Mohon tunggu...
Duhita Dundewi
Duhita Dundewi Mohon Tunggu... -

nothing special

Selanjutnya

Tutup

Politik

Khofifah Indar Parawansa: Pemunculan Kembali Pemimpin Perempuan Jawa Timur

16 Agustus 2013   14:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:14 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salut untuk masyarakat Jawa Timur, atas penerimaannya yang luar biasa terhadap Khofifah Indar Parawansa sebagai pemimpin perempuan. Gegap gempita dukungan yang terus membesar terhadap dia hingga dua minggu menjelang hari pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur (29 Agustus 2013) adalah pertanda mengemukanya kesadaran sejarah yang telah lama tertimbun dalam mentalitas masyarakat Jatim. Masyarakat Jawa Timur dengan segala keunikannya, telah menjunjung tinggi martabat perempuan pada kedudukan tertinggi, jauh sebelum ajaran kesetaraan gender dipikirkan oleh orang-orang di dunia barat.

Jawa Timur adalah rujukan penting dalam menemukan asal-usul kesadaran sejarah bangsa Indonesia. Majapahit akan selalu terbaca oleh siapa saja yang membuka kembali sejarah bangsa ini secara mendalam. Mengabaikan Jawa Timur sama artinya dengan mengabaikan Indonesia. Dan pengabaian ini dilakukan secara sengaja oleh persekongkolan kuasa dan media massa di Jakarta. Media massa, kini lebih sering dugunakan untuk menutupi, daripada membuka kenyataan yang sebenarnya. Perhatikan berita-berita Jawa Timur dalam sebulan terakhir. Betapa pemunculan pemimpin perempuan di Jawa Timur tidak mendapat porsi yang memadai di pentas nasional. ( Dalam kesempatan lain akan diuraikan bagaimana persekongkolan ini bekerja di Jawa TImur).

Majapahit di Jawa Timur pernah menobatkan pemimpin perempuan yang bijak bestari. Dialah Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350), Bhre Kahuripan, yang dari rahimnya terlahir Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang terkenal itu. Penerimaan yang luar biasa seluruh masyarakat Jawa Timur terhadap pemimpin perempuan pada masa itu terbayar oleh kelahiran anak yang kelak menjadi Raja Besar Majapahit: Hayam Wuruk. Penerimaan Masyarakat Jawa Timur sekarang terhadap Khofifah Indar Parawansa kelak bakal terbayar dengan kebijakan pemerintahan yang jujur dan adil di Jawa Timur. Demikian sejarah mengajarkan.

Tribhuwana Wijayatunggadewi memerintah Majapahit setelah Jayanegara (1309-1328), Raja Majapahit sebelumnya, yang mati terbunuh oleh tabib istana bernama Ra Tanca. Jayanegara adalah orang yang selama hidupnya ketakutan akan kekuasaan Majapahit yang bakal jatuh ke tangan Tribhuwana. Dia tidak pernah berhenti menghalang-halangi Tribhuwana, hingga berencana melarang Tribhuwana menikah karena takut suaminya bakal menjadi saingannya. Jayanegara tidak cakap dalam memerintah negeri. Dia lebih banyak menimbulkan keresahan dan ketakutan di tengah masyarakat. Dia lebih suka bersekongkol dengan kepentingan-kepentingan yang menyenangkan dirinya daripada bertindak mengikuti keinginan rakyat yang tidak banyak meminta. Jayanegara menemui ajal tanpa mengundang sesal dari seluruh penghuni negeri. Pemerintahan Majapahit kembali ke jalan yang ajeg adilnya ketika kekuasaan berada di tangan seorang perempuan: Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Lima tahun terakhir di Jawa Timur, tidak ubahnya seperti masa ketika Jayanegara berkuasa di Majapahit. Ada persekongkolan modal, media, dan kuasa di Jawa Timur yang telah membawa sengsara rakyat Jawa Timur (ingat korban Lumpur Lapindo). Persekongkolan ini sudah mendekati ajalnya dengan bakal naiknya seorang pemimpin perempuan yang bakal memimpin Jawa TImur. Ra Tanca dalam pemilihan gubernur Jawa Timur sekarang adalah rakyat Jatim sendiri, yang berkuasa sepenuhnya ‘mejatuhkan’ penguasa sekarang. Penguasa Jatim sekarang, adalah mereka yang berhasil menipu dan menang curang pada pemilihan gubernur Jatim 2008, yang telah menghabiskan miliran rupiah dengan cara yang licik untuk menjegal munculnya pemimpin perempuan di Jawa Timur: Khofifah Indar Parawansa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun