Oleh : Dudung Koswara, M.Pd
Keberadaan walikelas di satuan pendidikan ibarat para walikota dan bupati di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walikelas memiliki autoritas penuh untuk mengelola ruang kelas dan warga kelasnya. Pengelolaan ruang kelas dan warga kelas yang baik secara mikro dapat membentuk iklimpositif satuan pendidikan secara makro.
Walikelas adalah “ibu/bapak” dari warga kelas yang beragam potensi dan karakter. Keberagaman warga kelas menjadi warna alami dinamisnya ruang kelas. Latar belakang warga kelas sangat berpengaruh terhadap kondusifitas ruang kelas. Kondusifitas kelas akan sangat tergantung pada kemampuan walikelas dalam memediasi semua potensi dan keberagaman warga kelas.
Dibutuhkan sebuah kemampuan dan langkah cerdik dalam seting kelas dan warga kelas. Ruang kelas yang nyaman, menyenangkan dan penuh kekeluargaan akan sangat positif terhadap keberlangsungan proses kegiatan belajar mengajar. Mengingat mindset kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik maka ruang kelas harus menjadi ruang ramah belajar yang disenangi peserta didik sebagi subjek belajar.
Menurut penulis ada beberapa langkah yang mesti dilakukanwalikelas agar warga kelas benar-benar menikmati kelas sebagai “rumah belajar” yang membuat peserta didik betah dikelas. Langkah pertama adalah desain interelasi yakni membangun komunikasi konstruktif dengan semua warga kelas, dengan guru mata pelajaran dan orangtua. Kehangatan walikelas dalam merangkul semua warga kelas dan memediasi hubungan warga kelas dengan guru mata pelajaran dan orangtua akan sangat membantu suksesnya proses belajar warga kelas.
Walikelas harus menjadi teman dewasa yang memiliki banyak waktu untuk berkomunikasi dengan mereka, di kelas, di ruang guru, di luar kelas bahkan di dunia maya. Walikelas perlu memiliki semua no HP warga kelasnya, begitupun sebaliknya semua warga kelas harus familier dengan no HP walikelasnya. Kedekatan ini akan melahirkan iklim psikis yang positif sehingga kendala pembelajaran dapat terminimalisir dengan adanya komunikasi atau curhat warga kelasnya.
Semakin dekat dan saling mengenali antara walikelas dan warga kelasnya akan semakin baik posisi walikelas di mata warga kelasnya. Walikelas yang ramah, apresiatif penuh empatik akan membuat warga kelas nyaman dan merasa diakui. Usahakan walikelas mengetahui nama dan keunggulan setiap si pemilik nama bahkan hari ulang tahunnya. Mengenali nama, mengapresiasi kelebihan dan momen penting warga kelasnya adalah komunikasi yang epektif dalam membangun iklim kondusif diruang kelas.
Kedua, walikelas harus mampu mendesain interior kelas yang melibatkan kreatifitas warga kelas. Biarkan kelas didesain dan dipenuhi beragam asesoris yang menggambarkan keragaman potensi mereka. Bila perlu ruang kelas dapat memajang gambar-gambar narcis mereka, slogan-slogan motivasi mereka dan kata-kata mutiara tokoh idola mereka. Biarkan ruang kelas menjadi “kamar pribadi bersama” warga kelasnya. Biarkan kelas dicat beragam warna sebagai gambaran realitas mereka yang beragam karakter dan penuh energi.
Mengingat strategisnya walikelas di satuan pendidikan maka dua desain di atas (desain interelasi dan interior kreatif) setidaknya menjadi langkah sederhana yang dapat dilakukan para walikelas agar warga kelas betah di ruang kelas untuk belajar.
