Mohon tunggu...
Anwar Munadji
Anwar Munadji Mohon Tunggu... profesional -

hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah, dan sedang berusaha untuk menjadi sabar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menunggu Verifikasi "Model" PSSI

2 Desember 2013   13:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hutang, adalah kata kerja yang menjadi biasa di Indonesia, karena menurut cerita di kalangan kita, hidup tanpa hutang, seperti sayur tanpa garam, tidak ada rasa seninya, kurang greget, kurang memacu semangat.
Tapi kalau seperti klub - klub bola di Indonesia yang mempunyai hutang pada pemainnya, sampai-sampai nunggak beberapa bulan, ini namanya bukan sekedar seni lagi, tapi "nyeni"

Dalam waktu dekat, yaitu tanggal 5 Desember 2013 PSSI mempersyaratkan sebagai batas waktu kepada klub-klub yang masih mempunyai tunggakan gaji untuk membayarkan lunas gaji pemain kalau ingin mengikuti kompetisi tahun depan, karena pelunasan hutang menjadi salah satu syarat untuk bisa lolos verifikasi.
Perseman yang mempunyai tunggakan gaji pemain sampai 7 - 8 bulan, apakah sanggup untuk melunasi tanggungannya. Bagaimana dengan Persija yang sedang dituntut BP untuk bisa membayarkan haknya untuk tahun 2012 ?

Sebenarnya pertanyaan yang kita tunggu jawabannya bukan kemampuan klub untuk membayar tunggakan gaji pemain, tetapi apakah PSSI konsisten dan taat aturan dalam melakukan verifikasi ?
Mengapa saya meragukan konsistensi PSSI ?

Joko Driyono sudah menyampaikan jika penyelesaian tunggakan gaji merupakan penilaian aspek finansial yang harus dipenuhi oleh klub untuk lolos verifikasi, . . . . . . . tapi. . . . .JD menyampaikan kalau sebenarnya klub-klub tersebut bisa lolos verifikasi asalkan ada kesepakatan antara manajemen dengan pemain terkait.
Nah. . . . . . . .hutang bisa diganti dengan "surat kesepakatan"

Di Suara Merdeka hari ini JD menyampaikan kalau ada persetujuan, misalnya . . . . ya tidak mengapa, pelunasan bisa DIJADWAL ULANG. meskipun masih ditambahkan oleh JD : " Tapi, kalau satu pihak tidak setuju tentu tidak bisa"

Akankah seorang pemain akan menolak surat penjadwalan ulang hutang klub kepadanya, kalau pemain itu benar - benar menggantungkan hidup dirinya dan keluarganya pada sepak bola ?

Ada kalimat bersayap yang juga perlu difahami pada pernyataan JD : " Meski klub menyampaikan sudah ada kesepakatan, itu belum berarti lolos verifikasi. Masalahnya, kalau kasus tidak seperti itu. Misalnya pemain menjelaskan kalau klub bohong belum bayar segitu, itu tidak menjadi mudah"
Memang benar, tidak akan jadi mudah, karena klub ingin tetap bermain, sementara pemain ingin hutangnya dibayar. Apakah klub akan membayar hutangnya pada pemain kalau pemain menyatakan berhenti bermain pada klub yang masih berhutang ?

PSSI mengancam kepada klub yang memalsukan dokumen akan dicoret dari keikutsertaannya di kompetisi ISL musim 2014, begitu pula jika yang memberi keterangan palsu adalh pemain, maka yang bersangkutan akan dihukum ditingkat Komisi Disiplin PSSI.
Kita berharap verifikasi yang dilakukan PSSI benar - benar dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku, sepertinya PSSI sudah waktunya melibatkan pihak ketiga dalam melakukan verifikasi, yang tidak terkait dengan kepentingan-kepentingan politik maupun kepentingan kepemilikan klub oleh anggota pengurus PSSI

Kapan lagi PSSI ? sekarang waktunya PSSI berubah.  . . . . . .kita tunggu verifikasi model PSSI
Majulah sepak bola Indonesia !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun