Mohon tunggu...
dukuhmencek 2024
dukuhmencek 2024 Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Profesi

Dukuh Mencek Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lawan Tinggi Angka Stunting! Mahasiswa Profesi Ners 14 Menggelar MMD I Bersama Tenaga Kesehatan dan Lintas Sektor di Desa Dukuh Mencek

9 Maret 2024   14:26 Diperbarui: 9 Maret 2024   14:37 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Kemenkes per tahun 2024, data stunting di Indonesia masih menunjukkan angka yang tinggi yaitu mencapai angka 21,6% berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI). Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi penyumbang angka stunting paling besar, 3 Kabupaten dengan angka stunting paling tinggi Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Situbondo.

Mahasiswa Profesi Ners A'14 Universitas Muhammadiyah Jember yang praktik keperawatan komunitas di salah satu Desa dengan angka stunting paling tinggi di Kabupaten Jember, yaitu  Desa Dukuh Mencek juga turut serta melakukan upaya guna menurunkan angka stunting. Sebelum melakukan intervensi, Kelompok 01 Profesi Ners A'14 Universitas Muhammadiyah Jember melakukan musyawarah masyarakat desa (MMD) pada tanggal 06 Maret 2024 bersama perangkat desa, bidan wilayah, perawat wilayah, pihak Rumah Desa Sehat, serta kader posyandu.

Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bertujuan untuk menyamakan presepsi dari berbagai pihak yang turut serta dalam MMD, sebelum melakukan intervensi yang sudah dirancang oleh Kelompok 01 Profesi Ners A'14 Universitas Muhammadiyah Jember berdasarkan analisa yang sudah ditemukan oleh kelompok.

Hasil dari MMD di Desa Dukuh mencek yaitu, seluruh intervensi yang diajukan oleh kelompok 01 Profesi Ners A'14 Universitas Muhammadiyah Jember disepakati oleh semua pihak yang hadir dalam (MMD). Beberapa intervensi tersebut, diantaranya yaitu pembuatan makanan tambahan berupa nugget tempe daun kelor, skrining BB/U dan TB/U untuk mengetahui status gizi balita, simulasi pemberian makanan, serta penyuluhan stunting.

Beberapa intervensi diatas akan dilakukan saat posyandu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan ibu balita stunting, dan mengupayakan turunnya angka stunting sehingga dapat menjadi desa percontohan atau (role of model) untuk desa lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun