Mohon tunggu...
Deni Danial Kesa
Deni Danial Kesa Mohon Tunggu... profesional -

Lebih mulia menjadi penonton yang kritis dan melakukan perubahan, daripada menjadi pemain yang lalim dan keras hati. Buka semua panca Indera kita, cerahkan nalar dengan hal positif dan kepakkan sayap kebajikan diantara warna-warni dunia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bubarkan DPR

16 Mei 2011   22:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:34 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malem saya sempat bermimpi.........mimpinya  sangat unik..hehehe .tentang pembubaran DPR.....gara gara  eneg dengan pembicaraan dan berita berita yang beredar di banyak media rupanya..mimpi-pun terkontaminasi.. Yang sempat teringat di mimpi saat itu biaya pemilu di Indonesia konon paling murah hanya berkisar 22 trilyun saja....lebih murah dibandingin negara negara maju  atau bahkan negara berkembang lainnya, kalau dihitung per kepala tidak sampai 1 dollar AS,...dikarenakan pemerintah sedang kesulitan dana , maka diadakan rembug nasional.......kebetulan saya diundang sebagai pembicara ( jangan protes..namanya juga mimpi).....lalu saya katakan didepan presiden, wapres, ketua DPR, MPR,  dan hadirin yang hadir pada saat itu.... "saudara saudara sebangsa dan setanah air.....hadirin tokoh politik Indonesia, mengingat keterpurukan bangsa ini dan demi menyelamatkan perekonomian serta kepercayaan masyarakat terhadap sistem ketatanegaraan kita sudah saatnyalah kita bikin revolusi perubahan sistem demokrasi pemilihan umum kita...., saya menyerukan  untuk pemilu kali ini kita buat perubahan tata cara pemilihan wakil wakil rakyat yang tepat murah dan efisien....dengan memulai tahapan : 1. Tiap komunitas memilih ketua RT nya masing, masing 2. Para ketua RT nanti akan memilih ketua RW 3. Ketua RW nanti akan memilih lurah 4. Lurah akan memilih Camat 5. camat akan memilih bupati atau walikota 6. walikota atau bupati akan memilih gubernur 7. Dan rakyat hanya akan memilih presiden serta wakil presiden yang akan dijaring oleh masyarakat via RT/RW lewat sms.......Indonesia memilih.... Serentak hadirin bertepuk tangan dan memberikan standing ovation terutama tamu undangan  ketua RT dan ketua RW yang selama ini tak menjadi jabatan yang bergengsi. Tak lama kemudian Suasana mendadak gaduh..ketika banyak anggota DPR dan MPR  berteriak protes dan melakukan demo......mana demokrasi mana suara rakyat...kalau partai tidak dilibatkan!......ini tidak adil, masa partai politik dan kami sebagai anggota dewan tidak dihormati? ..... Kontan saya menjawab....bapak bapak dan ibu ibu anggota dewan yang terhormat mohon maaf .....mohon segera  introspeksi..kenapa banyak penolakan kunjungan keja bapak bapak dan ibu ibu,,...serta banyaknya alergi yang terjadi pada lembaga ini ...anda semua......coba  pikir apa yang kalian kejar selama ini?...untuk duduk di tampuk pemerintahan kan?.....nah apa bedanya dengan duduk diam dan bersosialisasi di kampungnya masing masing serta mencalonkan diri dari daerah yang betul betul mengenal anda toh tujuannya sama..kekuasaan!!....ingat pemilu sekarang pun yang menang itu bukan anda!!!!...yang menangpun GOLPUT...banyak yang gak milih karena banyaknya kejadian yang menandakan bapak dan ibu ibu sekalian yang terhormat  tidak memegang amanah.....dan merekapun terdiam...... Dan semua hadirin kembali bertepuk tangan.....setujuuu bubarkan saja semua partai politikkkk......., selanjutnya saya meneruskan  bicara....."yang kita perlukan adalah visi misi bangsa, jalan dan program nyata pemimpin kita...dan 7 program  pemilu gaya baru itu saya namakan Sapta Tolak sengsara .......heheheheh.maksa banget nih mimpi ya..........dan untuk itu sekarang partai politik yang ada di Indonesia saya nyatakan B.U.   .  .   belum selesai saya ngomong ada teriakan.........alarm handphone saya berbunyi dengan kencangnya......duhhhh padahal belum salaman sama presiden wakil presiden lagi 2014...biarpun wajahnya belum keliatan siapa..... ah namanya juga mimpi.... credit: gambar, diambil dari cartoonstock.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun