Mohon tunggu...
DUDUNG NURULLAH KOSWARA
DUDUNG NURULLAH KOSWARA Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

History Teacher in SMANSA Sukabumi Leader PGRI Sukabumi City

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub DKI “Gerakan 3 A”

24 September 2016   04:44 Diperbarui: 24 September 2016   06:53 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada DKI “Gerakan 3 A”

Bila kita mau jujur Pilkada DKI tahun ini adalah sebuah proses demokrasi lokal yang paling berdampak pada level nasional bahkan mungkin dunia internasional. Siapa yang akan memimpin DKI Jakarta akan menjadi perhatian dan bahkan kepentingan banyak pihak. Saya menyebut Pilgub DKI tahun 2016 ini dengan “Gerakan 3A” karena  melibatkan tiga nama kompetiter yakni Ahok, Anies dan Agus.  Ini sebuah “pertarungan” yang bakal sengit versi pendukungnya masing masing.

Bagi saya sebagai pendidik terus terang ikatan emosional kepada tokoh pendidikan sekaliber Anies Baswedan dan pengusaha Sandiaga Uno bisa cocok dan saling melengkapi. Kota Jakarta perlu diedukasi oleh pemimpin yang humanis dan pengusaha yang dinamis bersemangat muda. Sebagai seorang  anak tentara saya juga memandang cocok pasangan  Agus Harimurti SBY dengan Sylviana Murni, kedisiplinan militer dan birokrat berpengalaman dibutuhkan di DKI Jakarta.

Namun sebagai guru sejarah saya memandang kehebatan dan popularitas 3 A akan ditentukan oleh siapa tokoh zaman ini. Dalam sejarah dikenal istilah zeitgeist (jiwa zaman) maka zaman atau alam akan memilih Si Pemilik zamannya. Dalam  hitungan subjektif saya sebagai guru sejarah yang akan menjadi pemenang dalam pilgub DKI Jakarta adalah Si A yang berbeda.  Si A yang berbeda yang dianggap  kafir, temperamental, edan, sableng, berani mati, melawan mayoritas  bahkan berani “melawan” Tuhan apalagi melawan penguasa akan menjadi pemilik zeitgeist. Prediksi saya Ahok akan unggul dalam satu putaran.

Si A lain yakni  Anies dan Agus adalah A yang sama-sama  cakep dan ganteng Ia memliki pesona yang cukup untuk meraih simpati pemilih DKI.  Anies   mantan Menteri Pendidikan yang  “dianiaya”  oleh regim Jokowi bisa memainkan perasaan publik mendulang simpati seperti dahulu tatkala SBY “dianiaya” oleh Presiden Megawati. Masalahnya Anies saat menjadi Menteri Pendidikan tak berhasil menyatukan organiasi profesi guru bahkan  dianggap memecah belah, ini akan menjadi kendala bagi Anies. Dukungan para pendidik terbelah dan mungkin hanya sedikit yang mendukungnya.

Si A yang ke tiga yakni Agus Harimurti tokoh muda yang cerdas, disiplin dan ganteng memang memesona tapi untuk kaliber DKI Ia akan dianggap “boneka”  cantik dari SBY yang hanya akan mengandalkan dukungan partai politik dan kharisma SBY. Agus nampaknya belum masuk dalam gerbang zeitgeist, menurut saya Agus zamannya bukan tahun ini. Sangat cocok kalau Agus suatu saat ketika Ia sudah mendapatkan bintang dipundaknya ikut “bermain” bahkan dalam level nasional. Anies dan agus hanya akan menjadi pelengkap Si Pemilik zeitgeist. Ini hanyalah prediksi  dangkal yang saya fahami dan mungkin  benar atau sangat meleset dari realitasnya kelak.

Gerakan 3 A yang dilakukan Ahok, Anies dan Agus akan dimenengkan oleh Ahok yang sudah lama berinvestasi dengan segala “keburukannya”. Anies dan Agus adalah dua orang baik yang tak cocok memasuki dunia mafioso DKI Jakarta. Alam akan “mengorbankan” Ahok untuk terus membenahi Jakarta. Orang-orang baik saja tak cukup memimpin Jakarta diperlukan orang edan, sableng berani mati bahkan berani “mematikan” orang lain agar DKI Jakarata sebagai etalase percontohan  politik setingkat daerah  berhasil dikembangkan. Ahok adalah pribadi totalis yang terlihat bengis dan ganas tapi cocok untuk DKI Jakarta. Anies cocok untuk menteri pendidikan walaupun “dipecat”  dan Agus cocok untuk menjadi TNI karier walaupun mengundurkan diri. Fenomena ini mengingatkan saya pada Norman Kamaru yang rela melepaskan uniform Polisinya demi masa depan yang dianggapnya akan lebih baik.

Tulisan ini membangkitkan alam bawah sadar saya untuk menuliskan apa yang akan terjadi pasca pemilihan Gubernur DKI persis seperti tulisan saya sebelumnya ketika memprediksi Jokowi yang mengendalikan zeitgesit ketika semua sahabat saya mengunggulkan Prabowo. Selamat berjuang para calon pemenang, siap menjadi pemenang dalam Pilgub DKI adalah baik namun siapkan juga mental untuk menjadi "pecundang". Secara pribadi saya dukung ahli pendidikan Anies Baswedan untuk mengedukasi Jakarta namun secara prediktif saya mengunggulkan Ahok untuk membawa amanah perbaikan Jakarta sebagai halaman muka Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun