[caption caption="Foto bersama. Dokpri."][/caption]Sabtu, 20 Pebruari 2016, bertempat di ruang baca anak Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor, acara Bedah Buku "Belajar, Berbagi, Bersama" untuk pertama kalinya dapat berlangsung berkat kerjasama antara OSPEK Kinomedia Chapter Bogor dengan Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor, Kinomedia WA, Grasindo Publisher dan Toko Buku Kalian. Beberapa komunitas pun ikut serta meramaikan kegiatan ini, yaitu OSPEK Kinomedia Chapter Tanggerang, OSPEK Kinomedia Chapter Bekasi dan Kelas Inspirasi Bogor. Sebagai pengisi acara, Ari Keling dan Novanka Raja hadir untuk membahas proses kreatif yang mereka jalani selama menulis novel-novel mereka. Tujuannya adalah untuk menginspirasi para peserta agar mau bersusah payah dalam menghasilkan sebuah karya. Sebab, syarat mutlak yang dibutuhkan oleh siapa pun yang ingin menjadi penulis adalah 5 % kerja keras, 5% kerja keras dan 90 % kerja keras!
Memulai sesi pertama, seorang penulis, Ari Keling berbagi cerita selama menulis novelnya “Pemilik Sepi”. Moderator acara, Nurul Istiqomah, mengawali acara dengan memberikan ulasan singkat mengenai novel terbitan Grasindo ini.
“Novel ini menceritakan tentang kisah dan perasaan yang mungkin pernah kau alami, sedang kau alami atau sekedar pernah terlintas di benakmu. Kisah ini membuatmu berpikir tentang kesetiaan, tentang melepaskan, tentang merelakan dan tentang membuat keputusan untuk dirimu sendiri dan untuk seseorang yang kau pilih untuk kau cintai,” tuturnya.
Kemudian penggalian proses kreatif selama menulis novel ini pun berlanjut. “Saya mulai menulis novel ini dari bagian epilog, dimana dalam bagian tersebut diungkapkan siapa itu si ‘Pemilik Sepi’,” jelas Ari Keling menjawab pertanyaan moderator mengenai awal mula menulis novelnya, “Sebenarnya ide awal cerita ini adalah adegan saat Amanda (tokoh utama) berada di rumah sakit. Setelah itu setiap bab saya kerjakan dengan cukup mudah dalam waktu yang cukup singkat. Satu bab satu hari. ” lanjutnya.
[caption caption="Ari Keling Bercerita"]
Dalam kesempatan ini selain memberikan gambaran mengenai jalan cerita novelnya (yang berhasil membuat peserta menjadi penasaran ingin membaca), pemuda asal Bekasi ini pun tak sungkan untuk menceritakan perjuangannya menjadi seseorang yang berkarir sebagai penulis. Penjelasan ini berangkat dari salah seorang peserta yang bertanya apakah penulis bisa menjadi sebuah karir.
“Penulis bisa menjadi sebuah karir. Tetapi saya tidak menganjurkan,” ungkapnya, “Jika saat ini kalian menempuh pendidikan di bidang lain misalnya, guru, menjadi guru yang bisa menulis, itu lebih keren.”
Diungkapkan oleh Ari Keling, awal ia memutuskan untuk berkarir sebagai penulis setelah resign dari sebuah perusahaan karena sudah lelah bekerja. Pada saat itu ia mendapatkan dukungan dari sang ibu atas caranya bekerja melalui menulis, sebagai pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Proses yang beliau tempuh tentu saja tidak mudah. Beliau juga menceritakan mengenai pengalaman mengirimkan tulisan-tulisannya ke berbagai media. Kalau dihitung-hitung, dari 14 karya yang berhasil diterbitkan, yang tidak diterbitkan jumlahnya jauh lebih banyak lagi. Tetapi, apakah itu membuatnya berhenti menulis? Tentu saja tidak. Marilah kita nantikan karya-karya terbaru penulis ini.
Masuk pada sesi kedua, giliran Novanka Raja membedah proses kreatif dibalik “Egocentris : Destiny”. Novel yang diterbitkan oleh penerbit Kinomedia pada tahun 2015 ini merupakan seri kedua dari pendahulunya yaitu “Egocentris : Embrio”. Kali ini dipandu oleh moderator Shinta Rose yang menyatakan bahwa novel ini bisa jadi “obat yang menyembuhkan” bagi para pembacanya.
“Novel ini berisi 38 kisah tentang hidup, cinta, agama, dan takdir,” tutur Novanka Raja sebagaimana yang tertulis di cover depan novel. Disampaikan bahwa kisah-kisah yang terkemas dengan apik dalam novel tersebut akan mengubah hidup pembacanya. Bisa jadi benar, sebab seperti yang pernah dikatakan oleh salah seorang pembacanya,
“Membaca Egocentris seperti membaca sebuah perjalanan batin. Dalam hidup kita selalu menemukan itu, selalu ada pencapaian yang ingin diraih, cinta dan hidup itu sendiri. Buku ini begitu menarik, karena penulis berhasil mengemasnya dengan baik,” dikutip dari Rini Intama (penulis).