SAKOLA
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI VISUALISASI REALITAS SOSIAL SEBAGAI KEBENARAN HISTORIS
Pendahuluan
"Sakola" (dalam bahasa Sunda) atau "Sekolah" dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu aktivitas masyarakat dalam menuntut ilmu sebagai upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Dibalik aktivitas sekolah terdapat nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan yang menyentuh khususnya yang terdapat di beberapa pelosok tanah air, dan kerap secara langsung di alami oleh Guru.
Sehingga tampak karya-karya yang dipamerkan mengangkat realitas sosial yang menyentuh human interest. Misalnya bagaimana perjuangan seorang anak yang harus menyeberang jembatan yang rapuh, atau menyeberangi sungai berarus deras, bahkan guru juga menyoroti kasus bagaimana anak yang harus bekerja keras dan berujung dengan putus sekolah karena ketiadaan biaya.
Tampaknya secara visual selain nilai estetik, juga disampaikan nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik.
Dalam rangka hari Guru Nasional realitas sosial tersebut diangkat oleh empat belas orang Guru yang mengajar Seni Budaya.
Empat Point Penting
Empat hal penting yang disampaikan oleh para perupa dalam pameran ini; 1) transfer knowledge yaitu bagaimana guru berupaya menyampaikan pengetahuannya tentang seni melalui karya visual kepada anak didiknya secara langsung, karya karyanya berbicara tentang objek, garis, bidang, warna, 2) upaya pembuktian bahwa guru seni budaya mempunyai sisi lain yaitu daya juang untuk membuka potret pendidikan yang kerap luput dari perhatian awam, 3) upaya penguatan pendidikan karakter melalui ekspresi visual, yaitu potret sisi lain sakola yang dibidik oleh guru merupakan contoh perjuangan untuk mencapai cita cita yang tangguh 4) menyampaikan report perjalanan sejarah dunia pendidikan kini, yang harus dihadapi dan dipikirkan oleh khalayak, tidak hanya pemerintah tetapi kita juga sebagai apresiator.
Perjalanan Sejarah Realitas Sosial
Dalam perjalanan sejarah, telah membuktikan bahwa karya-karya besar dari seniman besar seperti Affandi dan S. Sudjojono, yang mengangkat realitas sosial, sangat membantu dalam memperkaya historiografi sejarah seni rupa, khususnya dalam mengisi kekosongan sejarah yang tak "tampak" dari bahasa verbal. Sejarah bukan bicara peristiwa masa lalu, namun bagaimana melalui karya-karya yang memiliki nilai historis kita mendapatkan proses pembelajaran untuk peningkatan kualitas hidup masa kini dan masa mendatang.