Setelah sekian lama, akhirnya saya memiliki akun di kompasiana.
Saya memilih nama Dunia Tanpa Tuhan sebagai nama blog saya karena ingin menjadikan blog ini sebagai tempat curahan perenungan, pemikiran, dan pendapat saya tentang betapa absurd-nya gagasan mengenai tuhan. Bahkan, seringkali, betapa merusaknya gagasan tentang tuhan itu.
Konsep tuhan hanya ciptaan manusia. Monoteisme memiliki akar panjang pada tradisi Yahudi. Konsep ini lantas dilanjutkan oleh tradisi Kristen dan dipertegas lagi oleh tradisi Islam lewat ajaran tauhid-nya.
Praktik beragama tidak hanya mengenal monoteisme. Sebagian dari kelompok keagamaan dulu dan sekarang juga menggunakan konsep politheisme, tuhan atau kekuatan adikodrati berwujud dalam banyak bentuk.
Namun, benarkah tuhan memang ada?
Ilmu pengetahuan dan bukti-bukti ilmiah paling mutahkir tidak mendukung keberadaan tuhan atau eksistensi adikodrati. Evolusi yang dibangun dari begitu banyak disiplin ilmu (arkeologi, biologi, genetika, dan sebagainya) memperlihatkan bahwa makhluk hidup kompleks seperti manusia berasal dari satu sel hidup sederhana sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Lalu, manusia modern yakni Homo sapiens muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun silam.
Lalu, bagaimanakah dunia tanpa tuhan? Akankah manusia berlomba-lomba melakukan kejahatan? Kelompok agamawan picik akan menilai bahwa dunia tanpa tuhan adalah kekacauan. Padahal, moralitas bisa dibangun tanpa agama, tanpa hukum 10 perintah allah, dan ajaran keagamaan lainnya.
Hidup tanpa tuhan tidak membuat kita menjadi jahat. Dunia tanpa tuhan justru akan membuat manusia menjadi lebih rendah hati, tidak sombong karena merasa paling mengetahui segalanya, seperti dilakukan orang-orang beragama yang hafal setiap ayat kitab suci mereka.
Salam dunia tanpa tuhan.