Kukemasi bait-bait rindu yang berserakkan
Kusimpan dan menguncinya dalam tas tangan yang kau sulam dulu
Lalu berlari kencang mengejar kereta kencana Â
Tuk mengantarkan resah-resah ini ke pelabuhan hatimuÂ
Melepuhlah ia
Saat telaga rindu keruh dikeruk keganasan angkara
Dengan terseok
Menggapai-gapaikan tangan menjemput belai lembutmu yang biasa menghantar tidur
Aku tetap melangkah
Meskipun itu perlahan dipapahÂ
Lalu bathinku terkapar
Menggelepar terhadang sang kala pembunuh rindu
Ia tak kuasa berjalan meski hanya sejarak kejapan mata
Tapi semangat juang tak pernah padam
Melangkahlah
Dan terus melangkah
Jangan bersurut mundur
Karena itu jalan menenteng rinduku
Ke tempat yang harusnya dituju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H