Mohon tunggu...
Dulles Simanjuntak
Dulles Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang tenaga pendidik yang terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

3.1.a.8. Koneksi Antarmateri-Modul 3.1

12 Agustus 2024   23:56 Diperbarui: 12 Agustus 2024   23:58 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rangkuman Koneksi Antar materi

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 
Tujuan Pembelajaran Khusus:

  • CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

  • CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka memiliki kaitan yang erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Berikut keterkaitan kedua tersebut:

  • Ing ngarso sung tulodo
    Sebagai pemimpin harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk dapat membuat keputusan yang bijaksana. Hal ini menekankan pada pentingnya pemimpin untuk terus belajar sehingga keputusan yang dibuat didasarkan pada pengetahuan yang kuat dan pengalaman yang relevan.

  • Ing madyo mangun karsa
    Pemimpin harus memiliki disiplin untuk dapat menginspirasi dan mendorong rekan-rekannya. Keputusan yang dibuat harus dapat membangun semangat dan memotivasi serta mengarahkan mereka ke arah tujuan bersama.

  • Tut wuri handayani
    Sebagai pemimpin hendaknya peduli terhadap kesejahteraan masyarakat dan membuat keputusan yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita membentuk dasar prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan karena nilai-nilai ini akan menentukan prioritas, menyaring pilihan, dan membentuk prinsip etis serta moral yang kita anut. Nilai-nilai ini juga akan membantu kita bertindak konsisten, menjaga integritas pribadi, dan membuat keputusan yang sejalan dengan keyakinan serta identitas kita. Saat dihadapkan pada tekanan atau dilema, nilai-nilai ini menjadi panduan kita dalam mengambil keputusan yang tidak hanya efektif tetapi juga bermakna dan bermoral.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Salah satu tujuan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang berpihak pada murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki oleh seseorang sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang nantinya akan mendorong terwujudnya well being dalam ekosistem sekolah kita.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional pastinya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya dalam masalah dilema etika. Guru yang memiliki keseimbangan emosional dan sosial akan lebih baik dalam memahami konteks dan penerapan dari keputusan yang akan dibuat. Guru tersebut akan dapat mengevaluasi situasi dengan lebih jernih, mempertimbangkan berbagai perspektif dan membuat keputusan yang adil dan beretika. Selain itu, guru yang sadar akan aspek sosial emosionalnya akan lebih cenderung memiliki sikap empati dan dapat memahami kebutuhan dan perasaan murid, serta mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap murid dan lingkungan sekolah.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh pendidik tersebut karena nilai-nilai ini menjadi dasar dari prinsip-prinsip yang akan pendidikan gunakan dalam menilai dan memecahkan masalah etika. Pendidik yang memiliki nilai-nilai yang kuat dan jelas saya yakini akan lebih mampu dalm menganalisis dan membuat keputusan yang beretika dalam menghadapi berbagai situasi yang melibatkan masalah moral.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat pastinya akan sangat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang bijaksana dan beretika akan dapat menciptakan suasana yang mendukung proses belajar dan pengembangan murid. Lingkungan yang aman dan nyaman memungkinkan murid untuk merasa aman dan percaya diri sehingga mereka dapat berkonsentrasi pada pembelajaran. Selain itu, keputusan yang adil dan beretika juga dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas dari para murid, orang tua, dan staf sehingga menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika termasuk perbedaan pandangan nilai dan etika antara individu, tekanan dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan, dan keterbatasan informasi yang kami miliki. Adakalanya juga terdapat konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok yang perlu diatasi. Kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan saya, tantangan ini terkadang memerlukan adaptasi terhadap cara berpikir yang terbuka dan berorientasi pada solusi bersama serta kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai perspektif dalam proses pengambilan keputusan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang tepat memiliki pengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Keputusan yang adil, beretika, dan berbasis pada pengetahuan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan murid-murid. Untuk memutuskan pembelajaran yang tepat kita harus mengetahui kesiapan, minat dan gaya belajar murid. Kita perlu mempertimbangkan kebutuhan mereka, kemampuan, minat, dan gaya belajar mereka. Dengan demikian, kita dapat menyusun strategi pengajaran yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Dengan menerapakan strategi tersebut maka murid dapat belajar secara efektif dan mencapai potensinya penuh.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus lebih hati-hati dalam pengambilan keputusan. Karena keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus menerus dan berdampak pada kehidupan murid kita. Pepatah jawa mengatakan, guru itu digugu dan ditiru sehingga apapun yang kita putuskan sedikit banyak akan mempengaruhi murid kita dan memberikan pengaruh besar dalam hidup mereka.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari pembelajaran modul materi ini tentang pengambilan keputusan, terutama dalam konteks dilema etika, sangat bergantung pada kemampuan seseorang dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya. Keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya memperjelas bahwa prinsip-prinsip coaching dan filosofi kepemimpinan, seperti yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, serta teknik refleksi dan evaluasi yang diterapkan dalam coaching, semua berkontribusi pada pengambilan keputusan yang lebih efektif dan etis. Keterkaitannya juga dengan modul-modul sebelumnya terletak pada penegasan bahwa pendidikan yang berkelanjutan dan bermutu tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan karakter, keterampilan sosial emosional, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan beretika.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang telah saya pelajari di modul ini yaitu saya memahami bahwa dilema etika adalah situasi di mana nilai-nilai yang sama-sama benar saling bertentangan, memaksa kita untuk memilih di antara mereka. Bujukan moral, di sisi lain, adalah situasi di mana kita merasa godaan untuk bertindak berdasarkan kepentingan pribadi meskipun tahu bahwa tindakan tersebut tidak etis. Konsep ini sangat penting dalam memahami bagaimana kita menghadapi dan membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya juga memahami 4 paradigma dilema etika, yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. Setiap paradigma ini menyajikan konflik yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pengambilan keputusan. Selain itu, saya memahami 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, peraturan, dan rasa peduli. Setiap prinsip ini memberikan kerangka berbeda untuk membuat keputusan etis dan saya juga telah mempelajari 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yang memberikan proses sistematis untuk menganalisis dan membuat keputusan yang beretika. Hal yang menurut saya di luar dugaan adalah bagaimana setiap langkah dalam proses ini sangat detail dan mendetail, memastikan bahwa semua aspek dari dilema etika dipertimbangkan sebelum keputusan akhir dibuat.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Namun, bedanya dengan apa yang saya pelajari di modul ini adalah bahwa sebelumnya saya cenderung mengandalkan insting dan pengalaman pribadi tanpa menggunakan kerangka berpikir yang sistematis. Modul ini memberikan saya pemahaman tentang bagaimana mengenali dan menganalisis dilema etika, serta bagaimana menerapkan prinsip-prinsip etika dalam pengambilan keputusan. Saya belajar tentang 4 paradigma dilema etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan, yang memberikan saya alat yang lebih baik untuk membuat keputusan yang lebih beretika dan bijaksana. Selain itu, 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang telah saya pelajari memberikan saya proses yang lebih terstruktur untuk menganalisis dan mempertimbangkan semua aspek dari dilema etika sebelum membuat keputusan akhir.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya cenderung mengambil keputusan berdasarkan insting atau pengalaman pribadi saja. Namun, setelah mengikuti pembelajaran modul ini, saya lebih mampu mengenali dan menganalisis dilema etika secara sistematis. Saya memahami bagaimana menggunakan 4 paradigma dilema etika untuk menentukan jenis konflik yang saya hadapi dan bagaimana menerapkan 3 prinsip pengambilan keputusan untuk mencapai solusi yang lebih beretika.

Proses pengambilan keputusan saya tidak terlalu terstruktur. Namun, setelah mempelajari 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, saya sekarang memiliki kerangka yang jelas untuk menganalisis masalah, mengumpulkan fakta, dan menguji berbagai opsi sebelum membuat keputusan.

Modul ini juga meningkatkan kesadaran diri dan empati saya dalam mengambil keputusan. Saya lebih sadar tentang nilai-nilai dan prinsip yang saya anut, serta bagaimana keputusan saya dapat mempengaruhi orang lain. Ini membuat saya lebih hati-hati dan empatik dalam mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan saya, terutama dalam situasi yang melibatkan konflik kepentingan atau dilema etika.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Saya merasa modul ini sangat penting bagi saya sebagai seorang guru karena membantu saya mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan menganalisis dilema etika, serta membuat keputusan yang lebih beretika dan bijaksana. Sebagai seorang guru, pengetahuan ini sangat berharga karena memungkinkan saya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung perkembangan murid-murid saya serta memberikan teladan yang baik bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun