Ia mengeras bersama sisa cinta yang terhanyut diderasnya persaingan bunga-bunga penebar pesona
Â
Sudikah kau duduk sejenak mendengar keluhku? Pintaku
Kan kuceritakan tentang  anggur merah yang telah tertumpah dari gelasnya
Ia lelah menunggu sepasang bibir tak kunjung datang
Â
Kecuplah rinduku
Maka mentari tak kan meninggalkan kaki langit
Seperti dulu matamu selalu berbinar menyinari relung gelapku
Kembalilah
Agar rinduku berpeluk pada rindumu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!