Mohon tunggu...
Puisi

Tanah Basi Ibu Pertiwi

3 November 2017   21:21 Diperbarui: 3 November 2017   21:29 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anyir bau air di sudut empang

meludah di setiap langkah para pemikir

Tak elok rasanya mencibir takdir,

tak pantas rasanya menghujat Bumi Pertiwi

Aku lahir di tanah ini

membasuh setiap jejak di bingkai umur

Tak apa kusesali setiap lupa diri,

tak apa kujejali harapan di mata batin yang rapuh ini

Aku mungkin harus tertawa, menertawai ketelanjangan pikir di ujung perenungan

Apa mungkin semuanya akan berakhir, sementara aku lupa tanah yang kupijak belum kurengkuh dalam rajutan umurku.

Yogya, November 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun