
  • Membuat efisiensi hal yang biasa kita lakukan terkait dengan kebutuhan domestic kita air, energy, sandang,  pangan dan papan disesuaikan dengan kebutuhan yang mendukung lingkungan
  • Mendukung politisi yang betul betul berjuang untuk menegakkan isu isu dan keberpihakan terhadap lingkungan tanpa memandang darimana asal partainya.
  • Membuat usulan revitalisasi dan kampanye lingkungan serta cintai bumi kita di tempat kita bekerja,dan berinteraksi lewat pola hidup keseharian kita.
  • Mendukung kampanye yang mengangkat isu lingkungan supaya mendorong pemerintah melakukan perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia, dan tetap peka terhadap isu isu lingkungan. Dimulai dari lingkungan sekitar kita, jangan sampai kasus bencana alam terulang kembali karena kita tidak perduli.

Alangkah indahnya bumi ini ketika kita lebih perduli dan memahami pentingnya bumi kita, tidak hanya di tanggal 22 april tapi disetiap waktu kita karena dengan memahami arti pentingnya keberlanjutan bumi ini, kita memahami arti masa depan penerus kita. Tiap hari adalah hari bumi….Lestari bumiku jayalah bangsaku…. “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.” (QS. 7 : 56). Salam damai penuh cinta dari Chung Li.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun