Mohon tunggu...
Lanang Duwur
Lanang Duwur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Kegamangan PDI-P Mengusung Ganjar Pranowo di Pilgub Jateng

22 Desember 2017   14:20 Diperbarui: 22 Desember 2017   15:08 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://kabar24.bisnis.com/read/20170406/16/643193/korupsi-e-ktp-setya-novanto-bantah-ganjar-pranowo

Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mengusung calonnya di Pilgub Jawa Tengah masih menjadi misteri. Beberapa menilai bahwa mengulur-ngulur waktu deklarasi merupakan strategi PDI-P untuk memegang kendali arah peta politik Jateng. Terlebih, Jateng merupakan kandang partai banteng tersebut.

Namun, tidak sedikit pula yang menilai bahwa langkah PDI-P yang terus mengulur-ngulur menentukan kepastian calon yang akan diusung merupakan gambaran dari kegamangan. Jika melihat indikator-indikator yang dapat menjadi dasar kemudahan PDI-P untuk dengan cepat mengusung calonnya, maka alasan bahwa PDI-P tengah gamang cukup beralasan.

Selain memiliki konstituen yang cukup loyal di Jateng, kader PDI-P yang sekarang menjadi gubernur, Ganjar Pranowo, termasuk calon yang paling potensial untuk kembali memenangkan perebutan kursi orang nomor satu di Jateng. Semua survey menjagokan Ganjar Pranowo, baik dari sisi popularitas maupun elektabilitas. Akan tetapi, hingga sekarang nama Ganjar Pranowo masih sangat terbuka untuk tidak dicalonkan kembali, sebagaimana pernyataan para pengurus partai di tingkat pusat.

Alasan mengapa PDI-P seperti masih gamang untuk mendeklarasikan calonnya di Pilgub Jateng adalah dikarenakan dua hal yang saling berkaitan. Pertama, popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo masih yang paling unggul dibandingkan kandidat mana pun di Jateng. Kedua, potensi Ganjar Pranowo untuk terseret dalam pusaran korupsi KTP elektronik masih sangat terbuka.

Tingkat popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo menjadi kendala PDI-P untuk tidak mengusung sang gubernur. Sementara itu kader-kader yang lain belum memiliki modal popularitas dan elektabilitas yang dimiliki Ganjar Pranowo. Sehingga, jika tidak mencalonkan Ganjar Pranowo, PDI-P akan sangat gamblingdalam memenangkan kursi gubernur Jateng.

Di sisi lain, PDI-P juga tersandra untuk buru-buru mencalonkan Ganjar Pranowo karena kemungkinan sang gubernur untuk terseret semakin dalam di pusaran kasus korupsi elektronik semakin besar setelah Setya Novanto ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Situasi Ganjar Pranowo semakin beresiko untuk dicalonkan karena Setya Novanto diduga akan membuka nama-nama orang yang ikut menerima uang haram korupsi E-KTP tersebut, dan salah satu nama yang mungkin akan disebut-sebut adalah Ganjar Pranowo.

Inilah dilema yang dihadapi oleh PDI-P untuk mengusung dan tidak mengusung Ganjar Pranowo. Namun melihat dari resiko besar yang akan dihadapi oleh PDI-P jika ngotot mendukung Ganjar Pranowo, maka akan sangat bijak jika PDI-P memprioritaskan kader-kadernya yang tidak terseret dalam pusaran kasus korupsi. Mengenai popularitas dan elektabilitas, tidak ada calon yang mendominasi di antara kandidat yang lain, sehingga PDI-P masih sangat terbuka untuk bertarung memenangkan status quo di Jateng, mengingat Jateng adalah kandang sang partai banteng.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun