Mohon tunggu...
Dulkimpul Suroharjo
Dulkimpul Suroharjo Mohon Tunggu... wiraswasta -

/// Bahagianya hidup berawal dari damainya hati \

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dua macam iman ((( atheis thinking )))

20 November 2012   07:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Untuk bisa menjadi suatu penganut agama terorganisasi diperlukan 2 macam iman :::

Pertama, ia harus percaya bahwa tuhan itu ada. Kemudian setelah itu selanjutnya ia juga harus percaya bahwa di antara 3000 (mungkin lebih) macam jenis tuhan yang ada dalam sejarah umat manusia, ada 1 tuhan yang paling benar.

Jadi, ada 2 iman yang terlibat di sini. Iman yang pertama tidak banyak tuntutan. Tidak terlalu mengherankan jika orang percaya bahwa ada satu entiti yang memulai segala sesuatu di alam semesta ini.

Iman yang kedua jelas jauh lebih kompleks. Ia menuntut sebuah nalar, logika, riset untuk bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa 2999 jenis tuhan yang lain itu hanya mitos kosong, sedangkan 1 tuhan yang ia percayai adalah yang terbenar.

Masalahnya mayoritas suatu penganut agama tidak pernah melakukan riset untuk sungguh-sungguh memastikan bahwa ke-2999 Tuhan lain itu hanya mitos.

Asal muasal mayoritas penganut agama bisa dipecah dalam 4 jenis :::

1. Dapat warisan dari orang tua sejak bayi dan dididik sesuai ajaran agama tertentu tersebut.

2. Dapat pengaruh dari dalam lingkungan sekolah atau komunitas.

3. Dapat pengaruh dari luar lingkungan pergaulan di luar sekolah atau komunitas.

4. Mendapat wangsit melalui mimpi atau suatu pengalaman yang berkaitan erat dengan suatu ciri khas agama tertentu.

Coba anda anda para penganut Kristen di sini tanya pada diri Anda sendiri, seberapa dalamkah Anda tahu tentang Al-Quran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun