Mohon tunggu...
Lanang Duwur
Lanang Duwur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Sanggah dalam Kasus Korupsi KTP-Elektronik

28 November 2017   11:26 Diperbarui: 28 November 2017   11:45 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jawapos.com/read/2017/11/20/169627/ganjar-mati-matian-bantah-terima-duit-e-ktp-nazaruddin-saya-lihat

Kasus korupsi KTP-Elektronik semakin menggelinding bebas bak bola salju yang menabrak benda-benda disekelilingnya. Dalam persidangan para tersangka yang telah terlebih dahulu ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan terdakwa yang telah diputuskan bersalah oleh pengadilan, berbagai nama orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut semakin banyak yang bermunculan.

Setelah Setya Novanto kembali ditersangkakan oleh KPK, figur-figur kuat yang terlibat dalam kasus tersebut mulai menciut dan menyadari bahwa mereka tidak lagi aman dan berpotensi diseret ke kursi pesakitan. Sebagaimana kasus kejahatan yang melibatkan banyak pihak, kecenderungannya seringkali pihak yang sudah tertangkap tidak sudi hanya merasakan hukuman seorang diri. Karena itu, kawan-kawan pun mulai diseret-seret.

Ini lah yang terjadi dalam kasus Muhammad Nazaruddin, yang dalam setiap kesaksiannya di pengadilan, selalu menyebut orang-orang yang menurutnya terlibat dalam kasus korupsi KTP elektronik tersebut. Bahkan, Anas Urbaningrum pun disebut-sebut, dan berlanjut hingga menyebut-nyebut tokoh-tokoh penting seperti Soesilo Bambang Yudoyono dan Ibas Yudoyono.

Sementara itu, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, juga masuk dalam daftar nama yang sering disebutkan oleh Muhammad Nazaruddin sebagai salah seorang penerima uang korupsi tersebut. Muhammad Nazaruddin bahkan menyebutkan bahwa dirinya melihat Ganjar Pranowo menerima uang dari Mustoko Weni. (Jawapos.com)

Ganjar Pranowo dengan keras menyangsikan kesaksian Muhammad Nazaruddin dan menyanggah keterlibatannya dalam kasus korupsi yang menyeret tokoh-tokoh penting tersebut. Ganjar Pranowo menganggap bahwa semua yang disampaikan oleh Muhammad Nazaruddin adalah tidak benar alias mengarang-ngarang.

Namun, upaya bantah-bantahan ini bukan hanya datang dari Ganjar Pranowo. Tokoh-tokoh lain yang disangka terlibat seperti Setya Novanto pun menyanggah keterlibatannya. Bahkan, yang juga menarik adalah Setya Novanto pun pernah menyanggah kesaksian Ganjar Pranowo.

Saling sanggah dalam kasus korupsi berjamaah yang sudah terbongkar memang biasa terjadi. Ini memang karakter sebuah kejahatan bersama di antara orang-orang korup. Negara dan rakyatnya pun dikhianati, apalagi sesama kolega yang berkecimpung dalam kejahatan kerah putih. Karena itu, segala penyangkalan dan sanggahan bisa jadi benar, namun dapat pula berarti hanya upaya untuk mengelak dari hukum.

Yang pasti, rakyat tidak bodoh dan memperhatikan segala siasat dan gelagat para pemimpinnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun