Sayangku. Sekarang, semua kegundahan seolah mendapat jawab. Setelah bertemu kamu, jiwaku tenang kembali. Ketika ruang yang terus bersekutu dengan waktu, lamat-lamat aku mulai menyadari senja telah hilang. Aku dan dia mulai mengabaikan pijar lampu dan riak lautan. Aku sangat mahfum akan ketuaan usiaku, kusempatkan menatap wajahku dari balik bayang senyum manismu. Dan kurasakan getaran mesrah ada di situ, bukan dari wajah lugunya.
Perpisahanku dengannya tak hendak aku ceritakan juga. Itu tak akan membalut luka hatimu, karena kau pasti mengira aku telah berselingkuh. Akan banyak kata-kata tak terucap sebab tak mampu untuk mengubah apa-apa. Jika demikian benar adanya, kupastikan bahwa kamu akan tersentak melihat cahaya bergetar bersama mega. Bersama naungan pijaran cahaya indah, kamulah wanita paling istimewa di seantero jagat bumi ini.
Dan malam ini, kupastikan aku tidak akan menerima apapun lagi dari dirinya sebagai putusnya rajutan seonggok cinta yang hanya mengisi sela-sela ruang hampa. Untunglah dia mengerti, detik itu juga, segala apa yang ada pada diriku telah ia lupakan dan dilabuhkannya pada lelaki lain.
Maafkan aku, sayangku.
0000ooo0000
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community : http://m.kompasiana.com/androgini
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H