sanggau 17/12/15.                   Â
Kicau suara burung yang merdu, membangunkan aku dari tidur dan berpisah dengan mimpi indah di pagi yang cerah ini sangat kontras dengan apa yang aku rasakan .melihat kenyataan yang ada aku hanya bisa merenung dan memikirkan serta membayangkan apa yang terjadi ?? dengan segelas kopi dan di temani rokok aku hanya bisa bercanda dengan laptop selalu setia menemaniku untuk mencurahkan isi yang ada dalam benak ini.
berangkat ke kantor dengan berjalan kaki aku menikmati suasana di kota kecamatan tempat aku kerja sambil menyapa dan melihat senyum penduduknya yang ramah aku terharu yang selama ini tidak pernah aku lihat lagi di kota2 besar yang menjadi destinasi dunia penduduknya masih saling menghargai dan menghormati karena nuansa adat istiadatnya masih terasa kuat.
perjuangan penduduknya melawan kemiskinan pun terlihat, mereka berkerja dengan giat dan tekun, mereka tidak tahu siapa itu setya novanto , farih hamzah fadil zon dan tokoh elit politik negeri ini , mau kasus apa yang terjadi di negeri ini mereka tetap sunyi mulai dari freeport dan kehancuran moral para elit polit di negeri ini yang bersemayam di Jakarta mereka tidak peduli . mereka hanya peduli pada keluarga dan pekerjaan mereka karena mereka sudah terlalu muak dengan hal 2 yang berbau politik.
walau pekerjaan mereka di anggap rendah oleh orang kaya tetapi mereka tidak ada gengsi untuk memulai aktivitasnya, harapan mereka hanya satu kapan harga komoditas mereka naik lagi seperti karet, sawit dll. karena sudah 2 tahun berjalan ini harga komoditas mereka turun dan berimbas pada pendapatannya. dunia yang mereka rasakan sudah tidak bersahabat lagi dan tidak sejalan dengan apa yang mereka harapkan .
setelah masuk kantor sebentar aku pun mulai berkemas 2 menyiapkan alat dan perlengkapan untuk segera turun kelapangan dengan motor buntut yang selalu setia menemaniku kemana saja aku pacu dengan kencang menuju tempat sasaran , di tengah perjalanan aku berhenti sejenak setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh aku melihat kerumunan orang2 di pinggir jalan lalu ku parkirkan motor . dan aku tanya orang pertama yang ku jumpa sambil bertaya " apa yang terjadi di sini" dan orang itu menjawab telah terjadi kecelakaan tabrakan antra mobil cpo dengan motor, dan bergegas aku menjumpai mereka yang sibuk mengurus mayat seorang ibu ,anak dan neneknya. ibunya di ketahui sedang hamil besar, sambil mengela nafas aku mendengar apa yang mereka sampaikan . salah seorang menghampiri saya dan bertanya " pak ,bapak wartawan ya ??" Pak tolong liputi dan sampaikan pada pemerintah bahwa kami tidak ingin hal ini terulang kembali kedepanya dan tolong bapak sampaikan sama yang media bahwa kita di sini sudah hidup susah jangan lagi di buat susah....??? dengan emosi yang tinggi orang itu berbicara lalu terdiam sejenak sambil duduk di rerumputan di menangis terisak isak dia melepaskan emosinya.
jalan datar yang berliku dan rusak, lintas kalimantan sudah memakan korban cukup banya tinggkat kecelakaan yang cukup tinggi untuk ukuran kota kecamatan yang terpencil. apa ini yang di sebut pembangunan ???
dalam rentang 1 minggu ini sudah memakan korban 10 orang dari 3 kali kecelakaan .
pihak yang berwajib pun kurang memberi sosialisasi berkendaraan yang baik dan benar..mereka sibuk dengan urusannya masing 2 lucunya lagi pos penjagaan mereka ada dua di ujung dan pertengaahn kota mereka hanya sibuk menghentikan kendaraan truk besar dan mereka berkerja 24 jam menunggu posnya .. sangat kontras sekali dengan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka.
dengan kamera yang selalu ku bawa aku mengabdikan kecelakaan itu dan sedikit notes dari pembicaraan orang di tempat kejadian aku menulis apa yang menjadi penyampaian mereka. sambil kembali memacu kendaraan, aku merasakan apa yang yang menjadi kesulitan mereka akses yang sulit dan jauh dari pemukiman serta susahnya mereka mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah .
memulai aktivitas yang menjadi tujuan utama aku bekerja sambil merasakan dan menyelami perasaan penduduk yang ada di sekitar kota kecamatan tempat aku berkerja . menjelang petang aku berangkat pulang menuju markas hujan yang kuat menemaniku sepanjang perjalanan karena jagoan ku sudah tua dan sedikit rewel ketika hujan di tengah perjalanan mogok dan untuk menempuh markas aku berusaha mendorongnya sampai markas.