Saya sama sekali tidak mengira bahwa dunia tulis menulis akan menjadi tempat saya menyandarkan keberlangsungan hidup. Sumpah, awalnya menulis itu hobi yang baru mulai saya tekuni pada saat duduk di bangku kuliah di Universitas Diponegoro Semarang. Apalagi ketika saya mahasiswa aktif di pers kampus yang semakin menggiring saya lebih aktif di dunia jurnalistik. Semua aktifitas kala itu itu semakin membuat passion kian bergairah sehingga bisa terus berlatih.
Kalau ditanya cita-cita, memang apa yang saya jalani jauh panggang dari asap. Dari kecil impian saya menjadi dokter, namun tidak berhasil menembus fakultas kedokteran membuat saya harus terdampar di jurusan lain di Fakultas Sastra. Di jurusan ini otomatis harus bisa menuli dengan baik. Dari kecil saya juga suka membaca dan menulis. Dan Alhamdulillah setelah menjalani passion itu beberapa prestasi mulai muncul misalnya juara harapan 1 penulisan Lomba Golongan Karya Tingkat Jawa Tengah, Finalis penelitian mahasiswa nasional dan sebagainya.
Passion yang saya tekuni memang tidak sia-sia, disamping menyalurkan hobi juga bisa mendatangkan rejeki. Setiap minggu sewaktu kuliah saya rajin mengirim artikel ke media local di Semarang dan Alhamdulillah minimal sebulan sekali ada tulisan saya yang dimuat baik di harian Suara Merdeka, Wawasan, Bernas dan sebagainya. Â Honornya meski tidak besar, lumayan untuk menambah uang saku dan belajar mandiri. Namun yang paling penting adalah aktualisasi diri karena dengan tulisan kita dimuat membuat kita jadi dikenal hehehe.
Lepas kuliah saya ke Jakarta dan menggeluti karir jurnalistik. Mulai dari menjadi wartawan majalah Gamma, Gatra dan Tabloid Haji. Karena setiap hari berkecimpung di dunia jurnalistik membuat kemampuan menulis saya makin terasah . Semakin lama passion ini kian berkembang sehingga ada side job dari nara sumber seperti membuat buku, artikel dan sebagainya. Ketika jerih payah ada hasilnya dalam bentuk uang maka kita semakin bersemangat menekuni profesi ini.
Setelah hampir 10 tahun bekerja, saya berpindah kudran dari pekerja menjadi wiraswasta. Saya mendirikan CV bernama Bianglala Kreasi Media yang bergerak dalam bidang pengelolaan majalah internal, penulisan, buku, pengelolaan web, dan penerbit self publishing. Dalam menjalani suatu bisnis memang tidak lepas dengan pasang surut, namun saya berusaha konsisten di tengah usaha yang tidak mudah. Karena itu saya sempat 3 tahun balik lagi bekerja di anak perusahaan Telkom sebelum tahun 2011 benar-benar menjadi pekerja mandiri.
Alhamdulillah sudah 5 tahun saya menjalani profesi di dunia penulisan. Selain jasa penulisan, saya juga menjadi trainer penulisan khusus untuk korporat dan beberapa perusahaan yang menggunakan jasa saya adalah Bank Indonesia, PT Telkom, Departemen Agama, PT PLN Persero, PT Pos, Kementrian Perhubungan dan sebagainya. Saya biasa membawakan materi mengenai penulisan artikel, penulisan knowledge capturing dan pengelolaan bulletin internal.
Saya bersyukur karena dari menjadi trainer tersebut saya sudah melanglang ke brebagai wilayah dari Sumatera Utara, Bali hingga Papua. Profesi tersebut masih saya tekuni yakni menerima job sebagai pembicara penulisan. Dan jika sepi job saya mengadakan pelatihan baik online maupun offline. Pelatihan public yang saya adakan tidak rutin karena ceruk dunia penulis ini tidak besar, disamping permintaan sedikit, persaingan juga cukup ketat.
Masih menggunakan bendera bianglala kreasi media, saat ini saya juga menekuni jasa penulisan buku atau sebagai ghost Writers . Sebagai penulis bayaran, saya sudah membantu 15 klien menuliskan buku, misalnya H Surasa mantan Dirut BBD, Alumni ITB 1986, Situs Gunung Padang, PTLTG SEi Gelam PT PP Persero dan Unit Pembangkit Muara Tawar. Saya memang tidak spesialis buku biografi, karena sebagian juga buku knowledge capturing seperti tokoh kelistrikan di Pembangki Jawa bali dan sebagainya.
Disamping menjadi asisten penulis, saya telah menelurkan buku sendiri sebanyak 15 judul. Buku yang non fiksi antara lain Kaya Cara nabi, Rezeki Nomplok, Menulis Dalam Kepala dan sebagainya. Sedangkan buku Fiksi diantaranya, Senandung Bukit Senja, Sacred Promise dan Ali Gesit si Bocah Kuat. Nah buku Ali Gesit Bocah Kuat merupakan buku yang membanggakan saya karena menjadi juara 1 penulisan naskah anak keagaaman yang diadakan oleh Kementrian Agama.
Selain menulis saya mempunyai passion lain yakni komedi. Meski selera humor saya pas-pasan tapi saya berhasil menang juara 2 lomba Stand Up Comedy PON Jabar 2016 beberapa waktu lalu. Â Setelah itu, saya pun beberapa kali diundang kawan-kawan di sekolah alam Cikeas, komunita pengusaha Cibubur, perusahaan swasta untuk menghibur menjadi pelawak tunggal. Selain itu saya juga aktif berinteraksi di media sosial dan mengeloa akomunitas Pancasila, berkat aktifitas di medsos saya diundang oleh Presiden Jokowi untuk makan siang bersama di istana 30 September silam.
Itulah sekelumit passion saya dalam bidang menulis dari hobi dan menjadi bisnis. Sebagai pekerja mandiri tentu kita harus membekali diri dengan asuransi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan. Nah saya juga telah mengambil asuransi baik kesehatan untuk keluarga maupun asuransi jiwa agar lebih nyaman dalam bekerja.