Mohon tunggu...
Andrea Abdul
Andrea Abdul Mohon Tunggu... Dosen - Wadah Dialektika

A big passion for Defense studies, and a Consultant of Intelligence and Security Studies, also International Issues.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sebuah Analisa, Jika AS Menyelenggarakan Perang ke Iran

12 Juli 2012   05:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 29705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Selayang Pandang

Di jaman perang modern (setelah perang dunia kedua), belum pernah ada negara yang menyerang ke negara lain yang dapat menang sepenuhnya. Beberapa contoh yang bisa diambil adalah: Amerika Serikat (AS) vs Vietnam,  Uni Sovyet vs Afghanistan, AS vs Iraq, Iraq vs Kuwait, AS vs Afghanistan, dan yang terakhir AS vs Irak jilid dua. Dalam perkembangan terakhir Iran dianggap membahayakan kepentingan AS dalam upaya mereka menjadi pelindung negara-negara sekutunya di kawasan Timur-Tengah seperti; Israel dan Arab Saudi. Jikalau AS akhirnya jadi menyerang Iran, maka kisahnya akan seperti di Iraq jilid dua, AS dapat menang tapi tidak bisa sepenuhnya menguasai kondisi serta situasi, atau justru AS membuat akan membuat kesalahan karena kekuatan Iran dengan negara-negara Timur Tengah lainnya seperti Irak masa Saddam adalah lebih kuat.

Namun, kemungkinan invasi AS ke Iran saat ini sangatlah kecil menilai keadaan politik dunia, politik dalam negeri AS dengan pemerintahan Obama dan krisis ekonomi yang masih mendera. Selama ini yang  dikhawatirkan berbagai pihak sebenarnya dipicu oleh ketakutan Amerika dan sekutu utamanya Israel serta negara-negara barat lainnya akan perkembangan teknologi nuklir yang dikembangkan oleh Iran. Walaupun demikian Iran sendiri dalam banyak kesempatan selalu mengatakan teknologi nuklir yang mereka jalankan adalah untuk tujuan damai seperti penelitian dan sumber daya energi yang bisa terbarukan, dan bukan untuk membuat suatu senjata nuklir  pemusnah masal. Pernyataan ini tidak ditanggapi oleh Amerika, Israel dan banyak negara barat lainnya,  Terlebih adanya laporan dari Badan Pengawas Nuklir Dunia (IAEA) bahwa Iran memang tengah melakukan pengembangan nuklir untuk meningkatkan teknologi persenjataan mereka, bahkan sudah dimulai sejak tahun 2003 dengan bantuan ahli nuklir masa Uni Soviet.

Berbagai sanksi internasional pun telah banyak pula dialami Iran, namun semangat mengembangkan teknologi nuklir yang mereka lakukan tidak juga surut atau terhenti. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sendiri menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan dan desakan berbagai pihak seperti negara barat dan para sekutunya untuk menghentikan program nuklir yang dikembangkannya, karena tujuan pengembangan nuklir mereka adalah untuk tujuan damai.Saling ancam diantara Iran dan Israel pun kemudian terjadi, mengingat Israel adalah negara yang paling merasa terancam dengan kemampuan Iran menciptakan senjata nuklir, selain karena jarak yang cukup dekat juga karena Israel merupakan musuh bersama negara-negara Arab mengenai perlakuan Israel di Palestina. Apa yang akan terjadi jika perang Iran vs Israel berlangsung?

Jika Iran saja telah mengancamakan memicu kenaikan harga minyak per barel hingga 250 dolar jikaAmerika, Inggris dan Israel menerapkan sanksi ekonomi pada Iran, apalah lagi jika terjadi perang?

Tidak terbayangkan bagaimana negara-negara para pengekspor minyak akan kelabakan dan mengalami krisis ekonomi yang cukup dahsyat.

Melihat Masalah

Apakah Amerika Serikat (AS) akan menyerang Iran setelah adanya bocoran laporan intelijen tentang serangan ke Iran pada tahun 2005 dan panasnya situasi politik Israel-Iran akhir-akhir ini?  Mengingat Israel adalah sekutu utama AS, pertimbangan dan hal-hal apa saja yang menjadi perhatian AS dalam pengambilan keputusan tersebut?

Framework / Kerangka Konsep

Pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi, termasuk negara, tidak lepas dari adanya proses manajemen. Proses manajemen terdiri dari tiga tingkatan yaitu proses perencanaan strategis, proses implementasi, dan proses operasional. Masing-masing mempunyai karakteristik dan tingkat pelaksanaan yang berbeda.

Proses perencanaan strategis berada pada level pertama (tingkatan pengambil kebijakan atau senior managers) yang mempunyai sifat general dalam pengambilan sebuah keputusan, baik tingkat negara atau organisasi lainnya. Dalam tingkatan ini, pengambil kebijakan menentukan tujuan dan objektif yang akan dicapai, serta kebijakan apa yang diambil untuk mencapai tujuan dengan memilih program-program yang akan dilakukan. Proses implementasi merupakan bagian dari implementasi atau realisasi atas program yang telah ditentukan sebelumnya. Pada proses ini dilakukan analisa program, berbagai keterbatasan program, dan membangun struktur organisasional (unit-unit) untuk realisasi program. Pelaku pada proses ini biasa disebut dengan middle managers. Proses ketiga adalah proses operasional pada tingkatan unit organisasi yang melakukan analisa operasional dan terdapat keterbatasan yang lebih spesifik, disinilah proses input-output dan standar performa dilakukan atas pengelolaan sumber daya yang ada, dalam kerangka ekonomi dan efisiensi.

http://i657.photobucket.com/albums/uu293/duljonmaster/formil/Diagramprosesmanajemen.jpg

Kerangka konsep proses manajemen ini akan menjadi kerangka pemikiran dalam menganalisa apakah AS akan menyerang Iran dalam waktu dekat ini. Jika dilihat dari substansi permasalahan, maka dapat diartikan bahwa pengambilan keputusan atas penyelenggaran perang merupakan keputusan yang mempunyai sifat strategis. lingkungan makro atau keadaan lingkungan secara umum dalam sebuah organisasi dalam pembuatan kebijakan. Setiap dimensi dibahas secara spesifik dan menyediakan pengetahuan atau pandangan terbaru secara mendalam terhadap sebuah isu/ dimensi. Hal ini diperlukan karena sifat lingkungan yang tidak dapat dikontrol dan selalu berubah tiap waktu.

Tulisan ini pada tahap analisa keputusan AS untuk berperang melawan Iran, akan membahas satu persatu dimensi yang ada dalam PESTEL yaitu dimensi politik, ekonomi, social, teknologi, lingkungan, dan aspek hukum secara spesifik. Dimensi-dimensi ini akan menjelaskan bagaimana mereka berpengaruh dan perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan di tingkat negara (senior managers) pemerintah AS, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat, apakah berperang dengan Iran atau tidak, baik serangan unilateral ataupun serangan kolektif bersama Israel.

Analisa Utama

a.Politik

Perpolitikan internasional sangat mempengaruhi tindakan suatu negara dalam menjalankan politik luar negerinya. Jika AS menyerang Iran, negara-negara utama DK PBB seperti China dan Rusia, kemungkinan besar akan menyatakan ketidaksepakatannya dalam hal ini. China dan Rusia mempunyai kepentingan yang besar terhadap Iran terutama menyangkut investasi minyak.  Sementara itu, jika dilihat dari konstelasi politik regional, adanya Arab Spring dan pengaruh besar Turki di kawasan akan menyulitkan AS untuk melakukan serangan ke Irak. Demokratisasi di dunia Arab membawa suasana perpolitikan yang cenderung memilih damai daripada perang. Selain itu, jika Turki menolak untuk mengizinkan pasukan AS berada di Turki, hal ini tentu merugikan mobilitas pasukan AS nantinya dalam penyerangan ke Irak.

b.Ekonomi

Krisis di Amerika yang terjadi pada tahun 2008 diawali dengan terjadinya  krisis saham di Amerika Serikat. Krisis ini berakibat dengan diberhentikannya transaksi saham di pasar saham sektor ekonomi formal, Akan tetapi selama dampaknya dalam sektor militer belum dirasakan, maka kerusuhan sosial belum akan terjadi. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah serius. Gejolak tersebut mempengaruhi stabilitas ekonomi global di beberapa kawasan.  Menurut perspektif ekonomi, perdagangan antar satu negara dengan negara lain saling berkaitan, misalnya melalui aliran barang dan jasa.  Impor suatu negara merupakan ekspor bagi negara lain.

Dampak dari krisis yang terjadi tersebut,pemerintah Amerika berencana mengurangi jumlah pasukan di Irak dan Afghanistan.yang berarti bahwa anggaran perang dapat dipotong sebesar 42 miliar rupiah pada tahun fiskal 2012 .Penurunan 26 % dari fiskal 2011. Pemotongan anggaran merupakan rencana pemerintah Obama unuk mengurangi jumlah pasukan di Afghanistandan Irak,serta aturan baru yang masuk dalam anggaran perang karena adanya tekanan dari Kongres. Pemotongan anggaran  ini  memaksa pemerintah Amerika untuk mengurangi jumlah tentara yang aktif bertugas dan akhirnya membekukan belanja militer.

Harga minyak yang tidak menentukan juga harus diperhatikan mengingat kampanyer militer akan menggunakan sejumlah besar minyak dalam penggunaan senjatanya. Dan kemungkinan besar jika perang terjadi, harga minyak dipastikan akan meroket mengingat peran Iran sebagai eksporter besar minyak, dan posisinya terhadap Selat Hormuz yang menjadi salah satu jalur utama distribusi minyak dunia.

c.Sosial

Invasi  Amerika terhadap Irak sejak tahun 2003 menimbulkan beban dan dampak dalam kehidupan sosial masyarakat Amerika. Dukungan masyarakat terhadap perang Irak sangat menurun apalagi sejak tidak di temukannya senjata pemusnah masal yang menjadi alasan utama serangan terhadap amerika. Anggaran yang berlebihan terhadap kampanye perang AS terhadap Irak mberpengaruh besar terhadap sektor sektor lain yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Amerika Serikat sendiri. Hal tersebut meningkatkan jumlah pengangguran di AS.

Sentimen negatif dari masyarakat amerika merupakan salah satu penghambat terhadap rencana AS untuk menyerang Iran. Amerika tidak menginginkan Iran menjadi Vietnam kedua bagi Amerika. Pengalaman Amerika dalam kampanye perang Vietnam meninggalkan pelajaran yang mendalam terhadap pengambilan keputusan terhadap rencana perang Amerika. Sentimen masyarakat merupakan hal yang penting dalam setiap pengambilan keputusan untuk maju perang bagi negara Amerika.

Persetujuan kampanye perang terhadap Irak lebih disebabkan momentum yang tepat setelah kejadian pengeboman terhadap menara kembar dan beberapa fasilitas vital lainnya pada 11 September 2001. Kejadian itu merupakan serangan terbesar pertama kali yang dilakukan di daratan AS. Sebagai negara Adidaya, pukulan besar tersebut telah mengobarkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang sangat besar guna membalas terhadap pihak pihak yang dianggap melakukan dan mendukung pelaku pengeboman 11 September 2001 tersebut. Usulan kampanye perang terhadap Irak oleh Presiden saat itu tidak mendapat pertentangan yang berarti, hal tersebut disebabkan orang menentang “War On Terror Campaign” akan dicap tidak memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun