Salah satu hal yang saat ini sedang menjadi pembicaraan adalah susu ikan yang bisa menjadi alternatif susu sapi. Susu ikan menjadi alternatif pendukung untuk pemenuhan kebutuhan susu pada Program Makan Siang Gratis oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.Â
Sis Apik Wijayanto, Dirut ID FOOD, menyampaikan bahwa pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi (mega farm) membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. Pengadaan awal ingin memaksimalkan hasil dari peternak lokal di seluruh Indonesia, tapi jika tidak memungkinkan maka kemungkinan akan memanfaatkan produk alternatif lain, salah satunya dari ikan.
Susu ikan sebenarnya bukanlah jenis susu seperti susu sapi yang kita kenal selama ini. Â Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan bahwa bahan baku susu ikan adalah Hidrosilat Protein Ikan (HPI). HPI diperoleh melalui beberapa proses penguraian protein pada ikan menjadi peptida sederhana maupun asam amino. Inovasi HPI untuk susu ikan digagas oleh UMKM Berikan Teknologi Indonesia yang berada di bawah binaan KKP yang telah diluncurkan pada Agustus 2023. Kabupaten Indramayu menjadi daerah penghasil susu ikan pertama di Indonesia.
Salah satu tujuan Program Makan Siang Gratis adalah untuk meningkatkan gizi pada anak. Untuk mencapai hal tersebut, maka pemanfaatan susu ikan menjadi pengganti susu sapi sebagai asupan pada anak harus memperhatikan beberapa hal agar tujuan tetap dapat tercapai tanpa ada kendala ataupun efek samping. Asam amino esensial yang terdapat pada ikan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga susu ikan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan protein yang sebelumnya dipenuhi oleh susu sapi.Â
Ikan juga kaya akan asam lemak omega-3, terutama DHA dan EPA, yang memiliki manfaat penting bagi perkembangan otak dan mata anak. Tetapi, perlu dipertimbangkan untuk melengkapi susu ikan dengan mikronutrien penting seperti kalsium, vitamin D, dan vitamin B12 seperti yang ada pada susu sapi. Hal ini diperlukan untuk memastikan tidak ada kekurangan nutrisi penting pada anak.
Keamanan dan kualitas pengolahan susu ikan harus menjadi prioritas utama karena produk ini ditujukan untuk anak-anak. Proses pengolahan susu ikan harus memenuhi standar higienis yang ketat untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri atau patogen lainnya untuk menjaga kualitas dan keamanan produk akhirnya.Â
Selain itu, sumber ikan yang digunakan harus dipastikan berasal dari perairan bersih dan bebas dari pencemaran. Telah banyak penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa beberapa jenis ikan tertentu terkontaminasi logam berat yang dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar dan jangka waktu panjang.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kemungkinan beberapa anak yang memiliki alergi terhadap ikan atau makanan laut. Pemerintah juga harus melakukan pengujian alergi secara komprehensif untuk meminimalkan risiko bagi anak yang rentan terhadap reaksi alergi. Anak-anak juga cukup sensitif terhadap rasa suatu bahan makanan baru yang tidak familiar.Â
Rasa ikan yang cukup kuat tentu perlu modifikasi dengan cara yang baik dan aman agar tetap dapat diterima oleh anak-anak. Pemerintah juga harus melakukan pengujian untuk memastikan bahwa susu ikan dapat dicerna dan diserap dengan baik oleh sistem pencernaan anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan.
Sebagai kesimpulan, susu ikan berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ikan menjadi alternatif baik dalam beberapa aspek gizi, misalnya kandungan omega-3, seperti DHA dan EPA, Â pada susu ikan lebih tinggi dibandingkan susu sapi. Nutrisi ini sangat penting untuk perkembangan otak dan mata, serta mendukung kesehatan jantung.Â
Namun, berbagai faktor seperti kemungkinan alergi, penerimaan rasa, dan keamanan produk harus diperhatikan dengan serius. Diperlukan penelitian lebih lanjut serta uji coba yang komprehensif sebelum ekstrak protein ikan dapat diandalkan sebagai pengganti susu sapi yang aman dan efektif bagi anak-anak.