Masa Lalu Di Sebuah Lagu
Oleh: Bastian Arisandi
Terangnya seribu bintang takkan sanggup menyinari hatiku
Yang kuinginkan hanya dirimu cinta sejatiku
Kepada seribu bintang sampaikan salamku kepadanya
Hanya dia hanyalah dirinya yang aku cinta
Sayup-sayup terdengar lantunan lagu “Terangnya Seribu Bintang” lagu merdu dari Sultan. Mengalun syahdu disertai alunan nada gitar yang mengiris hati dari seorang Jack yang menikmati malam kesendirian. Jack berhenti sejenak menghirup segelas kopi pekat yang mulai berasa pahit karena penuh dengan remah-remahnya saja. Setelah itu Jack menyulut sebatang rokok. Terlihat dia sangat menikmati suasan malam itu.
Sejenak hening. Hanya suara bunyian malam yang terdengar manja di telinganya. Ya dalam keheningan Jack mengingat masa-masa lampau yang sangat sulit untuk ia lupakan. Tak mampu juga untuk diungkapkan dengan kata-kata, hanya mampu ia ungkapkan lewat alunan lagu “Terangnya Seribu Bintang”.
Masih jelas berasa diingatan Jack masa 5 tahun silam. Masa sangat bahagia penuh suka dan duka bersama Nia. Ya Nia, seorang mahasiswi cantik nan mempesona teman kuliah Jack ya mulanya hanya teman kuliahan saja. Jack terbayang akan beberapa kejadian yang tak kan terlupakan bersama Nia. Bagaimana mereka mengerjakan tugas bersama, saling membantu pada saat ujian semester, maupun kenangan di mana ketika Jack akhirnya memilih meninggalkan semuanya.
**********
Mulanya siang itu, Jack dengan penuh semangat mengikuti sebuah mata kuliah. Ia duduk paling depan. Entah semangat apa yang membuatnya memberanikan diri untuk duduk di bangku paling depan, padahal biasanya Jack mencari tempat yang aman dari pandangan dosen apalagi dosen killer. Ketika duduk secara tidak sengaja Nia yang duduk di samping Jack menjatuh DHK (Daftar Hadir Kuliah) dan hendak mengambil DHK tersebut di bawa kursi dekat Jack. Nia hendak mengambil DHK dan secara Refleks Jack pun hendak mengambil DHK tersebut untuk Nia. Mereka berhadapan bertatap muka. Diam sejenak.
“Hmmmm” terdengar suara dosen mendehem.
Jack dan Nia secara refleks kembali ke tempat duduk masing-masing.
Semenjak itulah Jack dan Nia mulai terlihat akrab. Di mana ada Nia di situ ada Jack. Istilahnya seperti parasit (kampret bener Si Jack).
**********