Mohon tunggu...
Abdul Almuksih
Abdul Almuksih Mohon Tunggu... Relawan - belajar dan mempelajari

apa saja asal halal

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Jangan Mudah Untuk Menyesal"

25 Juni 2019   19:54 Diperbarui: 25 Juni 2019   20:00 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Menyesal" adalah kata yang terucap saat semua telah terjadi, atas dasar kejadian itu membuat kita berhayal akan terulangnya waktu yang telah kita lampaui, dan berfikir untuk bisa merubahnya alur ceritanya, sungguh sangat sia-sialah jika kita berfikir demikia akan kejadia yang kita sesali itu.

Sejarah takkan terulang, kalimat motifasi yang benar adanya, bila mana terulang semua tak akan sama sebagaimana kejadian sebelumnya, jelas kita sedang terus mengulang waktu sebagaimana waktu kemarin, hari sebagaimana hari kemarin, dan minggu sebagimana minggu yang telah berlalu, namun di balik semua itu ada hal yang harus kita ketahui, terima dan tidak terima kita sedang berada di jalur perubahan, tak ada yang bisa menolak perubahan selama kita masih ada dalam proses kehidupan.

Apabila kita befikir untuk menghentikan dan menolak perubaha, maka yakin dan percaya kita sedang melakukan kesalahan yang fatal, dan membuang-kesempatan untuk berproses, maka kita akan kembali menemui kata penyesalan tersebut

Setiap manusia memiliki warna kehidupan yang berbeda dengan manusia lainya, tugas kita adalah meramu dan merajut warna itu agar indah dalam kisahnya, maka kita butuh warna dari manusia lainya sebagaimana hukum sosial bahwasanya manusia tak bisa hidup sendiri, maka bersosial adalah kuncinya.

Kita tak sendiri banyak warna kehidupan lain di luar sana untuk kita saling berbagi agar terciptalah warna kehidupan yang indah.

Jika kita sedang mengalami suatu kejadia yang mengarahkan kita pada suatu penyesalan, maka bangkit dan terjanglah, yakinkan diri  bahwa suatu perubahan yang lebih baik lagi sedang menanti kita.

Tetap semangat, terus jalani tanpa henti, sebap duduk berpangku tangan dan menyesal takkan membawa anda ke jalur yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun