Mohon tunggu...
Dulles Simanjuntak
Dulles Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang tenaga pendidik yang terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.2 Model 8 Driscoll

25 Agustus 2024   22:50 Diperbarui: 25 Agustus 2024   22:54 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN

MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Model 8 Model Driscoll

DULLES SIMANJUNTAK

CGP Angkatan 10 Kabupaten Nias

 

ALAMRIA PRAMANA

Fasilitator

 

Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001). Model yang dikenal dengan Model "What?" ini pada dasarnya terdiri dari 3 bagian, namun dapat dikembangkan dengan berbagai variasi bergantung pada pertanyaan detail yang dipilih.
WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi) 
Apa yang terjadi?
Saya sedang mempelajari Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Pada modul ini saya mempelajari bagaimana sekolah dapat dikelola sebagai sebuah ekosistem yang terdiri dari berbagai faktor biotik (murid, guru/staf, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua, dinas terkait, pemerintah daerah dan masyarakat) dan abiotik (keuangan, sarana dan prasarana, serta lingkungan alam). Dalam modul 3.2 ini saya memahami pentingnya pendekatan berbasis aset (Asset-Based Approach) yang berfokus pada kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh setiap sekolah dibandingkan hanya memusatkan perhatian pada kekurangan atau masalah.
Apa yang saya lihat/dengar/alami? 
Saya melihat dalam pendekatan berbasis aset ini menekankan pemanfaatan potensi yang dimiliki sekolah untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Saya juga mendengar bahwa pendekatan berbasis aset ini akan bermanfaat dalam membangun komunitas sekolah yang sehat dan resilien dimana semua warga sekolah (guru, murid, orang tua, dan masyarakat) mampu berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. Saya juga mengalami pemahaman yang cukup baik tentang materi ini dengan rekan-rekan CGP yang lain dengan bimbingan Bapak Fasilitator (Alamria Pramana) dan juga Bapak/Ibu Pengajar Praktik (Pasti Zebua, Liber Marpaung dan Regina Sinambela) bahwa modal yang dimiliki sekolah, baik manusia, sosial, politik, budaya, fisik, lingkungan, maupun finansial dapat kami optimalkan untuk mendukung proses pembelajaran dan pengembangan sekolah kami masing-masing.
Apa reaksi saya pada saat itu? 
Reaksi saya adalah merasa tertarik dan termotivasi untuk mempelajari dan menerapkan pendekatan berbasis aset ini di sekolah tempat saya mengajar (SMPN 3 Mau). Saya merasa bahwa dengan memanfaatkan aset yang ada, sekolah saya dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan. Saya juga merasa bahwa pendekatan ini dapat membantu saya untuk meningkatkan kerjasama antara semua pihak di sekolah serta mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai visi yang sekolah yang sudah kami tetapkan bersama.
Apa yang orang lain lakukan pada saat peristiwa itu terjadi? 
Pada saat mempelajari modul 3.2 ini, saya membayangkan bahwa orang lain di sekolah seperti kepala sekolah, rekan-rekan guru dan tenaga kependidikan juga akan merasa terbantu dengan pendekatan berbasis aset ini. Mereka saya yakini akan fokus pada potensi dan kekuatan yang dimiliki sekolah kami daripada hanya mengeluhkan kekurangan yang ada pada saat ini. Saya juga membayangkan bahwa penerapan pendekatan aset ini akan mendorong partisipasi aktif dari semua warga sekolah dalam mengembangkan potensi dan aset yang kami miliki sehingga tercipta lingkungan sekolah yang lebih positif.
SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
Bagaimana perasaan saya pada saat peristiwa itu terjadi?
Pada saat peristiwa itu terjadi saya merasa terkadang kebingungan, kecewa dan tidak puas terutama jika saya menyadari adanya ketidakseimbangan dalam pemanfaatan modal/aset atau potensi yang ada di SMPN 3 Ma'u pada saat ini. Saya juga merasa termotivasi untuk mencari solusi dan pendekatan yang lebih efektif dalam mengelola sumber daya atau aset yang ada dilingkungan sekolah saat ini.
Apakah yang saya rasakan sama/berbeda dengan orang yang mengalami kejadian yang sama? 
Perasaan saya mungkin sama atau berbeda dengan rekan-rekan sejawat saya yang mengalami kejadian serupa. Sebagai contoh saat saya merasa frustrasi karena pendekatan yang berbasis defisit masih menonjol, mungkin ada rekan atau orang lain yang justru merasa puas dengan pendekatan tersebut. Perbedaan ini bisa terjadi karena faktor kepentingan, latarbelakang, pengalaman dan sudut pandang yang berbeda antara saya dan rekan atau orang lain tersebut.
Apakah saya masih merasakan perasaan/dampak yang sama jika dibandingkan dengan perasaan/dampak langsung setelah peristiwa?
Seiring berjalannya waktu, perasaan atau dampak yang saya rasakan telah berubah. Jika awalnya saya merasa tertekan atau pesimis dengan pemahaman dan refleksi lebih lanjut, saya sekarang merasa lebih optimis atau termotivasi bahkan kadang saya tidak sabar untuk mengambil pendekatan berbasis aset dan memberdayakan potensi yang ada di SMPN 3 Ma'u tempat tugas saya saat ini.
Kecenderungan apa yang saya amati dari diri saya ketika menghadapi peristiwa serupa? 
Saya saat ini cenderung lebih kritis atau waspada ketika menghadapi peristiwa yang serupa terutama terkait dengan pengelolaan sumber daya dan penerapan pendekatan dalam komunitas sekolah saya. Saya juga cenderung berusaha mencari solusi yang lebih memberdayakan dan berfokus pada aset yang ada.
Mengapa saya bisa memiliki kecenderungan tersebut?
Kecenderungan ini muncul karena pengalaman sebelumnya yang membuat saya sadar akan pentingnya pendekatan berbasis modal/aset. Pengalaman ini juga mengajarkan saya bahwa fokus pada kekurangan atau masalah bisa menghambat perkembangan atau sebuah perubahan, sementara fokus pada potensi dan kekuatan dapat membuka peluang yang lebih besar dalam memajukan SMPN 3 Ma'u.
Setelah mengalami peristiwa tersebut, apa hal yang berubah dari pendapat, pemikiran, atau apapun yang Anda yakini sebelumnya?
Setelah mengalami peristiwa tersebut kalau boleh saya katakan bahwa saya mulai mengubah pandangan saya terhadap pengelolaan sumber daya sekolah. Saya lebih yakin bahwa setiap pribadi dan aset disekolah bahkan yang ada dilingkungan sekitar memiliki potensi yang dapat diberdayakan dan bahwa pendekatan berbasis aset bisa ini menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem sekolah yang lebih baik.
NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)
Apakah kejadiannya akan berbeda jika pada saat itu saya mengambil langkah yang berbeda? 
Saya yakin kejadiannya akan berbeda jika saya mengambil langkah yang berbeda. Misalnya, jika saya lebih fokus pada pendekatan berbasis modal/aset dan memberdayakan potensi yang ada di lingkungan SMPN 3 Ma'u maka hasil yang dicapai akan lebih positif dan bermanfaat bagi semua pihak. Pendekatan yang lebih kolaboratif dan berbasis kekuatan akan mengurangi perseteruan atua konflik dan menghasilkan solusi yang lebih baik.
Dimana saya bisa mendapatkan informasi tambahan agar bisa siap ketika menghadapi peristiwa serupa?
Saya bisa mencari informasi tambahan dari berbagai sumber, seperti literatur tentang pendekatan berbasis aset, studi kasus dari yang dialami oleh sekolah lain yang telah berhasil menerapkan strategi serupa, mengikuti pelatihan dan workshop yang fokus pada pemberdayaan komunitas sekolah. Selain itu, berdiskusi dengan rekan sejawat, Instruktur, fasilitator, rekan-rekan CGP dan Guru Penggerak, Pengajar Praktik Kabupaten Nias dan mentor yang memiliki pengalaman dalam bidang ini yang memberikan wawasan baru.
Dukungan apa yang saya butuhkan agar bisa menindaklanjuti refleksi saya?
Saya membutuhkan dukungan dari kepala sekolah, rekan-rekan sejawat, tenaga kependidikan yang ada di SMPN 3 Ma'u serta komunitas sekolah untuk mengimplementasikan pendekatan berbasis aset ini. Dukungan dalam bentuk pelatihan, akses terhadap sumber daya yang relevan dan lingkungan yang mendorong kolaborasi juga sangat membantu. Selain itu, bimbingan dari seorang coach atau mentor yang memiliki keahlian dalam pengelolaan aset untuk bisa membantu saya untuk tetap fokus dan terarah.
Bagian mana yang sebaiknya saya kerjakan lebih dulu?
Saya akan memulai dengan melakukan penilaian terhadap aset dan potensi yang ada di SMPN 3 Ma'u saat ini. Ini termasuk mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh siswa, rekan guru/tenaga kependidikan, orangtua dan komunitas sekolah secara keseluruhan. Dengan memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang sudah ada, saya yakin bisa merancang strategi yang tepat untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi atau aset tersebut.
Setelah Anda melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Anda bagikan kepada rekan atau lingkungan Anda?
Saya ingin berbagi akan pentingnya pendekatan berbasis modal/aset dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih positif dan produktif. Fokus pada kekuatan dan potensi yang ada, alih-alih hanya melihat kekurangan, dapat membawa perubahan yang signifikan. Saya juga ingin mengajak kepala sekolah, rekan-rekan guru/ tenaga kependidikan, komite, orangtua siswa untuk mulai mempertimbangkan pendekatan ini dalam kegiatan sehari-hari disekolah karena saya percaya hal ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan kesejahteraan murid-murid saya dan warga sekolah lainnya.

Filenya dapat didownload pada link dibawah!
https://drive.google.com/file/d/1mamtQMKOTR-b5f3baeDFowd30XTkEi2w/view?usp=sharing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun